

Dream - Setelah kira-kira 20 menit istirahat sambil bermain media sosial di ponselnya, Hanafi mematikan AC dan mesin mobilnya.
Terasa berat untuk melangkah masuk ke dalam rumah biarpun sore itu sudah masuk waktu Maghrib.
Entah kenapa sejak belakangan ini, Hanafi merasa seperti tidak betah berada di dalam rumah.
Suara riuh dua anaknya yang berusia tujuh dan tiga tahun justru membuatnya jadi stres dan tertekan.
Melihat lantai ruang tamu penuh dengan mainan yang berhamburan, Hanafi seakan naik darah.
Alih-alih kepada anak-anaknya, Hanafi menjadikan istrinya, Wana, sebagai sasaran kemarahannya.
Hanafi menuding istrinya tidak becus mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak.
Wana hanya diam saja setiap menjadi sasaran kemarahan Hanafi meski hatinya sakit.
Dia terus berpikiran positif suaminya emosi mungkin karena stres dengan pekerjaannya.
Namun akhir-akhir ini Wana merasakan perubahan yang aneh pada suaminya itu.
Selain sering pulang telat, Hanafi sudah mulai meninggalkan ibadah sholat.
Hanafi juga lebih suka menghabiskan waktu sendirian untuk membaca di kamar sampai tertidur.
Satu hari Wana benar-benar heran saat mengajak suaminya sholat berjemaah tapi Hanafi menolaknya.
"Abang, bangun... Wana kangen sholat jemaah," Wana bangunkan suaminya dengan lembut.
Tetapi Hanafi hanya mendengus kasar saat sang istri membangunkannya. Dia merasa tidurnya terganggu.
"Alahhhh kamu ini... sholat duluan sana!," jawab Hanafi sambil menghadapkan badannya ke dinding dan lanjut tidur.
Beberapa hari kemudian, Wana coba memberanikan diri masuk ke kamar baca setelah tidak melihat suaminya seharian.
Niatnya hanya mau membicarakan mengenai masalah anak-anak dan juga situasi dingin mereka.
Baru saja Wana menyandarkan punggung di ranjang, mata Hanafi sudah menjeling tajam.
"Abang... Wana mau bicara sedikit boleh?" tanya Wana lembut.
"Hheemm bicara saja lah," balas Hanafi acuh tak acuh.
"Wana perasaan sebulan dua bulan ini abang seperti sangat lain. Tak mau main dengan anak-anak.
"Aku pun abang cueki. Abang stres mikir pekerjaan kah? Atau Wana ada buat kesalahan?
"Wana hanya mau suami Wana yang seperti dulu," tuturnya sambil air mata mulai mengalir di pipi.
Hanafi hanya memandang Wana dengan ekor matanya. Perhatian Hanafi lebih fokus ke layar ponselnya.
"Tak ada apa-apa! Kamu saja yang pikiran macam-macam. Iya, abang cuma penat sekarang kerjaan banyak," jawab Hanafi dalam nada suara yang sedikit tinggi.
dream.co.id
Singkat cerita, Hanafi pergi ke Perlis dengan Rashid. Saat memasuki perbatasan Kedah, Rashid berniat mau sholat Zuhur di masjid sebelum makan siang.
Hanafi hanya mengikuti dari belakang. Tapi begitu menapak tangga masjid, Hanafi merasa kakinya tiba-tiba berat.
Peluh sebesar biji jagung mulai membanjiri dahi dan punggungnya. Hanafi mengurungkan niatnya untuk sholat dan memakai sepatunya kembali.
Rashid yang sudah berada di teras masjid mengira Hanafi mau ke kamar mandi untuk buang hajat sebelum sholat.
Selesai urusan di masjid, mereka meneruskan perjalanan hingga tibalah masanya untuk pulang kembali ke Kuala Lumpur.
Selama perjalanan, Rashid mengobrol soal perubahan sikap Hanafi yang akhir-akhir ini terlihat aneh.
"Hanafi, aku lihat kamu agak aneh, seperti tidak fokus. Atau ini perasaan aku saja? Kalau mau cerita, aku siap dengar," kata Rashid.
Hanafi hanya memandang Rashid kosong, sebelum memulai cerita dari awal sehingga perubahan dirinya seperti yang dirasakan oleh istrinya.
Setelah mendengar cerita Hanafi, Rashid pun menyarankan sahabatnya itu untuk berobat.
Kebetulan di kampung Rashid ada Haji Usman yang dikenal bisa mengobati hal-hal tak nampak.
Mereka tiba di rumah Haji Usman sekitar pukul 4 petang. Selepas basa basi, Rashid pun membuka bicara dan menyatakan tujuan mereka.
Hanafi kemudian bercerita kisah rumah tangganya sebagaimana yang diceritakan kepada Rashid sebelumnya.
Usai mendengar cerita Hanafi, Haji Usman menyimpulkan jika rumah tangga pria tersebut mendapat kiriman gangguan sihir.
"Dari apa yang kamu cerita, kemungkinan ada gangguan sihir... sihir pemisah. Orang yang terkena selalu 'panas' dengan pasangannya," ujar Haji Usman.
Haji Usman mengatakan, sihir pemisah tersebut sangat mudah dikirimkan di zaman sekarang.
Hanya dengan foto korban saja sudah cukup. Kalau tidak ada foto, bisa ambil di media sosial korban.
"Kurangi aktif main media sosial. Bukan saja buang waktu, tapi bisa mengundang hal buruk."
Mendengar kata-kata Haji Usman, Hanafi seperti tersentak. Dia teringat istrinya juga aktif bermain media sosial.
"Istri sering upload foto liburan keluarga. Dia juga pernah cerita punya teman lama yang suka goda-goda.
"Tapi istri tidak merespons. Istri pun tidak membalas dengan marah-marah," kata Hanafi.
Haji Usman kemudian menuliskan beberapa doa yang perlu diamalkan untuk menghilangkan sihir pemisah itu.
Haji Usman juga menasihati Hanafi agar tidak meninggalkan sholat meski sesibuk apa pun.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia pun ikhlas jika sang suami kembali rujuk dengan mantan istrinya.
Baca SelengkapnyaKetika suami berusaha mencari nafkah, hendaknya istri selalu mendoakan kebaikan suaminya.
Baca SelengkapnyaKejutan ulang tahun dari sang istri bikin pria ini menangis haru.
Baca SelengkapnyaDerita istri bersuamikan pria anak mami. Tak mau tanggung jawab, malah suruh istri kerja jadi wanita pelacur.
Baca SelengkapnyaDoa istri untuk suami dan anak-anak merupakan amalan penting dalam keluarga.
Baca SelengkapnyaSeorang suami sudah seharusnya menjalankan tanggung jawab untuk memenuhi hak-hak istrinya.
Baca SelengkapnyaSahabat Dream kalian sudah coba belum makanan yang lagi viral satu ini? kalau belum, kalian wajib coba sih
Baca SelengkapnyaDi saat ia mulai yakin untuk menikah dengan D, muncul kejanggalan saat pria tersebut memberikan akta cerai sebagai syarat kelengkapan pernikahan.
Baca Selengkapnya