Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Istimewa)
Dream - Salah satu keberhasilan upaya menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia bukan semata peran pemerintah. Masyarakat juga turut andil dalam upaya tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Seperti kasus Covid-19 di Sumatera Barat yang cenderung menurun. Masyarakat Sumbar berperan aktif dalam penurunan itu melalui kearifan lokal.
" Kasus Covid-19 di Sumatera Barat terkendali karena menerapkan local wisdom, pola hidup sehat berbasis kearifan lokal," ujar Moeldoko, saat webinar Kesiapan Nagari/Desa Menuju Era New Normal dalam Pandemic Covid-19, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat 5 Juni 2020.
Moeldoko mencontohkan kebiasaan tersebut seperti mengambil air wudhu setiap akan sholat. Juga menutup hidung setiap kali bersin.
" Warga Sumatera Barat yang sebagian besar muslim tanpa disadari dengan berwudhu itu membersihkan diri di mana dalam sehari, setidaknya dilakukan lima kali. Pemenuhan nutrisi lokal untuk meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat dengan mengkonsumsi tanaman lokal seperti jahe, kunyit dan lainnya," kata dia.
Selanjutnya, Moeldoko menjelaskan saat ini Indonesia menuju situasi pola hidup baru dan masyarakat semakin memiliki kesadaran untuk menegakkan protokol kesehatan. Sehingga angka penularan di beberapa wilayah berkurang.
Bila kegiatan masyarakat terus dibatasi, kata Moeldoko, maka tidak bisa bekerja atau beraktivitas dengan leluasa sehingga bisa memunculkan berbagai risiko. Mobilitas masyarakat tidak bisa dihentikan begitu saja.
" PSBB tak bisa langsung diakhiri dan kembali seperti semula. Kita dalam situasi menuju pola hidup baru," kata dia.
Meski demikian, penyebaran Covid-19 tetap harus diwaspadai. Sebab jika lepas kontrol, bisa terjadi lonjakan yang justru menyulitkan.
" Selama vaksin belum ditemukan, zona hijau bisa kembali kuning. Karena itu protokol kesehatan terus diperhatikan," kata dia.
Moeldoko juga menjelaskan penanganan Covid-19 harus dijalankan dengan memperhatikan sejumlah prinsip. Di antaranya seperti ketenangan dan tidak terburu-buru.
" Perlu kolaborasi , kerja sama dan gotong royong tidak hanya pemerintah, tapi juga pemda, tokoh masyarakat, agama, pemuda, sampai tingkat RT/RW dan komponen masyarakat lainnya," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, tokoh adat Sumbar bergelar Datuk Lelo Ameh Walinagari Lawang Sumba, Jamal Muchtar, mengatakan masyarakat perlu memperhatikan protokol kesehatan dalam menghadapi pola hidup baru.
" Tokoh adat, ulama dan pemerintah daerah berperan untuk mengomunikasikan kebiasaan masyarakat yang awalnya tidak biasa. Misalnya, mencuci tangan, pemeriksaan suhu badan ketika masuk ke pasar dan sebagainya," kata dia.
Sementara, Walinagari dari Kecamatan Silaut, Pujiono, mengatakan wilayahnya sudah termasuk zona hijau dan tidak ada lagi kasus baru Covid-19. Masyarakat kembali menjalankan aktivitasnya seperti biasa dengan bekerja di perkebunan dan pabrik.
" Meski begitu, kecamatan Silaut mengingatkan warga untuk melakukan isolasi diri dan menyediakan tempat untuk melakukan karantina bila diketahui terdeteksi mengalami Covid-19," kata dia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN