Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Sebanyak 105 orang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tercatat sebagai penderita HIV/AIDS sepanjang Januari hingga November 2019. Jumlah itu terdiri dari 74 pria dan 31 wanita.
" Dari 74 laki-laki ini, 46 di antaranya disebabkan hubungan seks sesama lelaki atau LSL (lelaki seks lelaki)," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Irfan Maulana, Selasa 3 Desember 2019.
Menurut Irfan, dinasnya tidak memiliki data apakah pengidap HIV/AIDS akibat lelaki seks telah berkeluarga atau tidak. " Tidak ada data maritalnya," ujar dia.
Sementara itu, 14 wanita yang mengidap penyakit tersebut yaitu pekerja seks komersial (PSK), enam transgender, empat karena memiliki risiko tinggi, dan dua pelanggan pekerja seksual.
Adapun yang disebabkan karena pengaruh narkoba melalui jarum suntik, transfusi darah, alat tato, transplantasi organ tubuh, dan ibu ke bayi sebanyak 33 orang.
Sumber: Merdeka.com/Adi Nugroho
Dream - Tugas seorang dokter adalah merawat dan menyembuhkan pasiennya, bukan memberi mereka penyakit baru.
Dikenal sebagai Dr Muzaffar Ghanghro, ia adalah salah satu dokter termurah di kawasan Islamabad, ibu kota Pakistan.
Dokter anak ini hanya mengenakan biaya 30 rupee atau Rp2.700 untuk setiap kunjungan.
Pada 28 Oktober, Dr Muzaffar didakwa menyebabkan 900 pasien di bawah usia 12 tahun terinfeksi virus HIV.
Menurut ayah dari salah satu korban, Dr Muzaffar mencari jarum suntik di tempat sampah. Setelah itu menggunakan jarum suntik bekas tersebut untuk menyuntik anaknya.

Kejadian tersebut berlangsung di depan matanya sendiri. Akibat berobat di Dr Muzaffar, kini anaknya yang berusia enam tahun tertular virus HIV.
Ketika ayah anak tersebut mengeluh tentang jarum suntik bekas, Dr Muzaffar mengatakan dia tidak punya cukup uang untuk membeli jarum baru.
Dalam insiden terpisah, orang tua dari tiga anak yang menjadi korban juga mengeluhkan tentang Dr Muzaffar.
Mereka menyebutnya sebagai dokter yang ceroboh karena menggunakan jarum yang sama untuk menyuntik 50 anak.
Setelah kejadian itu, Dr Muzaffar sekarang telah ditangkap dan didakwa melakukan kelalaian dan pembunuhan tidak disengaja.
Menurut polisi, lebih dari setahun, 1.100 orang positif mengidap HIV karena kelalaian para dokter yang tidak bertanggung jawab ini.
Tertangkapnya Dr Muzaffar didasarkan pada laporan para orang tua yang mengatakan bahwa pria itu sering menggunakan jarum suntik yang sama.
Kasus ini mulai terungkap setelah dokter Imran Akbar Arbani menemukan adanya wabah virus HIV di kalangan anak-anak dan memberitahukannya kepada The New York Times.
" Penderita HIV tidak akan berkurang jika tidak ada yang mengawasi dokter dan dokter gigi palsu serta tukang cukur rambut," kata dokter Imran.
Dokter Imran kemudian memperingatkan meskipun pelaku sudah tertangkap, tapi para orang tua harus selalu waspada dengan pergi ke klinik untuk berobat.
(Sumber: Iamlejen)
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap