Setelah 18 Tahun Dilarang Guru di Berlin Diizinkan Pakai Jilbab Saat Mengajar

Reporter : Nabila Hanum
Sabtu, 1 April 2023 06:00
Setelah 18 Tahun Dilarang Guru di Berlin Diizinkan Pakai Jilbab Saat Mengajar
Keputusan ini menghapuskan pelarangan pemakaian jilbab di lingkup sekolah yang telah diterapkan sejak 2005.

Dream - Pemerintah Berlin, Jerman kembali mengizinkan guru muslim mengenakan jilbab saat mengajar. Keputusan ini menghapuskan pelarangan pemakaian jilbab di lingkup sekolah yang telah diterapkan sejak 2005.

Departemen Pendidikan Berlin dalam surat resminya mengatakan, penggunaan jilbab hanya bisa dilarang untuk kasus individual yang membahayakan ketenteraman sekolah.

Ini akibat adanya Undang-Undang Netralitas Berlin yang melarang pegawai negeri menggunakan pakaian dan simbol keagamaan.

1 dari 3 halaman

Akan tetapi, beberapa putusan pengadilan beberapa tahun terakhir menggarisbawahi jika larangan penggunaan jilbab adalah diskriminasi, yang bertentangan dengan asas kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi.

Departemen Pendidikan, Pemuda, dan Keluarga Senat memberi tahu direktur sekolah-sekolah untuk mematuhi keputusan ini.

Dilansir dari Middle East Monitor, wanita muslim di Jerman kerap mendapat diskriminasi, apalagi wanita muslim bercadar.

2 dari 3 halaman

Sebuah survei dilakukan peneliti kepada tiga negara yang dikenal sebagai pasar tenaga kerja Eropa, yaitu Jerman, Belanda, dan Spanyol.

Survei dilakukan dengan menunjukkan CV dari satu orang yang sama, tetapi dengan dua foto berbeda. Satu foto mengenakan jilbab, satu lagi tidak.

Hasilnya, di Jerman hanya 25 persen orang yang menanggapi kandidat bercadar, sedangkan 53 persen orang lebih menyukai yang tidak bercadar.

Sedangkan di, wanita berjilbab hanya ditanggapi sebesar 35 persen, sementara angka lebih tinggi diperoleh saat ia tidak bercadar dengan hampir 70 persen.

3 dari 3 halaman

Ini membuktikan jika wanita muslim mendapat diskriminasi di Jerman dan Belanda ketika mereka melamar pekerjaan, terutama pekerjaan yang banyak berkomunikasi langsung dengan orang lain.

Salah satu peneliti, Valentina Di Stasio mengatakan, hasil ini menunjukkan kurangnya kemajuan dari waktu ke waktu terkait diskriminasi minoritas.

" Anggota etnis minoritas masih menghadapi tingkat diskriminasi saat ini yang setinggi puluhan tahun lalu," kata Stasio.

Dia menekankan pentingnya pembuatan kebijakan dan mekanisme legislasi untuk memantau masalah ini.

Beri Komentar