Pemerintah Adakan Vaksin untuk Pekerja Publik, Netizen Sudah Tak Sabar Menanti

Reporter : Cynthia Amanda Male
Jumat, 12 Februari 2021 17:44
Pemerintah Adakan Vaksin untuk Pekerja Publik, Netizen Sudah Tak Sabar Menanti
Pemberian vaksin dimulai minggu depan.

Dream - Penyediaan vaksin terus dilaksanakan oleh pemerintah. Setelah pemberian vaksin gelombang pertama untuk tenaga kesehatan, kini pemerintah menyediakannya untuk pekerja publik yang sering berinteraksi dengan orang lain, seperti pedagang di mal atau pasar.

Pemberian vaksin untuk pekerja publik ini dimulai minggu depan. Presiden Joko Widodo dalam Musyawarah Nasional VI Apeksi, Kamis 11 Februari 2021, telah mengungkapkan keputusan waktu pelaksanaan vaksinasi untuk pekerja publik tersebut.

Unggahan @lambe_turah seputar vaksin Covid-19 untuk pekerja publik

Mendengar kabar ini, warganet pun berharap bisa segera bebas beraktivitas normal seperti biasa tanpa menggunakan masker atau menerapkan 3M.

" Semoga pandemi ini akan berakhir sebelum DTG bulan suci ramadhan aamiin aamiin yra," kata @livillawirawan889.

" Semoga seusai vaksin covid semua kembali normal. Uda bosan belajar online kangen bangku sekolah," ujar @puteri.sejati.

" Semoga pandemi ini cepat berakhir...Amin," tulis @itsme.tyass.

" Bismillah Indo kembali Normal," komentar @dwiaynt.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

1 dari 3 halaman

Vaksin Covid-19 Diprediksi Bakal Dibutuhkan Selamanya

Dream - Tidak bisa dipungkiri, vaksin Covid-19 kini menjadi harapan baru umat manusia. Di sisi lain, vaksin untuk penyakit menular ini diprediksi akan dibutuhkan selamanya.

Hal itu disampaikan oleh CEO Johnson & Johnson, Alex Gorsky. Dalam wawancara bersama CNBC, Gorsky mengandaikan vaksin Covid-19 sebagaimana vaksin flu.

Menurut Gorsky, saat menyebar, virus juga mengalami mutasi. Sedangkan setiap mutasi yang muncul terjadi dengan begitu cepat.

" Sehingga kita dapat melihat varian lain, mutasi lain yang dapat berdampak pada kemampuannya menangkis antibodi atau memiliki jenis respons berbeda tidak hanya terhadap terapeutik tetapi juga untuk vaksin," ujar Gorsky.

Sejumlah pakar penyakit menular dan kesehatan masyarakat menyatakan, besar kemungkinan Covid-19 akan menjadi penyakit endemik. Artinya, penyakit ini akan selalu ada di masyarakat sepanjang waktu meskipun tingkatnya lebih rendah daripada saat ini.

" Para pejabat kesehatan perlu melakukan pengawasan yang berkelanjutan pada varian baru virus, sehingga para ilmuwan dapat membuat vaksin untuk melawan mereka," kata Gorsky.

2 dari 3 halaman

J&J tercatat baru saja mengajukan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan mereka. Berbeda dengan vaksin lainnya seperti Pfizer dan Moderna yang dibuat dalam format dua dosis, vaksin J&J dikemas dalam satu dosis suntikan.

Gorsky menyatakan prioritas pertama perusahaan adalah bekerja sama dengan FDA untuk otorisasi AS. Dia mengatakan J&J sedang bekerja dengan kecepatan penuh dalam pembuatan vaksin,

Gorsky sangat yakin J&J dapat mencapai target produksi dan mampu mengirimkan 100 juta dosis vaksin Covid-a9 untuk Amerika Serikat pada akhir Juni.

" Kami akan memenuhi komitmen kami dan pada saat yang sama kami melakukan segala yang kami bisa untuk mempercepat produksi dengan aman dan efektif," kata Gorsky.

3 dari 3 halaman

J&J, terang dia, juga terus mengerjakan vaksin virus corona dua dosis. Perusahaan mengharapkan data vaksin dua suntikan dari uji klinis pada paruh kedua 2021.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden sedang berusaha meningkatkan kecepatan vaksinasi di AS. Para ahli mengatakan Biden akan membutuhkan serangkaian obat dan vaksin untuk mengalahkan virus, yang telah menewaskan lebih dari 450.000 orang Amerika selama setahun terakhir, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan mengumumkan pada Agustus mereka telah mencapai kesepakatan dengan Janssen, anak perusahaan farmasi J&J, senilai sekitar US$1 miliar, setara Rp13,9 triliun untuk 100 juta dosis vaksinnya. Kesepakatan itu memberi pemerintah federal opsi untuk memesan 200 juta dosis tambahan.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar