Perjanjian Damai GP Ansor Dengan Alfian Tanjung (Istimewa)
Dream - Alfian Tanjung menyampaikan permintaan maaf karena telah menyampaikan ujaran kebencian dengan menyebut pengurus Ansor, Banser, dan NU sebagai anak keturunan PKI. Permintaan maaf itu disampaikan di Kantor Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Jakarta.
Permintaan maaf itu disampaikan dalam nota perjanjian damai yang ditandatangani Alfian dan Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas. Perjanjian damai tersebut terdiri atas lima poin.
Poin pertama kesepakatan perjanjian tersebut menyebutkan Alfian secara tulus dan sadar mengakui kesalahan dan dampaknya terhadap Ansor, Banser, dan NU. Kedua, tergugat dalam hal ini Alfian bersedia menggelar konferensi pers permintaan maaf dengan mengundang media.
" Ketiga, tergugat berjanji untuk senantiasa menjaga dan mengangkat harkat serta marwah Ansor, Banser, dan NU," ujar Sekjen PP GP Ansor Abdul Rochman membacakan poin perjanjian damai yang diterbitkan Rabu, 23 September 2020.
Keempat, tergugat bersedia membayar ganti rugi senilai Rp9.999.999. Sedangkan poin kelima, penggugat dalam hal ini GP Ansor bersedia memaafkan dengan catatan tergugat tidak lagi mengulangi kesalahannya.
" Uang ganti rugi dari tergugat senilai Rp9.999.999, seluruhnya akan disalurkan ke kas Masjid KH Abdurrahman Wahid, Jl Kramat Raya 65A, Jakarta Pusat," kata Adung, sapaan akrab Abdul Rochman.
Jika di kemudian hari Alfian terbukti mengulangi perbuatannya, Abdul Rochman menyatakan, GP Ansor akan mengambil langkah hukum baik perdata maupun pidana.
Sementara itu Alfian menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya yang telah menyinggung Ansor, Banser, dan NU.
" Saya meminta maaf sebagai ucapan persaudaraan sesama muslim. Karena sesungguhnya sesama mukmin itu bersaudara dan jika terjadi perselisihan harus segera diselesaikan dengan cara-cara damai," kata Alfian.
Permintaan maaf tersebut disambut baik oleh Adung. Dia berharap, hal serupa tidak lagi terjadi di masa yang akan datang.
" Atas permintaan maaf itu, tentu kita juga menerima karena yang kita ingin sesungguhnya adalah kehidupan yang tetap rukun dan damai. Apalagi kita disatukan oleh satu pemahaman keagamaan dan kebangsaan yang sama," kata dia.(Sah)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN