Pakai APD, Istri Ketua IDI Papua Barat Temani Jasad Suami Tercinta

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 27 Agustus 2020 16:54
Pakai APD, Istri Ketua IDI Papua Barat Temani Jasad Suami Tercinta
Mendiang dr. Titus merupakan pasien Covid-19, sementara istrinya juga dokter yang sedang dalam pemulihan karena virus tersebut.

Dream - Cerita memilukan para dokter dan tenaga medis yang harus kehilangan nyawa karena Covid-19 seakan tak ada habisnya. Sebuah berita duka kembali datang dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia), kali ini dari wilayah Papua Barat.

Dokter Tirus Kaba, Ketua IDI wilayah Papua Barat meninggal dunia karena Covid-19. Sang istri, dr. Jenny yang juga pasien Covid-19 dan masih dalam masa pemulihan, tak mau melepas sang suami begitu saja.

Mengenakan hazmat atau APD warna merah mudah, dr Jenny setia mendampingi jasad suaminya. Kesedihan mendalam terlihat saat beliau menangis di atas peti mati dr. Titus.
Foto dr. Jenny saat mendampingi peti mati suaminya diunggah oleh akun Twitter @aik_arif dan membuat banyak orang bersedih.

 

 

1 dari 6 halaman

Twitter aik_arif

" Trenyuh. dr Jenny, Istri Alm dr Titus Taba, Ketua IDI Papua Barat, jg dlm pemulihan covid-19, mendampingi jenazah suaminya. dr Titus adalah dokter ke-94 yg meninggal karena Covid-19. Masih juga kita abai? Mau seberapa banyak lagi yg mesti meninggal?," tulis @aik_arif.

 

 

 

 

2 dari 6 halaman

Diumumkan di Instagram IDI

Mendiang dr. Titus

Pihak Ikatan Dokter Indonesia mengunggah foto mendiang dr Titus Kaba di Instagramnya. Dari keterangan foto tertulis kalau dr. Titus merupakan seorang dokter spesialis THT-KL (Telinga, Hidung, Kepala, Leher) yang berpraktik di Papua Barat.

3 dari 6 halaman

Sholat Subuh Perpisahan Dokter Tertular Covid-19 di Perjuangan Terakhirnya

Dream - Kabar duka kembali datang dari tenaga medis di tengah pandemi corona. Salah satu dokter spesialis penyakit dalam, Dr. dr Adnan Ibrahim SpPD meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19.

Dokter yang bekerja di RS Pelamonia Makassar itu menghembuskan napas terakhir di usia 47 tahun pada Jumat, 15 Agustus 2020. Ia sebelumnya telah menjalani perawatan selama 3 minggu di RS Wahidin Sudirohusodo, Sulawesi Selatan.



Kepergian dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini meninggalkan duka bagi para rekan sejawat. Selama mengenal almarhumah, dokter Adnan dikenal memiliki kepribadian baik.

Salah satu rekan almarhum mengunggah kesaksian terakhir mengenai kepergian Dr. dr Adnan Ibrahim SpPD.

" Saya dr Wachyudi Muchsin SH  bersaksi engkau senior dan sejawat  baik, bahkan teramat baik dan saya bersaksi ya Allah Rabbul alamiiin Adnan hambaMu adalah orang yang shalih," tulis dr. Wachyudi di Facebook.

4 dari 6 halaman

Mengirim Isyarat

Dr. Wachyudi menceritakan kondisi dr. Adnan sejak hari kedua terbaring di rumah sakit. Kala itu almarhum sudah memakai masker yang terhubung dengan mesin ventilator non-invasive karena sulit bernapas.

" Tapi di saat begitu, engkau masih menyempatkan mengirim isyarat untuk istri tercinta didepanmu. Di tautkan ujung telunjuk kanan kiri serta jempol tangan kanan kirimu, sebuah pertanda simbolik yang bermakna : I love You," ungkap dr. Wachyudi.

Di hari ke-8, Dr. dr Adnan Ibrahim SpPD diharuskan masuk ke ruang ICU. Saat itu ia masih memiliki kesadaran baik meski napas terasa semakin berat.

Di tengah perjuangannya untuk menarik napas, ia memerhatikan pasien di sebelahnya memiliki baju yang tersingkap.

" Dari balik masker snorkle engkau bisikkan ke telinga istri, 'Mi, tolong belikan pakaian pasien disebelah saya, kasihan kainnya sering tersingkap'," lanjut dr. Wachyudi.

5 dari 6 halaman

Sholat Subuh Terakhir

Memasuki hari ke-9, ventilator non-invasive sudah tak mampu lagi mengkompensasi kebutuhan napas dr. Adnan. Tim dokter ICU memutuskan untuk mengintubasi.

Sebelum tindakan besar itu dilakukan, dr. Adnan meminta izin untuk melakukan sholat subuh di atas ranjang.

" Sholat yang senantiasa berpuluh tahun engkau jalani sebagai wujud kesetiaanmu sebagai seorang hamba pada khaliqNya, terasa sangat syahduh suasananya di pagi itu," ujarnya.

Dr. dr Adnan Ibrahim SpPD

Foto: Facebook Wachyudi Muchsin

6 dari 6 halaman

Pesan Terakhir

Sebelum terkapar di rumah sakit, dr. Adnan juga sempat berpesan pada rekan-rekan sejawat lewat grup Whatsapp.

" Kalau engkau pernah bilang di wag, tolong cari saya di akhirat nanti bila nasib saya " tdk beruntung..." tapi... sekarang  kami semua yang semakin yakin sepenuhnya bahwa kami , yang malah berharap engkau menemukan kami nanti dikehidupan akhirat nanti," tuturnya.

Dr. dr Adnan Ibrahim SpPD merupakan dokter ke-5 di Makassar yang gugur melawan pandemi Covid-19. " Insya Allah  5 sejawat , guru dan senior kami amal ibadahnya diterima Allah SWT Alfatihah." tutupnya.

Beri Komentar