Peta Selat Sunda. (Foto: Instagram Daryono BMKG)
Dream - Baru-baru ini muncul fenomena menarik di wilayah Selat Sunda bagian selatan. Pada Minggu malam, 7 Juni 2020, muncul aktivitas gempa tektonik yang terjadi secara beruntun.
BMKG mencatat gempa pertama terjadi pada pukul 19.04 WIB dengan megnitudo 2,9. Selang 16 menit kemudian terjadi gempa dengan magnitudo 3,3.
Yang menarik dari kejadian ini adalah aktivitas gempa tersebut terus terjadi sambung menyambung dan memiliki magnitudo yang bervariasi.
Magnitudo gempa yang paling besar terjadi pada skala 3,9. Sementara yang paling kecil berada pada skala 2,9. Variasi ini membentuk gerombolan atau kluster episenter.
Uniknya lagi, kluster seismisitas ini terletak pada pusat gempa dengan magnitudo 5,0 yang terjadi pada hari Sabtu 11 April 2020.
Ketika dilakukan pendalaman terhadap lokasi sebaran episenter yang terkait dengan peta tektonik Selat Sunda, tampak bahwa rentetan aktivitas gempa ini berada pada jalur Sesar Semangko yang menuju ke laut.
Meski demikian struktur sesar di zona ini tampaknya sudah bukan lagi didominasi sistem sesar mendatar (strike slip fault).
Namun sudah berubah menjadi beberapa struktur sesar turun (normal fault). Hal ini karena adanya mekanisme pull-apart yang membentuk basin/graben Selat Sunda.
Graben Selat Sunda ini terbentuk karena adanya fenomena peregangan yang merupakan dampak dari bagian Pulau Sumatra yang bergerak searah jarum jam dengan menjadikan zona Selat Sunda sebagai porosnya.
Hingga Senin pagi kemarin (8 Juni 2020) BMKG mencatat ada 9 aktivitas gempa tektonik yang menggerombol di Selat Sunda. Saat ini BMKG masih terus memonitor fenomena kegempaan yang menarik ini.
BMKG masih perlu melihat lagi apakah fenomena kegempaan di Selat Sunda ini hanya sebatas gempa swarm biasa yang kemudian berakhir dengan sendirinya. Atau juga kemungkinan berlanjut sebagai gempa pendahuluan (foreshocks).
Apabila tidak ada aktivitas lagi, maka sangat kecil kemungkinan itu merupakan gempa pendahuluan.
Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, berharap aktivitas kebumian ini hanyalah gempa swarm biasa dan berakhir tanpa ada sesuatu yang tidak diharapkan.
Sumber: Instagram Daryono BMKG
Advertisement
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama