Peluncuran Buku Fiqih Disabilitas (NU Online)
Dream - Kaum difabel kerap menemui kendala dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya fasilitas dan perhatian membuat mereka seperti tersisihkan.
Belum lagi soal aturan syariat yang lebih banyak mengatur urusan Muslim dengan kondisi tubuh normal. Padahal, Muslim difabel mengalami persoalan serupa.
Berangkat dari kondisi itu, Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) merilis buku panduan keagamaan untuk Muslim difabel. Buku ini memuat segala ketentuan fikih bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
" Buku ini dicetak oleh PBNU dan akan disebarluaskan ke banyak pihak termasuk DKM (Dewan Kesejahteraan Masjid). Yang jelas buku ini mendorong paradigma baru perihal difabilitas di tengah masyarakat," ujar Sekretaris LBM PBNU, KH Sarmidi Husna, dikutip NU Online, Jumat 30 November 2018.
Panduan ini disusun atas kerja sama antara LBM PBNU, Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), dan Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD UB).
Buku ini membahas secara rinci masalah yang kerap dialami Muslim difabel seperti ibadah murni, muamalah, pernikahan, maupun siyasah. Seluruh pembahasan didasarkan pada inventarisasi masalah yang dibahas di sejumlah diskusi intensif melibatkan pihak terkait.
Sarmidi menjelaskan buku ini muncul atas keprihatinan terhadap para Muslim difabel yang kerap terkendala ketika hendak beribadah. Sebagian masyarakat difabel sempat mendatangi LBM PBNU, berharap adanya solusi agama terkait persoalan yang mereka hadapi.
" Sebelum Munas NU di Lombok pada 2017 lalu kami didatangi kelompok disabilitas. Kami mengadakan diskusi terbatas dengan mereka," ucap Sarmidi.
Hasil diskusi tersebut disampaikan dalam forum Munas NU. Tetapi, hanya dibahas di komisi maudhu'iyah yang begitu konseptual.
" Karena tidak mungkin membahas secara rinci dengan kesempatan terbatas," ucap Sarmidi.
Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia, Gufroni Sakarii, mengapresiasi terbitnya buku ini. Menurut dia, selama ini kaum Muslim difabel sangat menantikan adanya buku semacam ini.
" Buku ini ditunggu-tunggu oleh kalangan disabilitas karena terus terang kami gelisah apakah ibadah kami diterima. Pasalnya, ibadah kami tidak masuk syarat dalam teks-teks agama yang beredar di tangan masyarakat," ucap dia.
Gufroni menyatakan buku ini memberikan manfaat sangat besar terhadap Muslim difabel. Sejauh ini, belum ada kitab yang khusus membahas ketentuan fikih bagi kelompok difabel.
" Alhamdulillah, kalau di luar hiruk pikuk politik, kita di sini membicarakan masalah yang sangat dibutuhkan oleh kalangan difabel," ucap Gufroni.
Apresiasi juga disampaikan oleh istri Presiden Abdurrahman Wahid, Hj Shinta Nuriyah. Dia juga berterima kasih atas langkah PBNU membuat terobosan yang memihak kaum difabel.
" Sejak kecil belajar fikih, saya tidak pernah mendengar fikih disabilitas. Saya tidak pernah membayangkan ada buku dengan tema ini," ucap Shinta. (ism)
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal