Ketua PBNU Robikin Emhas (Liputan6.com)
Dream - Ketua Pemnguruan Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas memaklumi keputusan pemerintah Arab Saudi yang tetap menyelenggarakan ibadah haji 1441 H/2020 M secara terbatas. Kesehatan dan keselamatan haji memang sepatutnya menjadi prioritas.
" Menjaga kesehatan dan keselamatan manusia adalah bagian dari ajaran Islam, sedangkan bulan Haji 1441 H masih dalam keadaan pandemi Covid-19, saya kira calon jemaah haji Indonesia juga bisa memahami," kata Robikin, dikutip dari Liputan6.com.
Atas keputusan tersebut, Robikin pun meluruskan pembatalan haji bukan terjadi lantaran ketidaksiapan pemerintah Indonesia. Tetapi lebih karena mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan jemaah.
" Saya berharap calon jemaah haji tidak berkecil hati dengan keputusan Pemerintah Saudi," kata Robikin.
Lebih lanjut, Robikin mengingatkan kepada para calon jemaah haji untuk meningkatkan ibadah lain. Apalagi, ada sejumlah ibadah yang pahalanya setara dengan naik haji.
" Seperti menjamin kelangsungan hidup dan memberi makan yatim-piatu, istiqamah hadir dalam majelis ilmu, berbakti kepada kedua orangtua, berzikir sepanjang waktu, dan masih banyak lagi lainnya," kata Robikin.
(Sah, Sumber: Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)
Dream - Menteri Agama Fachrul Razi mengapresiasi keputusan Arab Saudi yang menggelar ibadah haji 1441 H/2020 M namun dengan pembatasan ketat. Haji tahun ini hanya boleh dijalankan oleh jemaah asing yang sudah mukim di wilayah Saudi, bukan berangkat dari negara lain.
" Atas nama pemerintah, saya selaku Menteri Agama mengapresiasi keputusan Saudi yang mengedepankan keselamatan jemaah dalam penyelenggaraan ibadah haji 1441H/2020M," ujar Fachrul melalui keterangan tertulis yang diterima Dream, Selasa 23 Juni 2020.
Salah satu pertimbangan Saudi menggelar haji terbatas yaitu kesehatan dan keselamatan jemaah. Menurut Fachrul, keselamatan jemaah memang harus dikedepankan, karena agama juga mengajarkan mencegah kerusakan harus dikedepankan daripada mengejar manfaat.
" Keputusan Saudi sejalan dengan dasar pembatalan keberangkatan jemaah Indonesia yang diumumkan 2 Juni lalu, yaitu keselamatan jemaah haji," ujar Fachrul.
Sebelumnya pada kesempatan terpisah, Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali, menyatakan sudah menerima pemberitahuan resmi terkait pelaksanaan haji dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi.
Dia menyatakan keputusan Saudi menggelar haji secara terbatas didasarkan pada pertimbangan faktor keselamatan jemaah di tengah pandemi Covid-19.
" Dalam rilis dijelaskan bahwa maksud dari sangat terbatas adalah hanya bagi warga negara Saudi dan warga asing dari negara mana saja yang ingin beribadah haji, namun sekarang sudah berada atau berdomisili di Saudi. Itupun dalam jumlah terbatas," kata Endang.
Menurut Endang, Saudi juga akan memastikan pelaksanaan manasik berjalan secara aman dan sehat. Diterapkan keharusan menjaga jarak antar-jemaah untuk memenuhi protokol kesehatan.
Dia mengatakan hal ini sejalan dengan tujuan syariat untuk melestarikan dan menjaga jiwa manusia.
" Keputusan ini berasal dari kepedulian Khadimul Haramain terhadap keamanan dan keselamatan pengunjung kedua Masjid Suci," kata dia.
Dream - Kementerian Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan ibadah haji 1441 H/2020 M tetap digelar. Tetapi dengan pembatasan yang sangat ketat terutama jumlah jemaah.
Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan masih terjadinya pandemi Covid-19. Juga untuk menjaga kesehatan masyarakat dunia.
" Diputuskan bahwa haji untuk tahun ini (1441 H/2020 M) akan dilaksanakan. Jemaah sangat terbatas dari seluruh kewarganegaraan yang telah bermukim di Arab Saudi, dapat melaksanakannya," demikian keputusan dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi yang diunggah di akun Twitter resmi Kementerian Luar Negeri Saudi, @KSAmofaEN.
Jemaah yang dibolehkan melaksanakan haji adalah seluruh warga negara asing yang telah menetap atau sedang berada di dalam Saudi. Penerbangan internasional hingga saat ini belum dibuka.
#Statement issued by the Ministry of Hajj and Umrah regarding Hajj of 2020 pic.twitter.com/UGCShFZw1n
— Foreign Ministry ???????? (@KSAmofaEN)June 22, 2020
Tahun lalu ada sekitar 2,5 juta jemaah yang melaksanakan haji. Tetapi skala penyebaran Covid-19 saat telah meluas ke seluruh penjuru dunia menandakan orang-orang tidak dapat bepergian ke wilayah Kerajaan untuk turut melaksanakan haji.
" Keputusan ini diambil untuk memastikan haji dijalankan dengan kebiasaan aman berdasarkan perspektif kesehatan masyarakat, sembari terus melaksanakan upaya pencegahan dan penerapan protokol jaga jarak," demikian lanjut Kementerian.
Pada musim haji tahun lalu ada lebih dari 1,8 juta jemaah dari berbagai negara datang ke Saudi. Kementerian Haji mengatakan tahun ini risiko penularan penyakit antara negara-negara dan peningkatan kasus infeksi secara global terlalu tinggi.
Kementerian menyatakan prioritas utama Saudi adalah selalu memastikan umat Islam dapat melaksanakan haji dan umrah secara aman dan selamat.
(Sumber: Arab News)
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati