Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Meski Pemerintah mengklaim membaik, kondisi Covid-19 di Indonesia tidak sedang baik-baik saja. Kasus positif harian memang tidak lagi mencapai angka di atas 50 ribu.
Demikian pula dengan data kesembuhan harian, dengan penambahan rata-rata di atas 30 ribu. Sementara tingkat kasus aktif memang terus terendah.
Tetapi, jika merujuk angka kematian, barulah diketahui kondisi yang sebenarnya belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Terlihat jumlah kematian harian masih saja di atas 1.000, dengan beberapa kali sempat di atas 2.000.
Sayangnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, sempat membuat pernyataan data kematian dikeluarkan dari laporan penanganan harian. Alasannya, terdapat persoalan dalam proses input data di lapangan.
Menurut dia, ditemukan adanya penumpukan data kematian di sejumlah daerah. Data tersebut dilaporkan secara akumulatif dalam satu kesempatan.
Akibatnya, Luhut mengklaim data kematian harian menjadi sangat tinggi karena terdapat data yang diinput, yang ternyata merupakan akumulasi dari hari-hari sebelumnya.
Terlepas dari itu, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia tidaklah bisa dibilang membaik. Karena satu kematian sudah sangat berarti untuk melihat kondisi yang terjadi.
Mari tengok sejenak data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang diunggah pada laman Covid19.go.id. Dalam 7 hari ke belakang saja, angka kematian harian sudah sangat tinggi.
Mulai dari 5 hingga 11 Agustus 2021, angka kematian harian rata-rata di atas 1.000, dan sempat melonjak di atas 2.000 pada 9 Agustus 2021. Sementara total kematian pada 7 hari tersebut mencapai 11.562 kasus, dengan rerata sekitar 1.651,7 kasus kematian per harinya.
Karena data ini pula, Indonesia menjadi negara dengan kasus kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia. Mengalahkan negara-negara lain.
Tengok saja data pada Worldometers.info, laman pelaporan data terkini Covid-19 di seluruh dunia. Untuk data kematian per 11 Agustus 2021, Indonesia menempati puncak 1.579 kasus.
Di posisi ke dua, ada Brasil dengan 1.123 kasus dan Rusia pada peringkat ke tiga dengan 799 kasus. Amerika Serikat ada di posisi ke empat dengan 614 kasus. Sedangkan posisi kelima diisi Afrika Selatan dengan 573 kasus.
Jika dilihat perkembangan dalam tujuh hari terakhir, total kematian di Indonesia masih paling tinggi. Dengan Brasil yang mencatatkan kematian 7 hari terakhir sebanyak 6.298 kasus, Indonesia masih lebih banyak.
Bahkan selisih data kematian antara Indonesia dan Brasil saja mencapai lebih dari 5.000. Belum lagi jika diperbandingkan dengan negara-negara lain seperti Rusia dengan 5.526 kasus, Meksiko dengan 3.540 kasus, dan Iran dengan 3.453 kasus.
Secara persentase perubahan data kematian di Indonesia dalam tujuh hari terakhir sebesar -3 persen. Sementara Brasil -2 persen, Rusia 0 persen, Meksiko 24 persen dan Iran 43 persen.
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang