Dr. Jenny Menangis Di Atas Peti Mati Suaminya (Foto: Twitter @aik_arif)
Dream - Cerita memilukan para dokter dan tenaga medis yang harus kehilangan nyawa karena Covid-19 seakan tak ada habisnya. Sebuah berita duka kembali datang dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia), kali ini dari wilayah Papua Barat.
Dokter Tirus Kaba, Ketua IDI wilayah Papua Barat meninggal dunia karena Covid-19. Sang istri, dr. Jenny yang juga pasien Covid-19 dan masih dalam masa pemulihan, tak mau melepas sang suami begitu saja.
Mengenakan hazmat atau APD warna merah mudah, dr Jenny setia mendampingi jasad suaminya. Kesedihan mendalam terlihat saat beliau menangis di atas peti mati dr. Titus.
Foto dr. Jenny saat mendampingi peti mati suaminya diunggah oleh akun Twitter @aik_arif dan membuat banyak orang bersedih.

" Trenyuh. dr Jenny, Istri Alm dr Titus Taba, Ketua IDI Papua Barat, jg dlm pemulihan covid-19, mendampingi jenazah suaminya. dr Titus adalah dokter ke-94 yg meninggal karena Covid-19. Masih juga kita abai? Mau seberapa banyak lagi yg mesti meninggal?," tulis @aik_arif.

Pihak Ikatan Dokter Indonesia mengunggah foto mendiang dr Titus Kaba di Instagramnya. Dari keterangan foto tertulis kalau dr. Titus merupakan seorang dokter spesialis THT-KL (Telinga, Hidung, Kepala, Leher) yang berpraktik di Papua Barat.
Dream - Kabar duka kembali datang dari tenaga medis di tengah pandemi corona. Salah satu dokter spesialis penyakit dalam, Dr. dr Adnan Ibrahim SpPD meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19.
Dokter yang bekerja di RS Pelamonia Makassar itu menghembuskan napas terakhir di usia 47 tahun pada Jumat, 15 Agustus 2020. Ia sebelumnya telah menjalani perawatan selama 3 minggu di RS Wahidin Sudirohusodo, Sulawesi Selatan.

Kepergian dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini meninggalkan duka bagi para rekan sejawat. Selama mengenal almarhumah, dokter Adnan dikenal memiliki kepribadian baik.
Salah satu rekan almarhum mengunggah kesaksian terakhir mengenai kepergian Dr. dr Adnan Ibrahim SpPD.
" Saya dr Wachyudi Muchsin SH bersaksi engkau senior dan sejawat baik, bahkan teramat baik dan saya bersaksi ya Allah Rabbul alamiiin Adnan hambaMu adalah orang yang shalih," tulis dr. Wachyudi di Facebook.
Dr. Wachyudi menceritakan kondisi dr. Adnan sejak hari kedua terbaring di rumah sakit. Kala itu almarhum sudah memakai masker yang terhubung dengan mesin ventilator non-invasive karena sulit bernapas.
" Tapi di saat begitu, engkau masih menyempatkan mengirim isyarat untuk istri tercinta didepanmu. Di tautkan ujung telunjuk kanan kiri serta jempol tangan kanan kirimu, sebuah pertanda simbolik yang bermakna : I love You," ungkap dr. Wachyudi.
Di hari ke-8, Dr. dr Adnan Ibrahim SpPD diharuskan masuk ke ruang ICU. Saat itu ia masih memiliki kesadaran baik meski napas terasa semakin berat.
Di tengah perjuangannya untuk menarik napas, ia memerhatikan pasien di sebelahnya memiliki baju yang tersingkap.
" Dari balik masker snorkle engkau bisikkan ke telinga istri, 'Mi, tolong belikan pakaian pasien disebelah saya, kasihan kainnya sering tersingkap'," lanjut dr. Wachyudi.
Memasuki hari ke-9, ventilator non-invasive sudah tak mampu lagi mengkompensasi kebutuhan napas dr. Adnan. Tim dokter ICU memutuskan untuk mengintubasi.
Sebelum tindakan besar itu dilakukan, dr. Adnan meminta izin untuk melakukan sholat subuh di atas ranjang.
" Sholat yang senantiasa berpuluh tahun engkau jalani sebagai wujud kesetiaanmu sebagai seorang hamba pada khaliqNya, terasa sangat syahduh suasananya di pagi itu," ujarnya.

Foto: Facebook Wachyudi Muchsin
Sebelum terkapar di rumah sakit, dr. Adnan juga sempat berpesan pada rekan-rekan sejawat lewat grup Whatsapp.
" Kalau engkau pernah bilang di wag, tolong cari saya di akhirat nanti bila nasib saya " tdk beruntung..." tapi... sekarang kami semua yang semakin yakin sepenuhnya bahwa kami , yang malah berharap engkau menemukan kami nanti dikehidupan akhirat nanti," tuturnya.
Dr. dr Adnan Ibrahim SpPD merupakan dokter ke-5 di Makassar yang gugur melawan pandemi Covid-19. " Insya Allah 5 sejawat , guru dan senior kami amal ibadahnya diterima Allah SWT Alfatihah." tutupnya.
Advertisement
Jangan Anggap Remeh! Psikolog Ungkap Perundungan Verbal Bisa Mengarah pada Hal Lebih Parah


Ujian Tengah Semester Bentrok dengan Syuting, Prilly Latuconsina Numpang Kamar Warga

Respons Rifat Sungkar Saat Putranya Lakukan Kesalahan di Sirkuit Bikin Haru Warganet

Inspiratif Banget, 5 Komunitas Kebangsaan di Indonesia


Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5


Respons Rifat Sungkar Saat Putranya Lakukan Kesalahan di Sirkuit Bikin Haru Warganet

Ujian Tengah Semester Bentrok dengan Syuting, Prilly Latuconsina Numpang Kamar Warga

Sekalinya Tampil, Peneliti Deepseek Bawa Kabar Mengguncang Soal Perkembangan AI di Masa Depan

Jangan Anggap Remeh! Psikolog Ungkap Perundungan Verbal Bisa Mengarah pada Hal Lebih Parah

Tips Merawat Kulit Kering Agar Kembali Lembap dan Sehat, Simple tapi Sering Diremehkan