Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko (Foto: Dream/M Ilman Nafi'an)
Dream - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebut ada pihak yang ingin memanfaatkan aksi 22 Mei saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
" Saya ingin menjelaskan, bahwa ada upaya sistematis yang akan memanfaatkan situasi kalau terjadi pengumpulan massa. Ini harus dipahami betul oleh semua pihak. Rencana ini bukan main-main, sungguhan. Ada sekelompok tertentu yang ingin situasi dimanfaatkan sebaik-sebaiknya," ujar Moeldoko dikutip dari laman Liputan6.com, Sabtu 18 Mei 2019.
Meski demikian, ia enggan menyebut pihak mana yang ingin memanfaatkan aksi 22 Mei di depan KPU itu.
" Bisa perorangan, bisa terorisme.Ya lihat nanti saja perkembangannya. Tidak perlu saya sampaikan dan jelaskan secara detail. Tapi saya perlu sampaikan bahwa ada upaya untuk membuat situasi jadi tidak baik," kata dia.
Moeldoko mengimbau kepada masyarakat dari luar Jakarta yang memiliki rencana datang mengikuti aksi di depan KPU pada 22 Mei 2019 mendatang untuk mengurungkan niatnya.
" Pada akhirnya digunakan sebagai tempat yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu itu. Semuanya rugi, semuanya dari kita akan rugi. Ngapain jauh-jauh dari luar kota ke Jakarta, tahu-tahu menghadapi sebuah musibah," kata Moeldoko.
Mantan Panglima TNI itu mengatakan aparat keamanan juga telah memiliki strategi pengamanan pada aksi 22 Mei. Meski demikian, ia menampik adanya isu akan diterjunkannya penembak jitu atau sniper untuk mengawal aksi tersebut.
" Saya ingin tegaskan, tidak ada sniper. Jadi supaya paham agar tidak digulung jadi berita yang merugikan pemerintah. Saya katakan dengan tegas, tidak ada sniper," kata dia.
(Sumber: Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)
Dream - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan perkembangan berita hoax belakangan ini sudah sangat meresahkan. Tidak hanya pemerintah, media juga merasakan dampak buruk dari barangnya berita bohong.
" Trust berkurang, kepercayaan publik jadi berkurang," ujar Moeldoko dalam pertemuan dengan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta, Rabu 11 Juli 2018.
Menurut Moeldoko, keberadaan berita hoax sudah tidak bisa lagi didiamkan. Sebab, dampaknya bisa meluas dan menimbulkan kecurigaan di antara masyarakat.
" Hoax ujungnya adalah memecah belah," ucap dia.
Pria yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI ini memberikan apresiasi terhadap langkah sejumlah media dalam mengatasi persebaran hoax.
" Saya terima kasih tekad teman-teman yang mengabarkan berita sesungguhnya dari pemerintah," kata dia.
Moeldoko juga menyampaikan pihaknya membuka pintu yang lebar bagi pihak yang ingin mengetahui bagaimana sebetulnya kinerja pemerintah.
" Bahkan kalau ada isu yang dihadapi dan tidak kunjung padam, saya langsung sampaikan ke Presiden. Presiden biasanya langsung rapatkan," ucap Moeldoko.
Ketua AMSI, Wenseslaus Manggut, berharap pemerintah dapat melibatkan media dalam penyusunan kebijakan. " Kami ingin dilibatkan dalam penyusunan regulasi," ucap Wens.
Advertisement
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!