Tidak Ada Obatnya, Ternyata Ini Penyebab Balita di Bekasi Hobi Makan Kertas dan Styrofoam

Reporter : Okti Nur Alifia
Jumat, 25 Maret 2022 19:00
Tidak Ada Obatnya, Ternyata Ini Penyebab Balita di Bekasi Hobi Makan Kertas dan Styrofoam
GI sudah menjalani pemeriksaan medis dan ditemukan gangguan yang diidapnya, sehingga hobi makan kertas.

Dream - GI, bocah tiga tahun asal Muaragembong, Bekasi, yang gemar makan kertas dan styrofoam, telah menjalani pemeriksaan medis di RSUD Cabangbungin. Dari pemeriksaan itu diketahui bahwa GI mengalami gangguan pica, yakni memiliki keinginan mengonsumsi sesuatu yang tidak memiliki nilai gizi.

" Gangguan makan pica biasanya anak-anak makan benda-benda yang tidak wajar, seperti batu, kerikil, kertas, pasir, puntung rokok dan lainnya," kata Dokter Umum RSUD Cabangbungin, Ari Afandi, dikutip dari merdeka.com, Jumat 25 Maret 2022.

Meski punya kebiasaan yang tidak lazim, GI dinyatakan sehat dan aktif. Dokter tidak menemukan keluhan kesehatan, seper Pihak dokter yang memeriksa tidak mendapati keluhan kesehatan.

" Tidak ada keluhan demam, batuk dan pilek. Gangguan pencernaan seperti mencret atau sakit perut juga tidak ada. Gangguan lain juga saat ini tidak ada," ujar Ari.

1 dari 2 halaman

Dokter yang menangani GI juga melakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah, urine, dan feses. Pada pemeriksaan darah, kata Ari, ditemukan gejala anemia defisiensi zat besi. " Sel darah merahnya rendah, kadang suplemen zinc-nya bisa turun," imbuh Ari.

Untuk pemeriksaan lainnya seperti enzim hati, ginjal, dan urine GI, menurut Ari, semua masih dalam batas normal. " Untuk gangguan makan pica ini tidak ada obat, jadi melakukan terapi perilaku," kata dia.

" Untuk sampai ke langkah itu harus ditentukan dulu penyebab gangguan makan pica ini apa aja, biasanya bisa terjadi pada anak yang autisme, anak dengan OCD, atau anak dengan disabilitas intelektual," tambah Ari.

2 dari 2 halaman

Saat ini, GI diberikan suplemen zinc dan obat untuk mengobati keluhan anemia sambil menunggu dirujuk ke psikiater atau psikolog anak.

Menurut Ari, untuk saat ini secara fisik, tidak ditemukan kerusakan organ tubuh GI. Tapi kebiasaan makan benda-benda yang tidak wajar bisa merusak beberapa bagian tubuh.

" Bagian oral bisa rusak, gusi bengkak atau gigi bisa patah karena makan benda-benda yang keras. Kalau misalnya makan batu, bisa menyebabkan lecet di tenggorokan, jadi anaknya bisa sakit kalau telan makanan," kata Ari.

Beri Komentar