Tangkap Buaya Muara 1,5 Meter Di Karawang, Panji Petualang Kewalahan
Dream - Buaya muara termasuk buaya yang paling ganas di dunia, selain buaya Sungai Nil di Afrika.
Karena itu, memelihara buaya muara sebenarnya cukup berbahaya. Apalagi jika lokasinya di perkampungan warga.
Baru-baru ini, Panji Petualang dan Tyo Survival mendapat panggilan untuk rescue buaya muara di Tamelang, Karawang, Jawa Barat.
Panji Petualang sendiri tidak tahu buaya itu peliharaan atau liar. Yang pasti buaya itu sudah ada sejak kecil.
Sekarang buaya muara itu sudah lumayan besar, panjangnya diperkirakan dua meteran. Buaya muara itu sekarang ditaruh di kandang khusus.
Yang jadi masalah kandangnya itu tidak aman karena cuma cor-coran berbentuk bak dan atasnya ditutup kawat.
Selain tidak aman, kandangnya tidak akan muat menampung buaya muara itu karena ia tumbuh semakin besar.
Masalah lainnya, tiap sore bocah-bocah pulang ngaji hobi datang ke kandang buaya itu.
Mereka paling suka melongokkan kepala di kandang buaya itu. Warga pun khawatir karena dulu pernah ada bocah yang kecebur di dalam kandang buaya itu.
Sayangnya, me-rescue buaya tidak mudah karena reptil satu ini termasuk binatang dilindungi di Indonesia.
Karena itu me-rescue atau menangkap buaya harus mendapatkan izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA.
Tapi karena warga yang meminta tolong agar buaya muaranya dievakuasi, Panji Petualang dan Tyo Survival bersedia membantu.
Buaya muara itu akan dibawa ke rumah Panji Petualang sebagai penampungan sementara sebelum diserahkan ke BKSDA.
Setelah sampai di lokasi, Panji Petualang dan Tyo Survival dibantu warga mendatangi kandang buaya muara itu.
Seperti dijelaskan sebelumnya, buaya muara itu ditaruh dalam kandang sempit berisi air dan ditutup kawat.
Setelah penutup kandang dari kawat itu dibuka, tampaklah buaya muara. Memang belum besar tapi panjangnya sudah dua meteran.
Tyo Survival segera membuat simpul dari tali untuk menjerat rahang buaya agar tidak membahayakan ketika dievakuasi.
Dengan bantuan tongkat, Tyo Survival akhirnya berhasil menjerat rahang buaya muara yang terus meronta-ronta.
Tyo Survival kemudian menarik keluar buaya muara tersebut dari kandangnya. Meski berlangsung alot dan dibantu Panji Petualang, buaya muara itu akhirnya berhasil dikeluarkan dari kandangnya.
Dengan sigap Panji Petualang segera menindih tubuh buaya muara itu dan menekan kepalanya dengan kuat. Panji Petualang mengungkapkan bagian tubuh paling berbahaya dari buaya adalah rahangnya dan kulit tebalnya.
" Jadi guys, bagian paling berbahaya dari buaya adalah rahang. Selain itu kulitnya yang tebal. Di bagian atas rahangnya ini ada semacam kulit tipis dan bawahnya langsung tulang," kata Panji Petualang.
Selain gigitan, kalau tidak tahu teknik menangkap buaya, reptil satu ini kadang suka mengangkat kepala dan memukulkan bagian atas rahangnya yang keras itu pada dagu orang yang menangkapnya.
" Teman saya pernah sempat pecah (dagunya) terbelah dua. Gara-gara dihajar (rahang atas buaya)," sambung Panji Petualang.
Panji Petualang kemudian membalik buaya muara tersebut untuk mengetahui jenis kelaminnya. Ternyata caranya adalah memeriksa tangkur buaya yang berada di dalam alat kelaminnya.
Setelah diperiksa tangkurnya, ternyata buaya muara di Tamelang itu berjenis kelamin jantan. Selain itu, ukuran panjangnya ternyata 1,5 meter dan dalam kondisi sehat.
Kata Panji Petualang, buaya muara jantan bisa tumbuh memanjang sampai 12 meter. Sementara buaya muara betina panjang maksimalnya 8 meter.
Untuk lebih amannya, Panji Petualang menyarankan untuk melakban rahang buaya muara tersebut. Namun karena tidak ada lakban, Panji Petualang dan Tyo Survival menggunakan tali rafia.
Tyo Survival langsung mengikat kuat rahang buaya muara itu karena sangat membahayakan jika dibiarkan terbuka. Panji Petualang kemudian menjelaskan keunikan dari rahang buaya tersebut.
" Rahang buaya.. itu tekanannya bisa sampai 2 ton kalau dia nggigit. Tapi untuk membuka rahangnya, walaupun hanya ditali pakai karet bisa akan kesulitan," kata Panji Petualang.
Proses rescue buaya muara di Tamelang, Karawang, itu berakhir dengan sukses. Untuk sementara buaya muara itu akan ditampung di Blackhouse, shelter milik Panji Petualang.
Sumber: YouTube
Advertisement
Begini Cara Cuci 3.742 Tempat Makan untuk MBG Untuk Pastikan Tak Ada Bakteri Beracun
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Rahasia Diet ala Lisa Blackpink, Tubuh Ramping Tetap Energik
7 Artis Indonesia yang Dilamar di Luar Negeri, Terbaru Syifa Hadju di Swiss
4 Koleksi Jam Tangan Erick Thohir, Ada yang Harganya di Bawah Rp10 Juta
Cerita di Balik Lagu “Dengar”, Ekspresi Tulus Tiara Andini Menyambut Album “Edelweiss”
Pria Berpenghasilan Rp6,9 Miliar per Bulan Bangkrut, Kini Jualan Sosis