Geger! Peneliti Temukan Kandungan Ganja dalam Fosil Manusia yang Terkubur 300 Tahun Lalu

Reporter : Editor Dream.co.id
Selasa, 5 Desember 2023 19:24
Geger! Peneliti Temukan Kandungan Ganja dalam Fosil Manusia yang Terkubur 300 Tahun Lalu
Sebuah Penelitian Ungkap Ganja Dapat Bertahan Lama di Tubuh Bahkan Setelah Meninggal

1 dari 14 halaman

Geger! Peneliti Temukan Kandungan Ganja dalam Fosil Manusia yang Terkubur 300 Tahun Lalu

Geger! Peneliti Temukan Kandungan Ganja dalam Fosil Manusia yang Terkubur 300 Tahun Lalu © Sebuah Penelitian Ungkap Ganja Dapat Bertahan Lama di Tubuh Bahkan Setelah Meninggal Shutterstock

2 dari 14 halaman

Dream - Ganja adalah salah satu jenis narkotika golongan satu yang membuat penggunanya mengalami euforia.

Nyatanya, meskipun ilegal, masih banyak yang mengkonsumsi ganja yang jika dikonsumsi secara terus-menerus dapat berpengaruh buruk pada kesehatan fisik dan psikis (mental).

Lalu, berapa lama kah ganja bertahan di tubuh manusia?

3 dari 14 halaman

© Dream

Dilansir dari Ifl Science, para peneliti menemukan bukti arkeologis pertama bahwa senyawa psikoaktif dari ganja dapat tetap berada dalam tulang manusia jauh setelah meninggal.

4 dari 14 halaman

© Dream

Temuan ini didasarkan pada penelitian sisa-sisa kerangka manusia yang berasal dari abad ke-17.

5 dari 14 halaman

Awalnya, para penulis studi baru mencari tanda-tanda penggunaan obat dan " tanaman rekreasional" dalam populasi Milano, Italia, pada abad ke-17.

Mereka pun memfokuskan penelitian pada sisa-sisa kerangka di ruang bawah tanah salah satu rumah sakit di Eropa yaitu Ca' Granda di Ospedale Maggiore.

Pasien yang meninggal di rumah sakit ini, antara tahun 1638 dan 1697 akan dikuburkan di ruang bawah tanah.

Dan ketika digali kembali, kondisi mayat-mayat tersebut masih tersegel dan terawetkan yang memudahkan proses penelitian.

6 dari 14 halaman

© Dream

Sebelumnya, sebuah studi oleh tim ini menemukan bukti opium dalam sampel tulang tengkorak dan jaringan otak yang terawetkan dengan baik dari beberapa penghuni ruang bawah tanah.

7 dari 14 halaman

© Dream

Oleh sebab itu, dengan bukti yang tim ini dapatkan, mereka kemudian memperluas penelitian.

" Oleh karena itu, kami memutuskan untuk memperluas penelitian ini ke tulang panjang dengan studi pendahuluan pada femur (tulang paha)," tulis para penulis.

8 dari 14 halaman

"Sampel tulang femur dikumpulkan dari sisa-sisa manusia di ruang bawah tanah dengan tujuan untuk mencari, melalui penyelidikan arkeotoksikologi, keberadaan zat yang dapat terkait dengan pemberian atau konsumsi tanaman medis atau rekreasional dalam populas

lanjut para penulis.

9 dari 14 halaman

© Dream

Dalam penelitian kali ini, Gaia Giordano dari Universitas Milan, penulis utama studi ini, bersama rekan-rekannya mengumpulkan sampel tulang dari sisa-sisa sembilan orang yang dikubur di Ca' Granda.

10 dari 14 halaman

Mereka kemudian melakukan analisis toksikologi dengan menghancurkan tulang dan kemudian mempersiapkan sampel agar senyawa kimia individual dapat dipisahkan dan disucikan. Jejak-jejak ini kemudian dapat diidentifikasi menggunakan spektrometri massa.

Dari analisis ini, mereka mengungkap adanya senyawa psikoaktif dari ganja, yaitu molekul tetrahidrokanabinol (THC) dan kanabidiol (CBD).

" Hasil yang diperoleh dari sampel tulang menunjukkan keberadaan dua molekul, [THC] dan CBD, menyoroti pemberian ganja," jelas tim tersebut

11 dari 14 halaman

© Dream

Molekul-molekul ini ditemukan di tulang paha seorang pria dan seorang wanita, dan kemungkinan terperangkap di dalam tulang setelah dikonsumsi dan diserap ke dalam aliran darah dan kemudian pembuluh darah di jaringan tulang mereka.

12 dari 14 halaman

"Hasil ini, sepengetahuan kami, merupakan laporan pertama tentang deteksi ganja dalam sisa-sisa osteologis manusia sejarah dan arkeologi,"

lanjut tim tersebut.

13 dari 14 halaman

© Dream

Sementara itu, menurut Giordano dan rekan-rekannya, para pasien menggunakan ganja sendiri atau mungkin menggunakannya untuk tujuan rekreasi.

14 dari 14 halaman

" Data analisis yang diperoleh memberikan pencerahan baru tentang kebiasaan populasi yang sedang diselidiki, menunjukkan paparan terhadap tanaman di kota Milano selama era Modern, mungkin untuk tujuan rekreasi mengingat sumber-sumber tertulis, meskipun pengobatan sendiri, paparan secara pekerjaan atau kecelakaan, atau pemberian oleh penyembuh yang tidak berpraktik di Ca' Granda adalah kemungkinan alternatif yang tidak dapat dikecualikan," jelas tim tersebut menyimpulkan analisis mereka.


Laporan: Halwa Nadiyah Rosadi

Beri Komentar