Umroh Pandemik (Shutterstock.com)
Dream - Arab Saudi telah membuka pintu umroh di masa pandemi Covid-19 bagi jemaah Indonesia. Keputusan itu diterima pemerintah melalui Nota Diplomatik yang disampaikan Kedutaan Besar Arab Saudi kepada Kementerian Luar Negeri.
Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (AMPHURI), Firman M Nur, mengapresiasi kabar baik yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sabtu, 9 Oktober 2021. Dia pun mengingatkan masih ada pekerjaan rumah yang harus segera dipersiapkan terkait penyelenggaraan umroh.
" Yang musti dipersiapkan dalam mengantisipasi kendala-kendala yang akan dihadapi ke depan adalah masalah barcode vaksin Indonesia yang konon katanya masih belum bisa dibaca di Saudi," ujar Firman, dalam keterangan tertulis.
Selain itu, Firman mengingatkan syarat perjalanan umroh yaitu vaksinasi Covid-19 dosis penuh untuk para jemaah. Termasuk pula vaksinasi booster dengan vaksin yang ditetapkan Saudi.
" AMPHURI berharap hal-hal teknis yang masih jadi kendala antara kedua negara dapat segera disinkronkan dan diselesaikan secara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya," kata dia.
Firman juga meminta pihak penerbangan mempersiapkan diri menerbangkan kembali jemaah umroh Indonesia ke Saudi. Persiapan perlu dilakukan mengingat Pemerintah Saudi maupun Indonesia masih menyusun panduan teknis umroh.
" Memang, secara teknisnya, perlu waktu sehingga ketika umroh ini sudah dibuka, kita sudah siap dan tidak ada kendala apapun," kata dia.
Terakhir, Firman juga meminta seluruh Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) bersiap melayani kembali jemaah. Juga mempersiapkan keberangkatan bagi jemaah umroh yang mengalami penundaan.
" Demikian pula kepada calon jemaah umroh dan masyarakat muslim Indonesia yang belum vaksin, agar segera vaksin," terang Firman.
Dream - Kementerian Agama meminta Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) untuk segera mempersiapkan keberangkatan calon jemaah yang sempat tertunda. Ini mengingat Arab Saudi sudah membolehkan Indonesia mengirimkan kembali jemaah umroh di tengah pandemi Covid-19.
" Kami minta penyelenggara perjalanan ibadah umroh mempersiapkan keberangkatan jemaahnya, khususnya mereka yang telah mendaftar dan membayar biaya umroh di PPIU namun tertunda keberangkatannya hingga saat ini," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag, Hilman Latief, dikutip dari Kemenag.
Hilman mengungkapkan, imbauan ini disampaikan sembari menunggu Saudi mempersiapkan aturan pelaksanaan umroh untuk jemaah Indonesia. Dia meminta PPIU melakukan pendataan kepada para jemaah yang mengalami penundaan, khususnya terkait pelaksanaan vaksinasi penuh yang dipersyaratkan Saudi.
" Kami minta PPIU segera melaporkan data jemaah yang telah divaksinasi dosis lengkap dan siap untuk diberangkatkan," kata dia.
Tak hanya itu, Hilman juga meminta PPIU melaporkan data jemaah tertunda keberangkatan lalu melakukan pembatalan atau penarikan biaya perjalanan umroh.
Selanjutnya, Hilman menjelaskan Saudi menutup pintu untuk masuknya jemaah umroh akibat pandemi Covid-19 di akhir Februari 2020. Umroh dibuka kepada di awal November 2020 namun berlaku pembatasan dan diterapkan protokol kesehatan secara ketat.
Berdasarkan data pada Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umroh dan Haji Khusus (Siskopatuh), kata Hilman, terdapat 26.328 jemaah umroh tertunda keberangkatannya per November 2020. Jemaah berusia antara 18-50 tahun.
" Mereka masuk dalam kriteria yang dipersyaratkan Saudi untuk berangkat umrah di masa pandemi," kata Hilman.
Saudi kembali menutup jalur masuk bagi pendatang dari 20 negara termasuk Indonesia pada 3 Februari 2021 pukul 21.00. Sejak tanggal tersebut, Indonesia tidak bisa mengirimkan jemaah umroh.
Dream - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama, Hilman Latief, mengatakan, pembukaan kembali umroh untuk jemaah Indonesia dapat berdampak pada ibadah haji. Menurut dia, ini jadi modal positif bagi Indonesia untuk mengajukan izin penyelenggaraan haji di tengah pandemi kepada Kerajaan Arab Saudi.
" Kalau umroh bisa berjalan baik, tidak banyak insiden, terkendali, protokolnya bagus, disiplin, ini jadi modal yang baik yang bisa kita bawa untuk mendapatkan izin dari Pemerintah Saudi dalam melaksanakan ibadah haji," ujar Hilman.
Hilman mengatakan, pembukaan pintu umroh akan dijalankan Saudi dengan penyesuaian protokol kesehatan. Ini mengingat umroh yang akan berjalan masih ada di tengah pandemi Covid-19.
" Jadi sebetulnya umrohnya terbuka, tapi protokol memenuhinya bagaimana, kira-kita itu poin pentingnya," ucap Hilman.
Dia juga menjelaskan, pembukaan kembali umroh untuk Indonesia dipengaruhi banyak hal. Selain berkat upaya diplomatik, juga karena tren Covid-19 di Indonesia yang cenderung membaik.
Jika kasus Covid-19 menurun, menurut Hilman, itu memperkuat posisi Indonesia dalam menjalankan diplomasi dan komunikasi dengan pihak luar, dalam hal ini Saudi. Sehingga, Saudi akhirnya membolehkan Indonesia mengirim jemaah umrohnya.
Sementara, terkait pemberangkatan umroh pertama, Hilman mengakan akan dijalankan jika Pemerintah Saudi sudah mengeluarkan panduan teknis mengenai protokol kesehatan. Demikian pula setelah Pemerintah Indonesia menerbitkan hal sama.
" Ini adalah kesepakatan antara dua negara yang harus sepakat, mekanisme pelaksanaannya seperti apa, ya protokolnya yang digunakan bagaimana, ya panduannya seperti apa, panduan kesehatan sistemnya seperti ana, nah ini kan saling terkait," ucap Hilman.
Dia berharap, umroh dapat berjalan lancar. Hilman pun mengajak semua pihak berdoa untuk kelancaran penyelenggaraan ibadah ini, dikutip dari Kemenag.