Menkes Budi Gunadi Sadikin
Dream - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengaku khawatir terjadi lonjakan kasus Covid-19 pada Januari-Februari 2022. Kondisi tersebut dapat memengaruhi pelaksanaan KTT G20.
" Saya benar-benar khawatir, kalau nanti Januari-Februari loncat, itu enggak ada yang mau datang, kepala negara G20 itu ke kita," ujar Budi, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IX, disiarkan kanal DPR.
Karena itu, Budi meminta semua pihak untuk mempertahankan kondisi saat ini yang cukup longgar hingga awal tahun. Kemenkes juga telah menerapkan kebijakan konservatif mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 usai libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
" Kondisi sekarang kan sebenarnya sudah cukup longgar, kita tahan dulu," kata Budi.
Dia juga meminta agar anggota Dewan turut membantu menahan laju penularan Covid-19. Salah satunya dengan cara mengingatkan masyarakat untuk tidak bereuforia lebih dulu karena pelonggaran.
" Nanti kalau kita bisa lewati Januari-Februari dengan baik, itu Insya Allah ke depannya kita bisa lebih baik karena kita sudah lebih ketemu cara menangani pandemi ini," kata dia.
Budi menerangkan, kenaikan kasus kerap terjadi ketika tren kasus baru sudah cukup melandai yang berdampak pada diberlakukannya pelonggaran. Sayangnya, masyarakat kerap melakukan euforia berlebihan yang akhirnya memicu kemunculan kasus baru yang semakin banyak.
" Semua kenaikan kasus itu selalu terjadi sesudah penurunan, karena kita euforia, kita lupa, kita pengen buru-buru terbuka, sehingga naik lagi dan itu terjadi terus sudah dua kali," kata dia.
Dream - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan tarif PCR diturunkan sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo sebesar Rp300 ribu. Menurut dia, tarif tersebut adalah harga termurah di seluruh dunia.
" Harga PCR yang ditentukan Presiden kemarin itu sudah 10 persen paling bawah, paling murah dibandingkan tes PCR di seluruh dunia," ujar Budi, disiarkan kanal Perekonomian.
Menurut Budi, tarif PCR awal sebesar Rp900 ribu sebenarnya 25 persen lebih rendah dibandingkan dengan negara lain. Apalagi jika diturunkan menjadi Rp300 ribu.
" Kalau misalnya diturunkan ke Rp300 ribu, itu mungkin masuk yang paling murah dibandingkan dengan harga PCR airport di dunia," kata dia.
Budi mengakui tarif PCR termurah di dunia masih dipegang di India. Di India, tarif PCR dipatok Rp160 ribu.
" Tapi memang India membuatnya di dalam negeri kemudian ekonominya berkembang karena juga rakyatnya banyak, itu bisa tercapai," kata dia.
Lebih lanjut, Budi menyatakan penurunan tarif PCR tidak mendapat subsidi dari Pemerintah. Sebab, tarif normalnya memang sudah turun.
" Pemerintah tidak merencanakan ada subsidi karena memang kalau kita lihat harganya, apalagi sudah diturunkan, itu sudah cukup murah," kata dia.
Dream - Pemerintah bakal menurunkan batas maksimal tarif tes PCR menjadi Rp300 ribu. Masa berlaku hasil tes juga diperpanjang menjadi 3x24 jam untuk pelaku perjalanan udara domestik.
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhur Binsar Pandjaitan, mengungkapkan rencana penurunan tersebut merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo. Arahan tersebut disampaikan saat rapat terbatas siang tadi.
" Mengenai arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp300 ribu dan berlaku selama 3x24 jam untuk perjalanan pesawat," ujar Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM, disiarkan Sekretariat Presiden.
Luhut mengatakan keputusan ini diambil setelah Pemerintah mendapat banyak masukan mengenai penerapan PCR sebagai syarat penerbangan domestik. Selain itu, dia juga memberikan alasan diwajibkannya PCR meski kasus mengalami penurunan dan banyak daerah sudah turun level PPKM.
" Perlu dipahami bahwa kebijakan PCR ini diberlakukan karena kami melihat risiko penyebaran yang semakin meningkat karena mobilitas penduduk yang meningkat pesat dalam beberapa minggu terakhir," ucap Luhut.
Selain itu, Luhut menyatakan penetapan kebijakan PCR juga mempertimbangkan kasus yang terjadi di luar negeri. Di mana di sejumlah negara terjadi kembali lonjakan kasus Covid-19.
" Sekali lagi saya tegaskan, kita belajar dari banyak negara yang melakukan," kata dia.
Lebih lanjut, Luhut mengungkapkan Pemerintah tetap menerapkan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) dan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak) meski kasus Covid-19 melandai. Diharapkan tidak terjadi lagi lonjakan Covid-19 mengingat sebentar lagi akan ada momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
" Secara bertahap, penggunaan tes PCR akan juga diterapkan pada transportasi lainnya selama dalam mengantisipasi periode Nataru," ungkap Luhut.
Advertisement