Teka-teki Rentetan Gempa Selat Sunda, Pulau Sumatra Bergerak Searah Jarum Jam

Reporter : Sugiono
Rabu, 10 Juni 2020 12:27
Teka-teki Rentetan Gempa Selat Sunda, Pulau Sumatra Bergerak Searah Jarum Jam
Rentetan aktivitas gempa ini berada pada jalur Sesar Semangko yang menuju ke laut.

Dream - Baru-baru ini muncul fenomena menarik di wilayah Selat Sunda bagian selatan. Pada Minggu malam, 7 Juni 2020, muncul aktivitas gempa tektonik yang terjadi secara beruntun.

BMKG mencatat gempa pertama terjadi pada pukul 19.04 WIB dengan megnitudo 2,9. Selang 16 menit kemudian terjadi gempa dengan magnitudo 3,3.

Yang menarik dari kejadian ini adalah aktivitas gempa tersebut terus terjadi sambung menyambung dan memiliki magnitudo yang bervariasi.

1 dari 4 halaman

Kekuatan Gempa yang Bervariasi

Magnitudo gempa yang paling besar terjadi pada skala 3,9. Sementara yang paling kecil berada pada skala 2,9. Variasi ini membentuk gerombolan atau kluster episenter.

Uniknya lagi, kluster seismisitas ini terletak pada pusat gempa dengan magnitudo 5,0 yang terjadi pada hari Sabtu 11 April 2020.

Ketika dilakukan pendalaman terhadap lokasi sebaran episenter yang terkait dengan peta tektonik Selat Sunda, tampak bahwa rentetan aktivitas gempa ini berada pada jalur Sesar Semangko yang menuju ke laut.

2 dari 4 halaman

Pulau Sumatera Bergerak Searah Jarum Jam

Meski demikian struktur sesar di zona ini tampaknya sudah bukan lagi didominasi sistem sesar mendatar (strike slip fault).

Namun sudah berubah menjadi beberapa struktur sesar turun (normal fault). Hal ini karena adanya mekanisme pull-apart yang membentuk basin/graben Selat Sunda.

Graben Selat Sunda ini terbentuk karena adanya fenomena peregangan yang merupakan dampak dari bagian Pulau Sumatra yang bergerak searah jarum jam dengan menjadikan zona Selat Sunda sebagai porosnya.

3 dari 4 halaman

BMKG Terus Melakukan Pemantauan

Hingga Senin pagi kemarin (8 Juni 2020) BMKG mencatat ada 9 aktivitas gempa tektonik yang menggerombol di Selat Sunda. Saat ini BMKG masih terus memonitor fenomena kegempaan yang menarik ini.

BMKG masih perlu melihat lagi apakah fenomena kegempaan di Selat Sunda ini hanya sebatas gempa swarm biasa yang kemudian berakhir dengan sendirinya. Atau juga kemungkinan berlanjut sebagai gempa pendahuluan (foreshocks).

4 dari 4 halaman

Berharap Hanya Gempa Biasa

Apabila tidak ada aktivitas lagi, maka sangat kecil kemungkinan itu merupakan gempa pendahuluan.

Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, berharap aktivitas kebumian ini hanyalah gempa swarm biasa dan berakhir tanpa ada sesuatu yang tidak diharapkan.

Sumber: Instagram Daryono BMKG

 

Beri Komentar