Penampakan Bukit Sylvia, Labuan Bajo, NTT. (Foto: Maulana Kautsar)
Dream - Afri Fito, pengemudi yang membawa saya melaju dengan kencang. Dia beberapa kali mengumpat. Menyalahkan sepasang muda-mudi di atas motor.
" Kambing!" kata dia.
Dia membawa misi khusus: membawa saya dan tim Dompet Dhuafa menuju Bukit Silvia. Di lokasi, tiap pengunjung dapat melihat matahari terbenam.
Bukti Sylvia terletak di Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Ada beberapa versi penamaan bukit ini. Fito menyebut nama bukit itu diambil dari hotel yang dulu berdiri di bukit itu. Hotel itu kini sudah tidak ada.
Pukul 17.35 WIT sejumlah wisatawan mulai beranjak mendaki ke Bukit Sylvia. Seorang perempuan terus mengingatkan kawannya.
Peringatan itu betul adanya. Bukit Sylvia berkontur tanah kering, dengan batuan kerikil. Salah injak, pengunjung dapat terpeleset dan jatuh.
Untuk mendaki bukit ini, perlu waktu sekitar 10 menit hingga 15 menit. Cukup untuk membuat orang yang jarang berolahraga berkeringat.
Sesampai di atas bukit, sinar matahari senja akan menjadi latar istimewa untuk memandang Pantai Waicicu dan Bukit Kukus. Kapal-kapal pesiar dan hotel mewah dengan harga jutaan per malam akan tampak.
Matahari tenggelam bergerak cepat. Tak sampai 20 menit, matahari menghilang dari lazuardi. Momen itu diabadikan dengan jepretan kamera, swafoto, dan foto bersamaan. Ada pula yang duduk-duduk di bebatuan bukit sembari memandang matahari bergerak turun.
Meski demikian, keramaian di Bukit Sylvia nyatanya baru diketahui wisatawan domestik pada tahun 2010an. Sfefanus menyebut, warga negara asing menjadi pembuka jalan.
" Mereka yang mengenalkan Labuhan Bajo," kata Stefanus, Jumat, 9 Agustus 2019.
Stefanus bercerita, warga asing itu awalnya hanya menikmati ombak.
Konsep mengenalkan lokasi semacam ini telah menjadi peluang ekonomi baru bagi warga setempat. Upaya mengenalkan lokasi terpencil dan sekaligus memberdayakan masyarakat juga dilakukan Dompet Dhuafa.
Lembaga filantropi ini akan menggelar Wisata Tebar Hewan Kurban di Kampung Ronting, Kabupaten Manggarai Timur.
Markom Dompet Dhuafa, Kochar mengatakan, kegiatan tebar hewan kurban sekaligus mengajak masyarakat Indonesia mengenal kearifan lokal. Dia mengajak influencer, Chikita Fawzi dan Wardah.
" Harapannya, dengan mengajak influencer dan brand yang besar, akan memberikan informasi tebaran hewan kurban dan kondisi saudara-saudara kita yang membutuhkan," ujar Kochar.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib