Kedai Starbucks (www.skyscrapercity.com)
Dream - Raksasa kedai penjual kopi Starbucks menolak tudingan bahwa mereka telah menyumbang jutaan dolar Amerika Serikat untuk Israel dan tentara Zionis. CEO Starbucks, Howard Schultz, menyatakan tudingan itu benar-benar keliru.
" Rumor bahwa Starbucks atau Howard memberikan bantuan dana kepada pemerintah Israel atau tentara Israel adalah palsu," kata Schuultz dikutip Dream dari laman Al Arabiya, Senin 11 Agustus 2014.
" Starbucks adalah perusahaan milik publik dan dengan demikian diperlukan keterbukaan dalam setiap sumbangan perusahaan setiap tahunnya melalui proxy statement," tambah dia.
Starbucks bahkan telah menutup kedai terakhir mereka di Israel pada 2003 silam. Kedai terakhir itu ditutup karena tantangan operasional.
Bantahan Staarbucks ini bukan pertama kali dikeluarkan. Sebelumnya, Juru Bicara Starbucks, Jim Olson, mengatakan perusahaannya tak mendukung kepentingan politik manapun.
" Starbucks tidak mendukung kepentingan politik atau agama manapun, dan itu berlaku untuk Howard juga. Tak ada dukungan dana dari Howard atau perusahaan kepada pemerintah Israel untuk tujuan apapun," ujar Olson.
Starbucks memiliki ribuan kedai di berbagai negara. Di Timur Tengah dan Afrika Utara saja, mereka memiliki sekitar 600 kedai yang tersebar di 12 negara.
Jaringan ini kerap disebut-sebut membantu pendanaan Israel. Bahkan, sejumlah kalangan menyerukan boikot produk Starbucks saat Israel gencar menyerang Jalur Gaza, Palestina.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`