Umumnya, para ilmuwan perlu melakukan penelitian mendalam untuk menemukan artefak. Namun, hal ini tidak berlaku kali ini.
Umumnya, para ilmuwan perlu melakukan penelitian mendalam untuk menemukan artefak. Namun, hal ini tidak berlaku kali ini.
Gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter itu menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan dan salah satu sekolah hukum di kota tersebut.
Para ahli arkeologi Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) sebut bahwa ukiran kepala ular ini memiliki dimensi panjang 1,8 meter, tinggi 1 meter, dan lebar 86 cm. Berat kepala ular ini juga diperkirakan mencapai sekitar 1,2 ton metrik.
Dengan ukurannya yang besar, para arkeolog sangat berhati-hati saat menggunakan derek untuk memindahkan struktur ini.
Setelah berhasil dipindahkan, tim dari Universitas Otonomi Nasional dan Museum Templo Mayor di Meksiko berusaha untuk memeriksa dan mempertahankan keaslian warna yang masih tersisa sekitar 80 persen.
Para peneliti mencatat bahwa warna-warna pada batu ini termasuk merah, biru, hitam, putih, dan oker, yang berasal dari bahan alami seperti mineral dan tumbuhan.
Karenanya, mereka berusaha keras untuk merawat warna-warna tersebut karena jenis bahan tersebut mudah pudar dan rentan terhadap kerusakan.
Patung kepala ular dari zaman Aztec ini berasal dari kota Tenochtitlan, tempat di mana masyarakat setempat sering menggambarkan ular dalam berbagai karya seni. Hal ini terkait dengan keberadaan dewa Quetzalcoatl yang sering diwujudkan dalam bentuk ular.
Para peneliti menyoroti ukiran pada batu sebagai sumber pengetahuan tentang masa lalu. Banyak temuan lain, seperti tulisan, lukisan, perkamen, atau kertas yang masih dicari, dapat memberikan wawasan setelah ribuan tahun.
Selain beri kontribusi pemahaman masa lalu, penemuan artefak dari zaman Aztec juga memberikan wawasan penyebab penurunan populasi mereka yang cepat, diduga disebabkan penyerangan dan penyebaran penyakit.