Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kebiasaan menyimpan makanan kerap dilakukan masyarakat. Tapi, jika tidak disimpan dengan baik, kondisi makanan tersebut bisa menyebabkan kondisi yang fatal bahkan mengarah keracunan.
Dilaporkan World of Buzz, seorang lelaki berusia 72 tahun di Shanghai hampir tewas karena makan panganan laut yang tidak lagi segar dan hampir mati karenanya.
Pria itu tiba-tiba mengalami diare, demam, pusing dan kebingungan, sehingga dia dilarikan ke rumah sakit. Dokter mengatakan, dia menderita sepsis, juga dikenal sebagai infeksi darah, ketika mereka menemukan bahwa darahnya terinfeksi bakteri gram negatif.
Situasi ini sangat berbahaya karena sepsis dapat menyebabkan kegagalan organ atau bahkan kematian.
Terungkap, lelaki tua itu makan masakan makanan laut yang telah disimpan sejak Kamis, 21 November 2019. Dia mengaku sayang jika harus membuang makanan tersebut.
Awalnya, dia menderita sakit perut dan diare sebelum akhirnya mengalami demam 38,6 derajat Celcius. Dia pergi ke dokter dan minum obat demam yang membantu menurunkan suhu tubuhnya untuk sementara.
Dia didiagnosis menderita gastroenteritis akut, namun gejalanya tidak berkurang, dan lelaki tua itu dikirim ke rumah sakit pada Sabtu, 23 November 2019.
Dia dikirim ke Rumah Sakit Xinhua di Shanghai. Dokter mengatakan, dia dalam kondisi kritis. Dokter mengatakan bahwa sepsis itu kemungkinan karena dia makan makanan laut yang telah disimpan selama beberapa hari.
Dream - Kasus yang menimpa seorang wanita di Sacramento, Texas, Amerika Serikat, ini bisa jadi pelajaran berharga.
Ibu lima anak berusia 47 tahun harus dilarikan ke ruang Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit pada Juli lalu karena mengalami mati rasa di tangan dan kakinya.
Tidak sampai di situ saja. Bicaranya juga tidak jelas dan sulit berjalan. Dia sekarang bahkan dalam keadaan semi koma.
Wanita yang tak disebutkan namanya itu bukan menderita serangan jantung atau terkena stroke. Namun dia keracunan merkuri dari krim anti penuaan yang telah tercemar, yang diimpor dari Meksiko.
Menurut anaknya, sang ibu pada awalnya masih mampu menanggapi percakapan sebelum akhirnya mengalami koma.
Olivia Kasirye, petugas kesehatan masyarakat untuk Departemen Kesehatan Sacramento, mengatakan krim yang dipakai wanita itu diketahui mengandung methylmercury. Sejenis merkuri yang sangat beracun.
Menurut pejabat berwenang setempat, ini pertama kalinya kasus keracunan merkuri dari krim wajah terjadi di Amerika Serikat.
Kasirye mendesak masyarakat untuk segera menghentikan penggunaan krim serupa yang diimpor dari Meksiko, karena mengandung methylmercury yang sangat berbahaya bagi orang dewasa dan anak-anak.
Umumnya, menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS, orang terpapar merkuri setelah mereka mengonsumsi ikan dan kerang yang mengandung methylmercury.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia WHO mengatakan, seseorang yang kulitnya terpapar methylmercury akan mengalami masalah pada sistem pusat dan periferal tubuhnya.
Gejala-gejala keracunan merkuri di antaranya gemetar, kehilangan ingatan, serta disfungsi kognitif dan motorik.
Departemen Kesehatan Negara Bagian New York menyebut, rata-rata merkuri dalam darah yang ditoleransi masuk melalui makanan adalah sebesar 5 mikrogram per liter.
Namun kandungan merkuri yang ada di dalam darah wanita telah mencapai 2,630 mikrogram per liter.
" Selain dalam darah, merkuri juga bisa masuk ke otak. Begitu masuk otak, tidak ada teknologi yang bisa menyedotnya keluar," kata Kasirye.
WHO dan Pan American Health Organisation melaporkan pada tahun 2017, merkuri digunakan dalam produk pemutih kulit.
Hal itu karena merkuri punya kemampuan untuk mengubah warna melanin atau pigmen pada kulit. Hal ini bisa memudarkan warna gelap pada hiperpigmentasi, bekas jerawat dan warna kulit secara keseluruhan.
FDA menyatakan pada tahun 2016, produk yang mengandung merkuri juga dijual sebagai krim anti penuaan. Namun FDA memperingatkan, krim anti penuaan yang mengandung merkuri ini bisa menyebabkan inhalasi uap merkuri dan kontaminasi merkuri melalui kontak kulit ke kulit.
Badan pengawas obat dan makanan AS itu juga memperingatkan terhadap produk perawatan kulit yang diimpor dari luar negeri, yang kemudian dijual bebas, seringkali secara ilegal.
Sementara itu, anak wanita itu mengatakan ibunya menggunakan produk dari Meksiko itu dua kali sehari selama bertahun-tahun meski tahu efeknya.
Wanita itu beralasan produk anti penuaan dari Meksiko itu bekerja lebih baik daripada krim yang dijual di toko obat.
(ism, Sumber: Science Alert)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik