Respons Tewasnya Santri Gontor, Kemenag Percepat Penerbitan Aturan Pencegahan Kekerasan di Pesantren

Reporter : Nabila Hanum
Rabu, 7 September 2022 12:00
Respons Tewasnya Santri Gontor, Kemenag Percepat Penerbitan Aturan Pencegahan Kekerasan di Pesantren
Kemenag segera menerbitkan aturan tindak kekerasan di pesantren buntut kasus tewasnya santri di Ponpes Gontor.

Dream - Kementerian Agama (Kemenag) bertindak cepat mencegah terulangnya aksi kekerasan di lingkungan Pondok Pesantren. Kemenag akan mempercepat regulasi pencegahan tindak kekerasan di lembaga pendidikan agama atau pesantren yang saat ini dalam tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM agar bisa diselesaikan.

Hal itu disampaikan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono Abdul Ghofur, menanggapi tewasnya AM (17 tahun), salah satu santri Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. AM wafat pada 22 Agustus 2022 diduga karena dianiaya oleh seniornya.

“ Rancangan Peraturan Menteri Agama tentang Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Kekerasan, mudah-mudahan tidak dalam waktu lama dapat segera disahkan,” kata Waryono dalam keterangannya, Rabu 7 September 2022.

1 dari 7 halaman

Waryono berharap kasus kekerasan di lembaga pendidikan agama tidak terulang. Kemenag menerbitkan regulasi sebagai langkah mitigasi dan antisipasi.

“ Kekerasan dalam bentuk apa pun dan di mana pun tidak dibenarkan. Norma agama dan peraturan perundang-undangan jelas melarangnya,” ujar dia.

Sejak peristiwa ini mencuat, Direktorat PD Pontren Kemenag segera berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur.

Pihak Kanwil selanjutnya menerjunkan tim dari Kantor Kemenag Kabupaten Ponorogo untuk menemui para pihak terkait dan mengumpulkan berbagai informasi di lokasi kejadian.

" Kami mengapresiasi langkah Pesantren Gontor yang telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka, memberikan sanksi kepada para pelaku, dan berkomitmen terhadap upaya penegakan hukum," ujar Waryono.

2 dari 7 halaman

Kronologi Anak Soimah di Ponpes Gontor Tewas Diduga Dianiaya Sampai Hotman Paris Siap Bantu

Dream - Seorang santri Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, berinisial AM, meninggal dunia diduga akibat dianiaya. Kasus ini terungkap saat orangtua korban mengadu ke Hotman Paris dan viral di media sosial.

Soimah, orangtua korban, tak menyangka anaknya meninggal dengan kondisi mengenaskan yang diduga karena tindakan kekerasan.

Santri asal Palembang, Sumatera Selatan, itu dikabarkan meninggal pada Senin 22 Agustus 2022, setelah mengikuti kegiatan perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).

Soimah mengaku menerima kabar duka secara tiba-tiba dari pengasuh Gontor 1 yang menyebutkan anaknya meninggal dunia pukul 10.20 WIB.

3 dari 7 halaman

Kronologi

Namun, yang membuat keluarga bertanya-tanya yakni tentang surat keterangan kematian yang menyatakan bahwa sang anak meninggal pukul 06.45.

“ Ada apa! Rentang waktu itu menjadi pertanyaan keluarga kami,” kata Soimah, dalam postingan di akun Instagram-nya @soimah_didi.

Soimah mengaku syok dan hanya bisa menunggu kedatangan jenazah anak sulungnya itu kembali ke rumah.

“ Akhirnya almarhum tiba di Palembang pada Selasa siang, 23 Agustus 2022 diantar oleh pihak Gontor 1 dipimpin ustad Agus, itu pun saya tidak tahu siapa ustad Agus itu hanya sebagai perwakilan,” tuturnya.

Menurut penuturan kronologi kejadian yang disampaikan perwakilan Gontor 1, AM dikabarkan terjatuh akibat kelelahan selepas mengikuti agenda Perkajum, terlebih dia dipercaya menjadi ketua acara tersebut.

4 dari 7 halaman

Kondisi Jenazah

“ Mungkin alasan itu bisa kami terima bila sesuai dengan kenyataan kondisi mayat anak saya,” ucapnya.

Namun, perasaan Soimah dan keluarga semakin hancur saat mengetahui kondisi mayat anaknya ketika membuka kain kafan.

“ Banyak laporan-laporan dari wali santri lainnya bahwa kronologi tidak demikian, kami pihak keluarga meminta agar mayat dibuka. Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga," ungkapnya.

Mengetahui kondisi jenazah anaknya tidak seperti terjatuh, Soimah mengaku geram karena informasi yang disampaikan perwakilan pihak Gontor 1 berbeda dengan kenyataan yang diterima.

5 dari 7 halaman

Bertemu Hotman Paris

Dia lantas menghubungi pihak forensik dan rumah sakit untuk melakukan autopsi dan kedua pihak tersebut mengaku siap melakukan proses tersebut.

“ Namun, setelah didesak, pihak dari Gontor 1 yang mengantar jenazah akhirnya mengakui bahwa anak saya meninggal akibat terjadi kekerasan,” tuturnya.

Bertepatan dengan kunjungan pengacara kondang Hotman Paris ke Palembang pada Minggu, 4 September 2022, Soimah pun mengadukan insiden kematian anak pertamanya itu. Bahkan, aduan Soimah itu telah diunggah Hotman Paris di akun Instagram milknya.

6 dari 7 halaman

Ponpes Benarkan Tindakan Penganiayaan

Usai viral di media sosial, Pondok Pesantren Modern Gontor angkat bicara terkait meninggalnya satu santri berinisual AM. Pihak pesantren akhirnya membenarkan adanya dugaan penganiayaan terhadap AM.

" Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat," ujar Juru Bicara Pondok Pesantren Modern Gontor, Noor Syahid dalam keterangannya, Senin 5 September 2022.

Noor menjelaskan, pihak pesantren langsung bertindak cepat dan menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut.

" Pada hari yang sama ketika almarhum wafat, kami juga langsung mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada mereka yang diduga terlibat, yaitu dengan dikeluarkan sebagai santri dari Pondok Modern Gontor secara permanen dan langsung memulangkan mereka," ujarnya.

7 dari 7 halaman

Minta Maaf

Pondok Modern Gontor, katanya, tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apapun bentuknya. Gontor juga mengaku siap kooperatif terhadap proses hukum.

" Kami juga siap untuk mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum peristiwa wafatnya almarhum AM ini," kata dia.

Noor menceritakan, AM merupakan santri Gontor asal Palembang, Sumatera Selatan meninggal dunia pada Senin, 22 Agustus 2022. Ponpes Gontor meminta maaf kepada pihak keluarga AM atas kejadian ini.

Noor juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga AM, jika dalam proses pengantaran jezanah dianggap tidak jelas dan terbuka.

" Kami tentu saja sangat menyesalkan terjadi peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata Noor.

Beri Komentar