Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Dukungan suami sangat dibutuhkan bagi istri yang tengah mengandung. Perubahan hormon, fisik dan psikologis membuat ibu hamil jadi lebih sensitif dari biasanya. Hal ini kerap tak disadari oleh para suami.
Ibu juga jadi lebih cemas dan butuh dukungan lebih besar dari biasanya. Kehadiran suami sangat penting untuk membuat ibu merasa tenang, bukan sebaliknya. Sayangnya, pada beberapa kondisi, para calon ayah kurang memahami sehingga memicu konflik dan membuat ibu menangis.
Dikutip dari BincangSyariah.com, secara umum, syariat Islam menyerukan kepada para suami agar jangan sampai membuat istri menangis. Dalam QS. An-Nisa [4]: 19, Allah SWT berfirman,
Artinya: Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Pada ayat di atas jelas dinyatakan bahwa seorang suami harus senantiasa berbuat baik kepada istrinya dalam segala hal menggunakan standar kepatutan. Syariat juga memerintahkan agar seorang suami bersabar ketika melihat atau menyaksikan sesuatu yang tidak disukainya pada diri seorang istri. Allah SWT menegaskan agar suami menegur istri bukan dengan menghardik, namun dengan mauidzah hasanah, yakni petuah yang baik.
Dalam berbagai kondisi sebenarnya seorang suami dilarang membuat istri menangis karena tangisan perempuan biasanya merupakan perwujudan dari ekspresi dari rasa sakit yang ia rasakan. Larangan ini menjadi semakin kuat ketika seorang istri sedang hamil.
Semakin sering ibu merasa khawatir atau cemas, semakin banyak pula hormon stres yang dihasilkan dan bisa berdampak buruk pada perkembangan janin. Besarnya potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari tangisan seorang istri yang sedang hamil, semakin memperkokoh hukum haram. Sebuah kaidah fikih menyebutkan:
“ (Sebisa mungkin) bahaya itu dihilangkan”
Kesimpulannya, haram bagi seorang suami membuat istrinya menangis, terlebih ketika sedang hamil. Sebaiknya, suami berusaha sekuat mungkin membantu istri saat mengalami masa-masa sulit selama kehamilan.
Penjelasan selangkapnya baca di sini
Dream - Menyusui sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Allah SWT sampai memerintahkan para ibu untuk menyusui buah hatinya sampai dua tahun penuh. Hal ini tertulis dalam Al-Baqarah (2) ayat 233.
Artinya: “ Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna" .
Dalam Islam, menyusui bukan hanya sekadar memenuhi gizi anak d an menyehatkan fisiknya. Banyak hikmah yang terkandung dalam proses menyusui. Banyak yang beranggapan kalau menyusui hanya merupakan tanggung jawab ibu, padahal tak demikian.
Ajaran Islam soal menyusui pada hakikatnya merupakan bentuk nafkah yang seharusnya diberikan oleh seorang ayah kepada bayi. Ibu menjadi perantara tersampaikannya nafkah seorang ayah kepada anaknya.
Untuk itu, ayah wajib memberikan makanan yang baik dan bergizi kepada ibu sang bayi. Bahkan ketika kedua orangtua bayi itu sudah cerai sekali pun, seorang ayah dituntut untuk memberikan upah kepada ibu yang masih menyusui bayi itu.
Allah SWT berfirman dalam surah Ath-Thalaq 65 ayat 6:
Artinya: “ Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kalian bertempat tinggal menurut kemampuan kaluan, dan janganlah kalian menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka; dan musyawarahkanlah di antara kalian (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kalian menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”
Menukil pernyataan Syekh Ali ash-Shabuni dalam kitab Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam Minal Qur’an, bahwasanya tidak ada makanan yang lebih baik bagi seorang bayi selain ASI. Uraian beliau itu juga didukung dengan kesepakatan para ahli medis bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi.
Hal ini anak terbentuk dari darah ibu tatkala masih dalam rahim, maka setelah anak itu lahir, darah itu berubah menjadi air susu, yang dengan cara itu bayi memperoleh makanan yang baik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika bayi itu masih dalam masa menyusui, terdapat pola hubungan yang sangat indah. Baik hubungan antara suami dengan istrinya, yang senantiasa memenuhi kebutuhan lahir batin maupun hubungan orangtua dengan anaknya.
Penjelasan selengkapnya baca di Bincang Syariah
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati