Detik-detik Pemotor Nekat Terobos Perlintasan Kereta Api Tanpa Palang Pintu.
Dream - Baru-baru ini sebuah video memperlihatkan momen pemotor terobos perlintasan dan nyaris ketabrak kereta api viral di jagat maya.
Jika saja tidak dihalangi oleh penjaga perlintasan kereta api, pemotor berboncengan itu mungkin sudah tinggal namanya saja.
Pemotor yang nekat tersebut sudah selayaknya berterima kasih kepada penjaga perlintasan kereta api yang belakangan diketahui bernama Agus Suyitno.
Dialah yang menjaga perlintasan kereta api saat itu dan menahan laju pemotor berboncengan yang nekat tersebut.
Padahal, hanya berselang beberapa detik kemudian, sebuah kereta api lewat mereka dengan kecepatan sangat tinggi.
Pria 61 tahun ini menjadi penjaga perlintasan kereta api yang berada di Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.
Video yang memperlihatkan aksinya menyelamatkan dua pengendara motor itu menuai pujian dan viral di media sosial.
Karena aksi heroiknya itu, apresiasi pun berdatangan. Bukan hanya dari para tetangganya sendiri, orangtua pemotor nekat itu berterima kasih kepadanya.
" Setelah kejadian itu, banyak warga yang ke sini. Ngasih tahu kalau ada video yang viral, itu ada saya.
" Bahkan bapak dari anak yang saya selamatkan itu juga ke sini, mengucapkan terima kasih," ujar pria yang akrab disapa Pak Yit ini.
Menurut Pak Yit, warga Desa Sambigede memang sering melakukan hal yang ceroboh saat melintas rel kereta api. Mereka seringkali menerobos perlintasan kereta api.
Pria dengan tiga anak mengatakan ada hal yang aneh setelah dia mencegat dan menanyai pengendara motor yang nekat tersebut.
Menurut pengakuan pemotor tersebut, dia mengaku tidak mendengar atau bahkan melihat kalau ada kereta api mau lewat.
" Pengendara itu saya tanyain, malah bilang tidak tahu dan tidak mendengar. Padahal jarak kereta api itu kurang lebih 100 meter," ujar Pak Yit.
Sementara itu, Pak Yit mengaku ikhlas menjalani profesi sebagai penjaga palang pintu, meski hanya diberi upah Rp 5 ribu per hari.
Mirisnya lagi, akumulasi upah menjaga perlintasan kereta api itu baru dibayarkan oleh desa setiap setahun sekali.
Untuk menutupi biaya hidupnya, Pak Yit membuka warung kopi kecil-kecilan di dekat perlintasan kereta api tersebut.
" Satu tahun sekali mas diberi upah itu dari desa. Maka dari itu saya sambil buka warung kopi disini, biar tidak jenuh juga," ungkap pak Yit.
Warung kopi itu dibangun pak Yit dengan meminjam uang dari desa. Sebab, ia tidak memiliki uang saat itu.
" Saya pinjam ke desa waktu itu Rp 1 juta, buat bikin warung kopi itu. Alhamdulillah sekarang bisa dapat Rp 40 hingga 50 (ribu) per hari," pungkas Pak Yit.
Sumber: Malang Times
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya