Tiga Teori Penyebab Pesawat Yeti Airlines Jatuh di Nepal Saat Cuaca Sedang Cerah

Reporter : Sugiono
Rabu, 18 Januari 2023 08:00
Tiga Teori Penyebab Pesawat Yeti Airlines Jatuh di Nepal Saat Cuaca Sedang Cerah
Apa yang membuat pesawat ATR-72 itu jatuh di Nepal dalam kondisi cuaca yang cerah? Berikut ini beberapa teori yang mungkin menjadi penyebabnya.

Dream - Jatuhnya pesawat Yeti Airlines pada Minggu, 15 Januari lalu, cukup mengejutkan dunia penerbangan dan juga masyarakat awam.

Seperti dilaporkan sebelumnya, sekitar 27 menit setelah meninggalkan Kathmandu, pesawat Yeti Airlines 691 jatuh tepat sebelum mendarat di Kota Pokhara.

Kota ini dikenal sebagai pintu gerbang area pendakian di Himalaya. Dalam kecelakaan itu setidaknya 68 dari 72 penumpang meninggal dunia.

1 dari 4 halaman

Namun yang menjadi misteri adalah kondisi cuaca saat kecelakaan paling mengerikan dalam sejarah penerbangan Nepal tersebut terjadi.

Waktu pesawat itu jatuh, cuaca dilaporkan baik dan angin bertiup sepoi-sepoi. Selain itu langit juga cerah dan suhunya jauh di atas titik beku.

Lantas, apa yang membuat pesawat ATR-72 itu jatuh dalam kondisi cuaca yang bagus? Berikut ini beberapa teori yang mungkin menjadi penyebabnya.

2 dari 4 halaman

Pesawat Mengalami Stall dan Human Error

Pilot berpengalaman asal India, Amit Singh, menduga pesawat Yeti Airlines itu kemungkinan mengalami stall. Hal ini terlihat dari kondisi pesawat sesaat sebelum jatuh.

Dalam rekaman video amatir dari darat, tampak keadaan pesawat sebelum jatuh di ngarai, sekitar 1,6 kilometer dari Bandara Internasional Pokhara yang baru dibuka. Terlihat hidung menongak ke atas sebelum sayap kiri tiba-tiba anjlok dan pesawat jatuh.

Stall sendiri merujuk pada istilah dunia penerbangan di mana pesawat kehilangan kekuatan untuk mengangkat. " Daya angkat yang dihasilkan tak cukup menopang pesawat dalam penerbangan dan sayap miring hingga pesawat menukik," jelas Singh.

Hal senada juga diungkapkan Profesor Ron Bartsch, pakar keselamatan dari Avlaw Aviation Consulting Australiaa. " Saya pikir pesawat itu mengalami stall aerodinamis. Kemungkinan karena kesalahan pilot," katanya.

3 dari 4 halaman

Masalah pada Pesawat dan Keterampilan Pilot

Yeti Airlines 619 menggunakan pesawat ATR-72 buatan perusahaan patungan Prancis dan Italia, yang dirilis pada akhir 1980-an. Pesawat jenis ini umumnya memiliki rekam jejak yang bagus meski beberapa kali terlibat kecelakaan mematikan. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan pesawat ini yang jadi penyebabnya.

" Pesawat biasanya tidak jatuh begitu saja dari langit, terutama pesawat modern." kata Bartsch. Menurutnya, ada kemungkinan beberapa jenis kegagalan teknis di instrumen pesawat memberikan data tidak tepat kepada pilot.

Namun, jika sang pilot mendapat pelatihan yang tepat, pesawat tersebut masih bisa dikendalikan. Karena para pilot wajib mendapat pelatihan untuk menangani kegagalan teknis.

Sementara itu, seorang pilot anonim dari India mengatakan topografi kawasan di mana Yeti Airlines 691 terbang dikenal cukup menantang. Dengan puncak gunung dan lembah sempit, meningkatkan risiko kecelakaan.

Menurut pria yang rutin menerbangkan pesawat ATR-72-500 dari India ke Nepal ini, pilot terkadang harus terbang dengan mengandalkan pandangan daripada instrumen di pesawat.

" ATR-72-500 adalah 'pesawat yang tak kenal ampun' jika pilot tidak terlalu terampil dan akrab dengan medan dan angin di kawasan itu," katanya.

4 dari 4 halaman

Masalah di Bandara atau Serangan Burung

Menurut Safety Matters Foundation, terjadi 42 kecelakaan pesawat fatal di Nepal sejak 1946. Ini karena topografi kejam dan cuaca beragam Nepal yang memiliki 8 dari 14 gunung tertinggi dunia.

Selain itu, kebanyakan bandara di Nepal memiliki landasan pacu yang pendek sehingga rentan terjadi kecelakaan akibat kesalahan pilot saat mendarat atau tinggal landas.

Bandara Internasional Pokhara misalnya yang merupakan tujuan wisata populer sebagai pintu gerbang ke Pegunungan Annapurna. Bandara ini berada di ketinggian sekitar 820 meter (2.700 kaki).

Selain topografinya, banyak yang mencemaskan soal keberadaan kawanan burung di ketinggian tersebut menjelang pembukaan Bandara Pokhara dua minggu lalu. Kawanan burung ini dapat membuat penerbangan dari dan ke Bandara Pokhara semakin berbahaya.

Jika pesawat mengalami serangan burung saat akan mendarat, kemungkinan akan mendorong pilot untuk menghentikan upaya pendaratan. Hal ini juga bisa menyebabkan terjadinya stall. " Putar balik adalah yang paling sering salah ditangani oleh pilot," tutur Singh.

Beri Komentar