Demonstrasi Mahasiswa Di Gedung DPR/MPR (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi'an)
Dream - Polisi mulai memukul mundur mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di belakang Gedung DPR RI, Selasa 24 September 2019. Polisi menggunakan gas air mata dan water canon.
Saat polisi menembakkan gas air mata, mahasiswa sempat beberapa kali lari, namun mereka kembali melakukan aksi.
© Dream
Demonstrasi mahasiswa di Gedung DPR/MPR (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi'an)
Setelah itu, polisi menembakkan meriam air ke arah barikade mahasiswa.
Kondisi ini membuat mahasiswa terpukul mundur. Meski demikian, mahasiswa yang awalnya lari menyelamatkan diri kembali menghampiri barikade polisi.
" Adik, adik, kami minta mundur," kata polisi melalui pengeras suara.
© Dream
Demonstrasi mahasiswa di Gedung DPR/MPR (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi'an)
Mahasiswa membalas permintaan itu dengan bernyanyi dan kembali merangsek ke arah barikade. " Polisi saja yang mundur," teriak mahasiswa.
Hingga berita ini ditulis, situasi di sekitar Hotel Mulia masih belum kondusif. Lampu lalu lintas dirusak dan beberapa tiang penanda jalan dibongkar. Massa juga membongkar ban di sekitar pos polisi dekat Hotel Mulia.
Dream - Mahasiswa yang melakukan unjuk rasa di Gedung DPR terkait penolakan Rancangan Undang-undang (RUU) KUHP mulai mencoba memasuki area DPR. Mahasiswa mencoba membuka pagar belakang DPR.
Berdasarkan pantauan Dream, mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus itu mendorong-dorong pagar.
Tak hanya dorongan, beberapa dari mereka mereka mencoba naik ke atas pagar. Lemparan batu dan botol pun terlihat berseliweran.
" Buka, buka pintunya, buka pintu," teriak mahasiswa.
© Dream
Aksi demonstrasi mahasiswa di belakang gedung DPR RI (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi'an)
Hingga pukul 18.20 WIB, mahasiswa yang melakukan aksi masih bertahan dan nampaknya bertambah semangat.
Nyanyian yel-yel pun terus mereka teriakan. Aparat kepolisian yang berada di dalam gedung DPR membalas aksi itu dengan tembakan gas air mata.
Dream - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, menilai aksi unjuk rasa sejumlah elemen mahasiswa sudah tidak relevan lagi. Alasannya, pemerintah dan DPR sepakat untuk menunda pengesahan sejumlah Rancangan Undang-Undang yang dipersoalkan publik.
Wiranto mengatakan DPR sepakat menunda pengesahan lima RUU seperti RUU KUHP, RUU Minerba, RUU Permasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan dan RUU Pertanahan.
" Saya kira dengan adanya penundaan itu yang didasarkan oleh kebijakan pemerintah, untuk lebih mendengarkan suara rakyat, maka sebenarnya demonstrasi yang menjurus kepada penolakan Undang-undang pemasyarakatan, KUHP itu sudah tidak relevan lagi, tidak penting lagi," kata Wiranto, Selasa, 24 September 2019.
Wiranto mengatakan, sebaiknya mahasiswa atau masa aksi menyampaikan pendapat melalui jalur yang lebih terhormat ketimbang turun ke jalan berunjuk rasa.
" Yakni dialog yang konstruktif baik dengan DPR, nanti DPR yang akan dilantik atau pemerintah," ucap dia.
Pada akhir masa jabatannya, DPR menjadwalkan akan mengesahkan delapan RUU. Namun, hanya tiga beleid yang disahkan, yakni RUU KPK, RUU MD3, dan RUU Tata Cara Pengelolaan Pembuatan Undang-Undang.
Dalam sejumlah aksi, massa diketahui tidak hanya menuntut kepada DPR untuk tidak mengesahkan RUU yang sudsh ditunda itu, tapi juga membatalkan RUU KPK.
Tapi, RUU untuk lembaga anti rasuah itu sudah keburu disahkan oleh wakil rakyat.
Dream - Ada yang menarik saat aksi demonstrasi menolak pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kota Malang, Jawa Timur. Dua penjual es, Adhim Setya dan Suwito menyumbangkan es jualannya untuk massa di sekitar Jalan Tugu, depan Gedung DPRD Kota Malang.
Secara bergantian, Adhim dan Suwito membentangkan poster bertuliskan, `Gratis untuk Generasi Anti Korupsi`. Dua penjual es itu menggratiskan barang dagangan secara gratis.
Bahkan, Adhim dan Suwito menyediakan gunting untuk memotong ujung es agar mudah dikonsumsi.
" Paling enggak saya tahu alasannya mereka berdemo. Saya mendukung, paling tidak berkontribusi lewat es ini untuk disalurkan," kata Adhim, dilaporkan Merdeka.com, Selasa, 24 September 2019.
Adhim mengaku sebagai lulusan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Suwito lulusan Universitas Islam Malang (Unisma). Adhim berjualan es sehari-harinya.
Mereka patungan untuk menggratiskan 500 batang es. Nilainya Rp500 ribu.
" Baru hari ini, kemarin tidak tahu kalau ada demo. Tergantung dari konteks demonya, kalau demonya sesuai dengan saya harapkan. Intinya saya tidak suka dengan pelemahan KPK, itukan ada isu pelemahan KPK," urainya.
Baik Adhim maupun Suwito juga terlihat memunguti potongan ujung es yang bertebaran di lokasi. Es pun tidak lama habis oleh para demonstran yang terus berdatangan.
Sumber: Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Dream - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo turut dievakuasi dari gedung Direktorat Pengamanan Obyek Vital (PAM Obvit) yang terletak 20 meter dari lokasi demo mahasiswa. Bambang dievakuasi karena gas air mata yang ditembakkan polisi.
Dilaporkan Merdeka.com, Bambang awalnya keluar dari gedung DPR/MPR untuk menemui mahasiswa sekitar pukul 16.40 WIB. Bambang ditemani pihak keamanan gedung Nusantara 3.
© Merdeka.com
Ketua DPR RI dievakuasi (Foto: merdeka.com)
Bambang memutuskan keluar dari gedung tersebut karena ingin mengajak perwakilan mahasiswa untuk masuk ke gedung DPR/MRI.
Namun langkahnya terhenti saat berada di air mancur dari kompleks gedung tersebut. Gas air mata yang telah memenuhi areal DPR/MPR terasa pekat meski Bambang sudah mengoleskan pasta gigi ke pipinya.
Kondisi areal gedung DPR yang sudah dipenuhi asap gas air mata membuat petugas memutuskan mengevakuasi Bambang ke ruang Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya
Sementara itu, dilaporkan Liputan6.com, polisi menembakkan gas air mata ke mahasiswa. Sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka akibat tebakan gas air mata tersebut.
© Merdeka.com
Ketua DPR RI dievakuasi (Foto: merdeka.com)
Sebagian mahasiswa, terpantau pingsan. Mereka dievakuasi oleh rekan-rekannya dengan mobil terbuka.
Para mahasiswa kini berada di tempat yang lebih aman. Di antaranya gedung BNI Pejompongan, Jakarta, dan area Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Zikir dan Doa untuk Ibu yang Hamil Tua Agar Lebih Tenang
Tutorial Clean Look Hijab Berbahan Polycotton, Simpel dan Benar-Benar Rapi
Berubah Drastis, Rumah Terbengkalai Jadi Hunian Mewah Kekinian
Deretan Artis yang Bangun Masjid untuk Warga, Terbaru Ada Ivan Gunawan
Punya Anak Laki-laki Bikin Orangtua Lebih Cepat Alami Penuaan
Sempat Menghilang di Puncak Karir, Ressa Herlambang Bangkrut Sampai Orangtua Sakit
Viral! Wanita Nangis Saat Jualan di TikTok: Live 3 Jam, Barang Tak Laku Satupun
Viral! Driver Taksi Online Menangis Pinjam Uang Penumpang Buat Beli Bensin
10 Potret Rumah Reza Artamevia Sang Diva Indonesia, Ternyata Sederhana, Foto Masa Lalu Disorot!