Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman (ibtimes.co.uk)
Dream - Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, membuat pernyataan kontroversial. Dia menyatakan akan menghancurkan Gaza secara total dan menyatakan perang melawan Hamas akan jadi yang terakhir.
" Sebagai Menteri Pertahanan, saya ingin mengklarifikasi kami tidak ingin memulai perang baru melawan tetangga di Jalur Gaza atau Tepi Barat, Libanon, atau Suriah," kata Lieberman, sebagaimana dikutip Dream dari laman independent.co.uk, Selasa 25 Oktober 2016.
" Di Gaza, seperti Iran, mereka berniat menghapus negara Israel... Jika mereka memaksakan perang kembali di Israel, itu akan menjadi yang terakhir. Saya ingin tekankan kembali, itu akan menjadi konfrontasi terakhit karena kami akan sepenuhnya menghancurkan mereka," tambah dia.
Pernyataan itu diucapkan Lieberman dalam wawancara dengan koran Palestina yang berbasis di Jerusalem, Al Quds. Pernyataan itu memicu beragam komentar yang berujung kecaman dari pengguna media sosial di Palestina.
© Dream
Kecaman banyak bermunculan dari para pendukung Hamas. Bahkan, sejumlah tanggapan menyebut keputusan Al Quds mewawancarai pejabat Israel yang dijuluki 'pembunuh' harus dilarang.
" Konflik dengan musuh bukan sekadar soal kekuasaan, namun termasuk juga ideologi dan budaya... Oleh sebab itu, setiap bentuk normalisasi dengan Israel harus dilarang," kata salah satu netizen.
Hamas yang menang dalam pemilihan umum setempat memiliki kuasa mengendalikan Gaza pada 2006. Saat itu, terjadi empat konflik singkat namun berdarah antara Gaza dengan Israel.
© Dream
Lieberman yang mulai menjabat sebagai Menhan pada Mei lalu, membuat sejumlah ancaman yang ditujukan langsung kepada pemimpin Hamas Gaza, Ismail Haniya. Dia bekerja di bawah pemerintahan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu.
Kepemimpinan Netanyahu dikenal sebagai rezim politik sayap kanan paling ekstrim dalam sejarah Israel. Banyak pejabat pemerintah secara terbuka menentang pengakuan atas Palestina.
Lieberman sendiri yakin pada solusi dua negara dan mengkritisi pendudukan Israel di Tepi Barat. Pendudukan tersebut menjadi salah satu hambatan terbesar upaya kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.
Dalam wawancara itu, Lieberman juga mengkritisi Kepala Otoritas Tepi Barat Palestina, Presiden Mahmoud Abbas. Lieberman mengatakan Mahmoud tidak terlalu banyak berbuat sesuatu untuk mencegah konflik yang dipicu gerakan kemerdekaan Palestina.
Pemilu lokal di Gaza dan Tepi Barat yang rencananya digelar awal tahun ini telah ditunda. Ini lantaran tidak ada kesepakatan yang berhasil ditempuh antara Hamas dan Fatah.
Hamas mendapat dukungan secara luas. Banyak rakyat Palestina berharap Hamas mengendalikan Tepi Barat jika pemilu digelar dalam waktu dekat.
Advertisement

Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

Mantan PM Kanada Justin Trudeau dan Katy Perry Akhirnya Mesra di Depan Publik

Pria Ini Dirikan Pusat Terapi dengan Anjing, Bantu Pasien Autisme hingga Alzheimer

Potret Tak Biasa Prilly Latuconsina, Pede Meski Pakai Banyak Koyo


Main Cantik Indonesia, Komunitas Seru Buat Perempuan Pecinta Motor
