© MEN
Dream - RA bukanlah pelaku tunggal dalam kasus percobaan bom bunuh diri di pos pantau polisi di Kartasura. Hasil penyelidikan polisi menemukan fakta lain kasus peledakan bom tersebut.
" Jadi para penyidik setelah melakukan pengembangan terhadap tersangka RA yang semula dalam kondisi pengobatan dia tidak mengakui perbuatan-perbuatan secara terbuka," kata Kabagpenum Divhumas Polri, Kombes Asep Adi Saputra, dikutip dari Merdeka.com, Senin 10 Juni 2019.
Dari pernyataan RA, tambah Asep, Densus 88 antiteror menangkap dua pelaku aksi teror lainnya. Penangkapan dilakukan pada Minggu 9 Juni 2019.
Penangkapan pertama dilakukan di Lampung. Polisi membekuk tersangka berinisial AA alias Umar, 30 tahun. Sebelumnya, lanjut Asep, polisi juga menangkap tersangka berinisial S, 31 tahun, di Sukoharjo.
" Kedua tersangka ini merupakan bagian dari upaya pelaksanaan aksi bom bunuh diri di Kartasura tersebut pada tanggal 3 Juni lalu," ujar dia.
Asep menjelaskan peran kedua tersangka. Menurut dia, AA dan S merupakan bagian orang-orang yang turut serta bersama-sama merakit bom yang akan diledakkan tanggal 3 Juni 2019.
" Jadi secara keseluruhan Densus 88 telah berhasil mengungkap kasus ini yang di mana awalnya kita menyimpulkan ini sebuah upaya lone wolf," kata dia.
Selain keterkaitan, polisi juga menyebut tiga orang tersangka merupakan simpatisan ISIS. " Jadi saat ini seluruh tersangka masih dalam pemeriksaan yang intensif oleh rekan-rekan Densus," kata dia.
Dream - Senin, 3 Mei 2019 kemarin malam, pos polisi Kartasura diledakkan oleh pria tak dikenal. Pelaku diduga merupakan bomber bunuh diri. Rupanya setelah bom meledak, pelaku tak meninggal dunia dan kini berada di RS Bhayangkara, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan kondisi pelaku berinisial RA (22) awalnya cukup para. Kini, sudah mulai stabil dan bahkan bisa berkomunikasi
" Hasil pemeriksaan RS yang bersangkutan alhamduliah cukup stabil. Bisa berkomunikasi, dilakukan perawatan dan semoga bisa segera sembuh," kata Dedi di Kantor Mabes Polri, Selasa, 4 Juni 2019.
Nantinya, apabila kondisi pelaku sudah benar-benar fit, maka polisi akan melanjutkan pemeriksaan dari mana pelaku terpapar paham radikal. " Apabila sudah benar sembuh, tentu akan didalami lagi yang bersangkutam dapat terpapar ISIS dari mana, apakah dari medsos apakah dari konvensional," ungkap Dedi.
Polri menyebut terduga bomber ini masih amatir. Hal ini dilihat dari aksi dan bom yang diledakkannya.
" Boleh dikatakan amatir. Jika dilihat dari komposisi bom dan jumlahnya, masih amatiran. Kalau dia pakai ransel saja, bisa membunuh polisi yang bertugas," ujar Dedi.
Polisi menduga pelaku, RA merupakan lone wolf atau aktor tunggal dari teror yang terjadi Senin 3 Juni 2019 malam.
" Iya, masih kita dalami terus. Pelaku lone wolf ini terpaparnya dari suatu jaringan melalui kegiatan, pertemuan, konvensional atau dari media sosial. Ini tengah didalami Densus 88 dan tim Polda Jateng," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas.
Laporan Delvira/ Liputan6.com
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!