Dream - Kunjungan ke suatu negara sering kali diharapkan membawa pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan.
Sebab, tiap negara pasti punya keunikan budaya, dan tempat-tempat menarik untuk di eksplor wisatawan. Tak hanya itu, hal yang menarik saat berwisata adalah pengalaman berinteraksi dengan penduduk setempat dan menciptakan momen berkesan selama masa tinggal di sana.
Namun, tak selamanya traveling meninggalkan kesan baik. Ada juga yang meninggalkan cerita ngeri seperti yang dialami seorang pelancong Amerika ketika mengunjungi Port-au-Prince, ibu kota Haiti.
Port-au-Prince dikenal sebagai kota paling berbahaya di dunia. Sebab, di sana terkenal dengan geng kriminal yang kejam dimana mereka selalu bentrok dengan warga bersenjata setiap malam.
Dilansir dari Daily Star, seorang pakar perjalananan, Drew Binsky mengunjungi daerah kumuh, Cité Soleil yang berada di Port-au-Prince.
Setelah menjelajahi daerah yang didominasi geng tersebut, Drew merasa bingung dengan apa yang ia alami.
“Saya benar-benar bingung dengan apa yang baru saja saya alami," ujarnya.
Bahkan, dalam sebuah video di akun Youtube-nya, Drew menjuluki kota itu sebagai " tempat paling berbahaya di dunia" .
“Saya kira Mogadishu di Somalia atau Kabul di Afganistan punya mahkota, tapi Port-au-Prince di Haiti kacau balau," tuturnya.
Kota itu dikuasi oleh dua geng utama, yaitu Revolutionary Forces of the G9 Family dan G-Pep, menguasai hingga 90% ibu kota.
Bahkan untuk mendapatkan akses ke kawasan kumuh Cité Soleil, Drew harus memberi penghormatan kepada kepala suku G-Pep setempat.
tutu Drew.
Cité Soleil hanya dapat diakses melalui satu jalan keluar dari pusat Port-au-Prince, dan diblokir oleh pos pemeriksaan yang dijaga oleh prajurit G-Pep yang bersenjata lengkap.
Setelah jam 6 sore, tidak ada yang diizinkan masuk atau keluar.
Bahkan, petugas rumah sakit datang pada pagi hari tetapi meninggalkan tempat tersebut pada tengah hari, sebab resiko yang terlalu tinggi untuk tinggal lebih lama.
Drew menyampaikan, sangat jarang melihat orang dewasa di Port-au-Prince yang tidak membawa senjata.
Bahkan ia menemukan seorang pria yang membuka kaleng susu dengan pistol.
Sementara itu, ada juga kelompok anti-geng bersenjata yang dibentuk untuk menggantikan kepolisian yang korup secara institusional.
Bahkan, mereka diketahui membakar hidup-hidup anggota geng yang ditangkap.
Tak hanya itu, mereka juga tak segan-segan melakukan pembunuhan terhadap sejumlah petugas polisi Haiti yang diyakini memiliki kaitan dengan geng.
Tak tinggal diam, geng-geng tersebut membalas kelompok anti-geng dengan serangan balik.
Mereka membunuh para pemimpin masyarakat yang menentang peperangan antar-geng yang terus-menerus terjadi.
Di sisi lain, ritual Voodoo, perpaduan antara agama Kristen dan agama tradisional Afrika Barat masih dipraktikkan secara terbuka di kalangan masyarakat miskin di Haiti.
Laporan: Halwa Nadiyah Rosadi
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR