SBY (Merdeka.com)
Dream - Presiden Keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menahan diri untuk mengomentari polemik pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang sempat ditunda.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu tak ingin komentarnya seputar isi RUU HIP tersebut akan membuat suasana politik di Tanah Air malah semakin memanas.
" Saya mengikuti hiruk pikuk sosial & politik seputar RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Saya juga sudah membaca & mengkaji RUU tsb. Tentu ada pendapat & tanggapan saya. Namun, lebih baik saya simpan agar politik tak semakin panas *SBY*," tulis SBY di akun Twitternya, Selasa 23 Juni 2020 dilansir dari Merdeka.
Untuk diketahui saat menjadi presiden, SBY kerap menggunakan simbol *SBY* untuk membedakan antara cuitan yang dibuatnya sendiri dengan tim yang mengelola akun sosial medianya tersebut.
Meski tak ingin berkomentar soal isi RUU HIP, SBY mencoba mengingatkan agar pembahasan RUU tersebut dilakukan dengan hati-hati. Ini dikarenakan berkaitan dengan ideologi Pancasila.
SBY meyakini, kekeliruan dalam penetapan RUU tersebut akan berakibat fatal bagi semua pihak nantinya.
“ Kita harus sungguh berhati-hati jika berpikir, berbicara & merancang sesuatu yg berkaitan dgn ideologi & dasar negara Pancasila. Apalagi jika menyentuh pula kerangka & sistem kehidupan bernegara. Kalau keliru, dampaknya sangat besar *SBY*,” kata SBY lagi.
" Kita harus sungguh berhati-hati jika berpikir, berbicara & merancang sesuatu yg berkaitan dgn ideologi & dasar negara Pancasila. Apalagi jika menyentuh pula kerangka & sistem kehidupan bernegara. Kalau keliru, dampaknya sangat besar *SBY*"
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) June 23, 2020
SBY mengingatkan potensi perpecahan di masyarakat apabila RUU HIP ini dibahas dengan tidak tepat. Dia tak ingin rakyat dibuat susah lagi karena pembahasan RUU tersebut yang tidak pada tempatnya.
“ Memposisikan ideologi harus tepat & benar. Ingat, proses " nation building" & " consensus making" yg kita lakukan sejak tahun 1945 juga tak selalu mudah. Jangan sampai ada " ideological clash" & perpecahan bangsa yg baru. Kasihan Pancasila, kasihan rakyat *SBY*,” terang SBY.
Diketahui, pemerintah memutuskan untuk menunda pembahasan RUU HIP bersama DPR. Hal ini usai pembahasan memicu kontroversi di masyarakat.
PKS menyoroti larangan komunisme, marxisme dan leninisme yang tak dimasukkan dalam RUU tersebut. Sementara Demokrat, menilai RUU HIP membuat Pancasila menjadi sekadar aturan teknis dan tidak lagi menjadi sumber nilai kebangsaan.
(Sah, Merdeka.com)
Advertisement

WhatsApp Bakal Luncurkan Fitur Chat Lintas Aplikasi, Pengguna Eropa dapat Giliran Pertama

Sadari Damkar Lebih Dipercaya Publik untuk Urusan Darurat, Kapolri Mau Sempurnakan Hotline 110

Dompet Dhuafa Heartventure, Berbagi Bersama Content Creator di Pelosok Samosir

Berawal dari Perasaan Senasib, Komunitas Kuda Klub Eksis 10 Tahun Patahkan Mitos `Mobil Malapetaka`


Sentuh Minoritas Muslim, Dompet Dhuafa Salurkan Bantuan hingga Pelosok Samosir

Geger Pengakuan Suami Wardatina Sudah Menikah Siri dengan Inara Rusli

Siklon Tropis Senyar: Dari Bibit 95B hingga Awan Ekstrem di Sumatera

Insanul Fahmi Akui Nikah dengan Inara Rusli, Pihak Kajian Teman Searah Klarifikasi

Cegah LPG 3 Kg Langka Selama Nataru, Kuota Subsidi Tahun 2025 Ditambah 350 Ribu Ton

