Bagaimana Caranya Menghadapi Mutasi Baru COVID-19?
Dream – Sejumlah negara di Eropa kembali mengalami lonjakan kasus infeksi Covid-19. Penyebabnya disinyalir adalah strain baru mutasi baru yang dianggap lebih menular.
Ditambah lagi, orang-orang di sana mulai terlalu longgar mobilitasnya pasca vaksinasi Covid-19.
Dikutip dari Merdeka.com, Sabtu 27 Maret 2021, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan strain baru sudah masuk di Indonesia sejak 2021.
“ Dari pengamatan kami, terjadinya lonjakan ini karena adanya strain baru yang sudah ada di Indonesia sejak Januari dan adanya mobilitas yang terlalu agresif pembukaannya,” kata Budi Gunadi di Jakarta.
Untuk di Indonesia, lanjutnya, arahan dari Presiden Joko Widodo adalah mencari titik keseimbangan agar hasil penurunan angka infeksi Covid-19 yang sudah bagus karena PPKM mikro dan vaksinasi tidak kehilangan momentum.
“ Sehingga angka infeksi Covid-19 di Indonesia diharapkan terus turun dan tidak mengalami lonjakan seperti di Eropa,” kata dia.
Lebih lanjut, Budi berpesan kepada masyarakat yang sudah divaksinasi agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Protokol kesehatan 3M akan bisa menghindarkan setiap orang dari infeksi Covid-19 secara umum dan juga strain barunya.
Pernyataan serupa juga pernah diungkapkan Pakar Epidemiologi Penyakit Menular Dr. M. Atoillah Isfandiari, dr., M.Kes.
“ Yang bisa menjamin orang tidak terinfeksi virus, apapun itu, adalah protokol kesehatan 3M,” kata Wakil Dekan Bidang II Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga ini.
Atoillah mengatakan virus ini masih bisa menginfeksi orang-orang yang sudah divaksinasi. Dikatakan bahwa vaksin tidak mengubah atau menutup lubang hidung dan mulut.
“ Jadi, virus masih bisa masuk,” kata dia.
Dengan vaksinasi, virus yang bisa masuk tidak menginfeksi sehingga tak menyebabkan gejala penyakit.
Orang yang tidak divaksin, kata Atoillah, bisa terinfeksi virus Covid-19. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang tak punya antibodi Covid-19.
“ Vaksin itu tidak membuat kita menjadi sakti. Kalau terinfeksi sebatas diagnosis lab sangat mungkin,” kata dia.
“ Dengan mendapatkan vaksin kalau terinfeksi tidak sakit. Vaksin memberi perlindungan dari dalam sedangkan prokes 3M melindungi dari luar,” pungkas Atoillah.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib