Dream - Tahukah kamu jika Gunung Krakatau pernah meledak hingga membuat dunia gelap gulita selama beberapa waktu?
Fenomena letusan Krakatau ini terjadi tahun 1883 dan disebut kiamat kecil atau perusak sejarah.
Gunung yang terletak di perairan Selat Sunda, timur Pulau Sumatera dan barat Pulau Jawa ini meledak pada 27 Agustus 1883, pukul 11:02 pagi.
Saking dahsyatnya, ledakan Krakatau ini disebut-sebut 10 ribu kali lebih mengerikan dari bom atom Hiroshima.
Meski alat perekam saat itu belum secanggih sekarang, namun suara ledakan Gunung Krakatau berhasil terekam. Suara ledakannya pun beredar di media sosial, salah satunya di postingan akun Tiktok @arsip.ind.
tulis deskripsi unggahan video tersebut.
Suara menyeramkan dari ledakan Gunung Krakatau ini terdengar hingga Pulau Rodrigurs di Samudera Hindia.
Suara ledakan menyebar hingga 4.900 Km.
“Suara yang dihasilkan adalah 172 desibel (dB). Suara asli di sekitaran gunung diperkirakan 310 dB,” tulis deskripsi video tersebut.
Akibatnya sekitar lebih dari 30 ribu orang meninggal dunia.
Bahkan menurut laporan, warga yang mendengar suara ledakan mengalami gangguan pendengaran hingga tuli permanen.
Letusan Gunung Krakatau sendiri mulai terlihat sejak 26 Agustus 1883, puncaknya meruntuhkan kaldera yang berdiameter sekitar 6 kilometer
Letusan vulkanik Gunung Krakatau ini juga melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya.
Selain itu, letusan Gunung Krakatau ini juga merusak cuaca dunia
Krakatau menyuntikkan sejumlah besar gas sulfur dioksida (SO2) ke dalam stratosfer.
Terbentuk aliran piroklastik yang terdiri dari material-material vulkanik seperti benda cair, gas, abu, batu apung, serta blok lava yang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merusak segala yang ada di jalurnya.
Suhu ekstrem dari batuan dan gas tersebut mencapai suhu ekstrem, dari 200°C hingga 700°C, cukup panas untuk memicu api dan bahkan mencairkan es.
Materi tersebut kemudian dihembuskan oleh angin tingkat tinggi ke berbagai belahan planet.
Kejadian ini mengakibatkan peningkatan secara global dalam konsentrasi asam sulfat (H2SO4) di awan cirrus tingkat tinggi.
Kenaikan pada reflektivitas awan (albedo) ini menyebabkan lebih banyak cahaya matahari dipantulkan daripada biasanya.
Sehingga bumi terlarut dalam kegelapan.
Sinar matahari terbenam selama dua setengah hari.
Tak selesai sampai disitu, di tahun setelah letusan Krakatau, rerata musim panas di belahan bumi utara turun suhu sebesar 04 °C
Hujan ekstrem juga terjadi di California Selatan selama periode air, dari Juli tahun 1883 hingga Juni 1884.
Los Angeles mencatat 97.000 milimeter (3.818 in) dan San Diego 66.000 milimeter (2.597 in), yang diyakini akibat dari letusan Krakatau.
(Laporan: M Bintang Alfan Nur Fauzi)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN