Ilustrasi Rapid Test (Merdeka.com)
Dream - Ratusan warga lingkungan Masigit, Kelurahan Masjid Priyai, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, meninggalkan rumah setelah mendapatkan informasi tentang adanya rapid test massal oleh tim kesehatan.
Sekitar pukul 02.30 WIB, Minggu 14 Juni 2020, ratusan warga yang didominasi ibu-ibu dan anak-anak berhamburan meninggalkan rumah mereka. Tindakan itu dilakukan setelah mereka mendengar kabar akan dilakukan rapid test masal di wilayahnya.
Warga menolak mengikuti tes cepat Covid-19 itu karena mereka mengira akan langsung dibawa ke rumah sakit setelah rapid test. Di tengah kepanikan, mereka akhirnya memilih kabur dari rumahnya.
Hingga pukul 03.00 WIB warga masih ada yang meninggalkan rumahnya. Hingga kondisi di Lingkungan Masigit hanya tinggal para pemuda, kurang lebih hingga 70 persen warga di Lingkungan Masigit sudah mengungsi.
Camat Kasemen, Gholib Abdul Mutholib, mengatakan hal itu terjadi karena masyarakat masih belum tersosialisasi dan belum memahami bahwa rapid test merupakan upaya dari pemerintah untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.
Bahkan bukan hanya Kampung Masigit, namun di beberapa kampung di Kelurahan Masjid Priyai pun terjadi kepanikan.
" Yah kalau dari kecamatan atau kelurahan itu enggak ada (sosialisasi). Soalnya itu kan masalah kesehatan, jadi harus orang yang benar-benar dari Dinkes yang melakukan sosialisasi. Kalau dari kami kan khawatir tidak benar sosialisasinya. Tapi kalau sosialisasi pengumuman dari pemerintah, itu pasti kami teruskan hingga RT," ujarnya.
Gholib mengaku terkait dilakukannya rapid test massal, pihaknya akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas tingkat kota, agar dapat memberikan pengertian kepada masyarakat.
" Nanti kami juga akan pertemuan dengan Puskesmas untuk membicarakan ini. Karena kan kita juga harus memahami di masyarakat, supaya jangan memaksakan kepada masyarakat. Pengertiannya saja supaya masyarakat mendapatkan pemahaman dulu," ujarnya.
Terpisah, juru bicara gugus tugas Covid-19 Kota Serang, W Hari Pamungkas mengaku mendengar informasi ada warga yang kabur saat mau di-rapid test. Namun, pihaknya belum menerima laporan resmi dari tim gugus tugas tingkat Kecamatan.
Jika benar warga takut di-rapid test, Hari menegaskan akan menekankan tim gugus tugas tingkat Kecamatan untuk turun mengedukasi masyarakat tentang pentingnya rapid test guna memetakan penyebaran virus Corona.
" Kalau memang betul ada demikian, tim Kecamatan akan turun untuk mengedukasi ke masyarakat tentang pentingnya rapid untuk memilah data. Kami tekankan dari level tim gugus tugas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat setempat," katanya.
(Sah, Sumber: Merdeka.com)
Advertisement
4 Cara Ampuh Hilangkan Lemak di Perut, Cobain Yuk!

Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia

10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu

KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang

4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal


Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!

Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu



Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud

AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media