Polisi Mengaku Amankan Pembuat Grup WhatsApp Anak STM

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Rabu, 2 Oktober 2019 13:00
Polisi Mengaku Amankan Pembuat Grup WhatsApp Anak STM
Profil pelaku tak dirinci.

Dream - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divis Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, polisi telah menangkap pembuat WhatsApp Group (WAG) berisi uang bayaran pendemo di gedung DPR RI, Jakarta.

" Kreator pembuat WAG STM/K bersatu kami tangkap semalam," ujar Dedi saat dikonfirmasi, Rabu, 2 Oktober 2019.

Selain itu, Dedi menyampaikan kalau polisi telah menetapkan empat tersangka dalam kasus ini.

Penetapan tersangka itu setelah Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri melakukan profilling akun-akun yang menyebarkan tangkap layar WAG tersebut.

" Sudah di-profilling dan identifikasi akun-akunnya oleh siber. Sudah ada empat tersangka," kata dia.

Meski demikian, Dedi tidak merinci secara jelas profil pelaku kasus ini.

1 dari 5 halaman

Viral Grup WA Anak STM Disebut Milik Polisi, Ini Penjelasan Polri

Dream - Beberapa waktu lalu, beredar percakapan di WhatsApp Group (WAG), yang memperlihatkan siswa STM tengah membicarakan uang bayaran ketika mengikuti aksi di gedung DPR RI, Jakarta.

Dalam percakapan itu, peserta aksi terkesan tertipu koordinator lapangan yang memegang uang bayaran untuk para pendemo. Warganet menduga, polisi melakukan pemalsuan chat tersebut.

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo pun buka suara terkait dugaan polisi telah melakukan pemalsuan chat.

" Jadi kita paham betul apa yang ada di media sosial itu, karena sebagian besar adalah anonymous, narasi-narasi yang dibangun adalah narasi propaganda," ujar Dedi di Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019.

Grup WhatsApp yang mencatut nama siswa STM

Grup WhatsApp yang mencatut nama siswa STM

Menurutnya, perlu pembuktian lebih lanjut mengenai chat itu palsu atau tidak.

" Tentunya dari Direktorat Siber Bareskrim sudah memprofiling, saya juga belum melihat ada narasi yang sifatnya provokatif narasi yang membuat suatu kegaduhan," ucap dia.

Dedi berujar, bagian multimedia Divisi Humas Polri akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai literasi digital. Sehingga, apabila ada kabar yang belum jelas tidak langsung terprovokasi.

" Seperti contohnya kasus-kasus yang ditangani Direktorat Siber Bareskrim, dugaan ada tujuh kontainer surat suara tercoblos, buat gaduh," kata dia.

2 dari 5 halaman

Viral Ambulans Ditembaki Gas Mata, Ini Penjelasan Polisi

Dream - Beredar sebuah video di media sosial yang memperlihatkan mobil ambulans tengah dihentikan oleh puluhan anggota Brimob. Diduga, video itu terjadi saat kerusuhan unjuk rasa, namun keberadaan lokasinya belum diketahui.

Menanggapi hal itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, kejadian itu merupakan peristiwa yang didesain para perusuh.

" Mereka selalu memprovokasi petugas, masuk rumah sakit, masuk ambulans, tempat ibadah, masuk fasilitas publik. Nanti ketika polisi masuk ada bagian yang menguraikan," ujar Dedi di Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019.

Dia mengatakan, ketika polisi sudah terpancing akan ada bagian yang merekam video. Setelah itu, video akan diunggah ke media sosial.

" Diviralkan, dibuat narasi, upload di media sosial, membakar lagi masyarakat," kata dia.

Dedi berharap, masyarakat dapat dengan bijak menyikapi segala video yang beredar di media sosial agar jangan langsung terprovokasi.

4 dari 5 halaman

Awal Mula Ambulans Dinkes DKI Jakarta Dikira Dibawa Sekardus Batu

Dream - Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Bidang Relawan, Muhammad Muas mengatakan, kasus diamankannya ambulans berlogo DKI Jakarta beserta sopirnya saat aksi unjuk rasa di gedung DPR RI merupakan kesalahpahaman dari pihak kepolisian.

Muas menjelaskan, PMI DKI Jakarta berkoordinasi dengan Dinkes DKI Jakarta untuk menurunkan ambulans dari Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, pada Rabu, 25 September 2019.

" Kemarin jam 17.00 sore, semua ambulans yang diwakili oleh PMI DKI, ada sekitar 5 mobil ambulans PMI, dengan tiga motor PMI, bersama 31 awak. Jadi, di setiap mobil ada 5 hingga 6 orang," ujar Muas di kantornya, Jakarta, Kamis, 26 September 2019.

Konferensi Pers Palang Merah Indonesia (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi`an)

Konferensi Pers Palang Merah Indonesia (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi`an)

Pada pukul 20.00 WIB, PMI DKI kemudian membagi tugas kerja di beberapa titik demonstrasi.

" Dinas kesehatan juga menerjunkan ambulans. Ini dibawah koordinasi dinas kesehatan," ucap dia.

5 dari 5 halaman

Awal Mula Ada Kardus di Mobil Ambulans

Muas mengatakan, peristiwa terjadi saat waktu memasuki pukul 11.40 WIB, kejadian semakin mencekam. Lemparan batu semakin berseliweran ketika ambulans melintas.

" Di situlah kejadian di Slipi, mobil ambulans kita yang mau balik mereka terkena batu dan sebagainya, pada waktu itu mobil mau kembali ke tempat, itu batu beterbangan," kata dia.

Ambulans yang melintas dengan melawan arah itu kemudian dihentikan polisi yang sedang membubarkan massa. Polisi kemudian memeriksa ambulans dan menemukan kardus berisi batu dan bensin.

Sebelum langkah penghentian tersebut, lanjut Muas, para petugas awalnya sempat menolong seseorang dalam aksi demonstrasi tersebut. Orang yang ditolong tersebut ternyata didampingi seorang teman yang membawa semacam bungkusan dalam kardus.

" Kardus yang tidak diketahui isinya apa, mengikut masuk ke mobil," ujar Muas seraya menegaskan, " Mobil ambulans tidak pernah membawa batu, dan kardus."

Polisi kemudian mengamankan satu ambulans beserta petugas medis. Total, ada 31 orang yang diamankan, tapi kini semua anggota PMI DKI Jakarta itu sudah dibebaskan.

Beri Komentar