Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, menyoriti terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Dia menilai ini bisa terjadi akibat perilaku masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan.
" Indonesia sudah lama dalam kondisi 'Herd Stupidity (Kebodohan Kelompok)'," ujar Pandu melalui Twitter, @drpriono1.
Pandu menilai lonjakan kasus Covid-19 terjadi akibat perilaku masyarakat yang tidak bisa disiplin. Akibatnya, virus berkembang dan menyebabkan penyebaran meluas.
" Perilaku manusianya yang dorong replikasi virus, memperbanyak diri dan berubah menjadi lebih mudah menular," kata dia.
Dia juga mengkritik perilaku sejumlah petinggi di Indonesia. Juga masyarakat yang menolak vaksin.
" Manusia yang mendapat amanah jadi pejabat dan manusia-manusia lain yang tidak berperilaku 5M & enggan divaksinasi," tulis dia.
Indonesia sudah lama dalam kondisi " Herd Stupidity" . Perilaku Manusianya yg dorong replikasi virus , memperbanyak diri dan berubah menjadi lebih mudah menular. Manusia yg mendapat amanah jadi pejabat dan manusia-manusia lain yg tidak berperilaku 5M & enggan divaksinasi. pic.twitter.com/sDPSESJJZ8
— Juru Wabah ???????? (@drpriono1)June 20, 2021
Data Covid-19 per Minggu, 20 Juni 2021, kasus baru tercatat sebanyak 13.737 kasus baru. Total kasus positif meningkat menjadi 1.989.909 kasus.
Penambahan tersebut merupakan tertinggi keempat yang terjadi sejak awal 2021. Angka kasus baru tertinggi di Indonesia tercatat terjadi pada 30 Januari 2021 sebanyak 14.518 kasus.
Sebelumnya, tepatnya pada 16 Januari, kasus baru tercatat sebanyak 14.224 pasien. Kemudian pada 22 Januari 2021, jumlah kasus baru tercatat 13.632 kasus.
Dream - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan, kasus Covid-19 pada anak perlu mendapat perhatian lebih serius. Ini mengingat kasus Covid-19 anak di DKI terus mengalami peningkatan seiring dengan tingginya total kasus positif.
" Kami mengingatkan warga untuk menghindari keluar rumah membawa anak-anak," ujar Dwi, dikutip dari Beritajakarta.id.
Menurut Dwi, data pada 20 Juni 2021 mencatat ada 5.582 kasus baru. Dari angka tersebut, sebanyak 879 kasus positif Covid-19 baru di DKI Jakarta merupakan anak-anak.
Jumlah kasus Covid-19 terbagi atas 655 anak usia 6-18 tahun. Sedangkan sisanya sebanyak 224 anak usia 0-5 tahun terpapar Covid-19.
Sementara, 4.261 kasus menyerang warga usia 19-59 tahun. Sedangkan 442 sisanya dialami warga usia 60 tahun ke atas.
Jumlah kasus aktif di DKI Jakarta juga mengalami kenaikan sebanyak 3.030 kasus. Sehingga total pasien Covid-19 yang masih dirawat ataupun menjalani isolasi mandiri mencapai 30.142 kasus.
Data nasional pada Covid19.go.id mencatat persentase kasus positif Covid-19 anak usia 0-18 tahun mencapai 12,5 persen. Dari angka tersebut, kasus positif anak usia 0-5 tahun mencapai 2,9 persen dan 9,6 persen sisanya dialami anak usia 6-18 tahun.
Sedangkan kasus aktif Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun secara nasional mencapai 13,1 persen. Rinciannya, 3 persen kasus anak 0-5 tahun dan 10,1 persen usia 6-18 tahun sedang menjalani perawatan atau isolasi mandiri.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR