Sosok Ma'ruf Amin di Mata Anak Gus Dur

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 16 Agustus 2018 19:01
Sosok Ma'ruf Amin di Mata Anak Gus Dur
Yenny menaruh hormat, tapi tetap kritis pada Ma'ruf Amin.

Dream - Situasi perpolitikan di Tanah Air menghangat usai Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto mendeklarasikan calon wakil presiden masing-masing. Salah satu nama yang belakangan menjadi sorotan adalah cawapres Jokowi, KH Ma'ruf Amin.

Putri Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau lebih dikenal dengan Yenny Wahid punya pandangan terhadap Kiai Ma'ruf.

Dalam rekaman tayangan Mata Najwa yang diunggah pada channel Narasi TV di YouTube, Yenny sempat ditanya mengenai sosok Ma'ruf oleh sang presenter, Najwa Shihab. Yenny dan Ma'ruf memiliki keterikatan sama yaitu di Nahdlatul Ulama.

Najwa bertanya bagaimana sosok Ma'ruf di mata Yenny.

" Kiai NU, ulama besar, ahli fiqih, punya kemampuan orator yang baik, dan beliau juga lama mengabdi di NU, jadi kami hormat pada Kiai," kata Yenny.

 

1 dari 2 halaman

Tetap Kritisi Fatwa Ma'ruf Amin

Najwa juga menanyakan sikap Yenny terhadap rekam jejak fatwa yang dikeluarkan Ma'ruf. Terutama selama Ma'ruf menjadi Ketua Komisi Fatwa MUI.

" Apakah semuanya Anda sepakat dengan rekam jejak fatwa Pak Ma'ruf Amin minimal yang dikeluarkan ketika Pak Ma'ruf Amin menjadi Ketua Komisi Fatwa MUI?" tanya Najwa.

Yenny mengakui ada fatwa yang dikeluarkan Ma'ruf bertentangan dengan nilai-nilai yang dia perjuangkan selama ini.

Tetapi, Yenny menyadari Ma'ruf memutus fatwa tersebut dalam kapasitasnya sebagai petinggi MUI yang menaungi segala kepentingan ormas Islam.

Yenny Wahid

" Kami juga menyadari bahwa Kiai Maruf Amin ketika mengeluarkan fatwa-fatwa tersebut bukan berada dalam ruang kosong. Beliau menjadi pemimpin sebuah organisasi bernama MUI, di mana banyak sekali kepentingan organisasi-organisasi Islam lainnya di dalamnya," kata Yenny.

Dia pun menyatakan tetap mengkritisi sejumlah fatwa Ma'ruf Amin. Terutama yang terkait dengan persoalan kebhinekaan dan toleransi.

" Kami tetap berjuang agar itu tidak menjadi narasi publik di dalam ruang kebangsaan kita," terang Yenny.

2 dari 2 halaman

Ini Videonya

Beri Komentar