Sejumlah Kampus Yogyakarta Ramai-Ramai Tolak #GejayanMemanggil

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 23 September 2019 14:52
Sejumlah Kampus Yogyakarta Ramai-Ramai Tolak #GejayanMemanggil
Namun, UII tak melarang mahasiswanya berdemo.

Dream - Sejumlah kampus di Yogyakarta menyatakan tidak terkait dengan ajakan berdemonstrasi melalui tagar #GejayanMemanggil yang viral di media sosial. Mereka menyatakan ajakan tersebut tidak jelas tujuannya.

Salah satu kampus yang mengeluarkan pernyataan tak terlibat gerakan itu adalah Universitas Sanata Dharma (USD). Kampus ini menilai gerakan tersebut tak jelas tujuannya. 

" Universitas Sanata Dharma mendukung gerakan tersebut oleh karena tidak jelasnya tujuan serta penanggungjawabannya," tulis surat yang ditandatangani Rektor USD, Johanes Eka Priyatma.

Taggar #GejayanMemanggil memang tengah menjadi perbincangan di dunia maya. Taggar itu merupakan undangan kepada seluruh mahasiswa untuk demonstrasi yang digelar di pertigaan Colombo, Gejayan, Yogyakarta.

Demonstrasi itu menolak sejumlah rancangan undang-undang dan kasus terkini di Indonesia. Misalnya, rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS).

Selain itu, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, Kriminalisasi Aktivis, dan menyoroti kinerja pemerintah yang dianggap tidak serius menyelesaikan kebakaran hutan dan kekerasan di Papua.

1 dari 5 halaman

UNY

Sementara itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) juga menyatakan tidak mendukung dan terlibat dalam aksi tersebut. Surat itu dikeluarkan UGM dan bertandatangan Rektor UGM, Panut Mulyono.

" Partisipasi terhadap aksi tersebut diminta untuk tidak melibatkan UGM dalam bentuk apapun dan segala hal yang dilakukan atas aksi tersebut menjadi tanggung jawab pribadi," kata Panut.

Gejayan Memanggil

Tetangga UGM, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) turut mengeluarkan imbauan serupa. Dalam suratnya, Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, menyebut UNY tak terlibat aksi demonstrasi.

Selain itu, dia juga mengklarifikasi munculnya akun bernama Rektor UNY @JeveViole yang mengedarkan kabar bohong mengenai dukungan aksi. " Akun resmi media sosial UNY adalah @unyofficial," tulis Sutrisna.

3 dari 5 halaman

Kericuhan di Wamena Papua Dipicu Pendirian Posko?

Dream - Kepolisian Daerah Papua melaporkan kerusuhan di Wamena, Papua terjadi karena pendirian posko di halaman Universitas Cendrawasih (Uncen), Abepura, Jayapura, Papua. Pihak kampus, kata polisi, tidak mengizinkan pendirian posko tersebut.

" Jadi mereka ini adalah mahasiswa luar Papua yang tanpa izin dari Uncen mau mendirikan posko mahasiswa dan itu tidak dibenarkan," kata Kapolda Papua, Irjen Pol Rudolf A Rodja, Senin, 23 September 2019.

Rudolf mengatakan, akibat tidak adanya kesepakatan antara mahasiswa dan kampus, aparat kepolisian turun tangan untuk membubarkan mereka.

Dia menuturkan, pembubaran tersebut dilakukan agar perkuliahan di Uncen tetap berjalan.

" Jadi, kita bubarkan mereka supaya tidak jadi posko dan perkuliahan di Uncen tidak macet. Nah, kami melakukan pendekatan negosiasi supaya persoalan ini tidak jadi keuntungan bagi mereka," ucap dia.

4 dari 5 halaman

Mahasiswa Diangkut Pakai 20 Truk

Kondisi di Wamena, Jaya Wijaya

Rudolf mengatakan, pembubaran juga dilakukan karena hari ini sedang berlangsung sidang Umum PBB hari pertama. " Sehingga kami berusaha untuk bernegosiasi untuk pulangkan mereka," kata dia.

Negosiasi dengan kelompok mahasiswa bisa berjalan lancar dan tidak terjadi aksi kekerasan. 
" Rekan-rekan wartawan bisa lihat, bahwa mereka bubar atau pulang dengan aman dan tidak ada satupun kaca yang pecah di auditorium Uncen," ucap dia.

Mantan Kapolda Papua Barat itu mengatakan jumlah mahasiswa eksodus itu sekitar 600 orang. 

" Lumayan jumlahnya, ada 20 mobil (truk) yang angkut dikalikan 30 orang. Mereka kita kembalikan ke Expo Wamena, karena titik kumpul mereka di sana," ujar dia.

Situasi terkini di Kampus Uncen Abepura dan sekitarnya lengang pascapendudukan mahasiswa eksodus.

(Sah, Sumber: Merdeka.com/Dedi Rahmadi)

5 dari 5 halaman

Polri dan TNI Redam Kerusuhan di Wamena, Papua

Dream - Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berusaha meredam tindakan anarkis massa di Wamena, Papua, Senin, 23 September 2019.

" Masih dikendalikan aparat Polri dan TNI setempat untuk diredam agar tidak meluas," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, kepada Liputan6.com.

Dedi mengatakan, hingga pukul 10.22 WIB usaha peredaman massa yang bergejolak terus dilakukan.

Sejumlah fasilitas umum, salah satunya kantor dinas dan beberapa ruko terdampak pembakaran tersebut.

Dedi menceritakan awal mula bentrokan terjadi dipicu unjuk rasa. Tetapi, aksi bereka berubah anarkis dengan pengerusakan dan membakar fasilitas umum. Petugas masih berupaya mendinginkan aksi anarkis tersebut.

Beri Komentar