Viral Wisudawan Joget Entah Apa yang Merasukimu Saat Terima Ijazah

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 3 Oktober 2019 15:01
Viral Wisudawan Joget Entah Apa yang Merasukimu Saat Terima Ijazah
"Maaf ya pak bercanda doang,"

Dream - Wisuda menjadi kegiatan paripurna seorang mahasiswa. Di titik inilah segala pencapaian akan terasa bermakna.

Tak salah jika seorang mahasiswa dari Universitas Hang Tuah, Surabaya melakukan aksi `tari merasukimu`. Ya, tarian itu muncul karena lagu Salah Apa Aku-Ilir7.

Video aksi wisudawan ini viral di media sosial setelah diunggah akun @luciellululu di Twitter. Tetapi, video itu mulanya dari siaran langsung akun Universitas Hang Tuah pada 28 September 2019.

Aksi kocak wisudawan itu dapat dilihat di waktu 2:04:21.

Sosok pria dalam wisuda tersebut bernama Raja Fadli. Dia merupakan lulusan Jurusan Perkapalan Universitas Hang Tuah.

1 dari 7 halaman

Maaf ya Pak

Joged Merasukimu


Akun Instagram Raja Fadli pun disebut warganet.

" Oh jadi ini anak Univ Hang Yuah yang viral itu wkwk," tulis seorang warganet.

" Ini yang lagi viral itu kan wkwk, entah apa yang merasukimu," kata warganet lain.

Di Instagram Stories miliknya, Fadil mengaku aksi itu lelucon spontan. " Maaf ya Pak. Canda doang," kata dia.

2 dari 7 halaman

Awalnya Enggan Datang, Kakek Ini Wisuda Sarjana di Usia 87 Tahun

Dream - Tidak ada yang terlalu tua untuk belajar. Kata-kata bijak itu mungkin bisa menggambarkan lelaki tua ini.

Kisah kakek ini diunggah akun Twitter @eikazulaikha_. Zulaikha, yang menceritakan kisah kakeknya yang baru saja diwisuda sarjana. Nama sang kakek sengaja tak dia sebutkan.

" Kakekku mendapat gelar sarjana TESL di usia 87 tahun. Dia bahkan tidak ingin datang di hari wisudanya," kata Zulaikha.

Sang Kakek lulus sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris. Sang Kakek lulus Teaching English as a Second Languagnge (TESL).

3 dari 7 halaman

Warganet Terkesan

Kakek 87 tahun jalani wisuda

Dilaporkan World of Buzz, Zulaikha mengatakan, meski sudah lulus, sang kakek enggan menghadiri wisuda. Keluarga akhirnya membujuk kakek tersebut untuk menghadiri wisuda.

Zulaikha mengatakan, sang kakeknya sangat ingin terus belajar. " Dia hanya suka belajar dan terus melakukannya, dia tidak peduli dengan gelar yang didapat," ujar dia.

Tak perlu dikatakan, netizens sangat terkesan dengan apa yang telah dicapai sang kakek. Mereka mendukung sang kakek dan menyebut dedikasi kakeknya yang telah menginspirasi.

4 dari 7 halaman

Tangis Pilu Sarjana Lulusan Terbaik

Dream – Bagi mahasiswa, wisuda seharusnya menjadi hari yang paling membanggakan. Apalagi dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik. Tapi, wisuda ini bisa jadi acara yang paling menyedihkan dan suram bagi mahasiswa yang satu ini.

Dikutip dari World of Buzz, Senin 22 April 2019, seorang pria bernama Jeric R. Rivas resmi mengantongi gelar sarjana sains di bidang kriminologi. Lulusan La Concepcion College San Jose Del Monte Bulacan, Filipina, ini justru menangis.

Rivas menangis ketika namanya dipanggil untuk maju ke atas panggung untuk menerima tabung wisuda. Tangisannya semakin menjadi ketika menerima gelar sarjana.

Cerita ini diunggah di akun Facebooknya. Rivas mengatakan orang tuanya tak pernah datang ke momen spesial di dalam hidupnya. Terutama, ketika dia dinobatkan sebagai siswa terbaik saat upacara kelulusan Sekolah Dasar (SD).

“ Ketika duduk di bangku SD, saya menerima gelar sebagai siswa terbaik, tapi orang tua tidak pernah datang. Mereka seharusnya naik ke atas panggung dan mengalungkan medali di leher. Tapi, karena tidak datang, saya menolak medali,” tulis dia.

5 dari 7 halaman

Gelar yang Tak Mudah

Setelah merampungkan sekolah, Rivas meninggalkan rumah orang tuanya di Pulau Sibuyan, Romblon, untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Dia pun mengenyam pendidikan di La Concepcion College di San Jose Del Monte, Bulacan.

Di sana, Rivas tak menggapai lulusan terbaik dengan mudah. Pria ini harus bekerja serabutan untuk membiayai kuliah. Dia bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik, pramusaji di resto cepat saji, dan pembantu rumah tangga.

Beruntung ada banyak profesor yang membantunya dan mengundang Rivas ke rumah setelah mendengar situasi yang dialami pria itu. Malah, profesor-profesor ini menjadi keluarga kedua bagi Rivas.

Malah, saat upacara kelulusan, profesor-profesornya naik ke atas panggung ketika nama Rivas dipanggil untuk menerima tabung wisuda.

Para pengajarnya naik ke panggung untuk mendampingi Rivas.

 

6 dari 7 halaman

Orang Tua Tak Datang

“ Satu demi satu nama wisudawan dipanggil dan mereka naik ke atas panggung dengan orang tuanya, tapi orang tuaku tak pernah datang. Ketika namaku dipanggil, profesor-profesorku datang dan menemani saya naik ke atas panggung,” tulis dia.

Para pengajarnya memeluk Rivas dan membesarkan hatinya. “ Saat itu, kesedihanku berkurang, tapi saya tetap menangis di depan banyak orang,” tulis dia.

 

7 dari 7 halaman

Untuk Orang Tua

Di akhir tulisan, Rivas berterima kasih kepada para profesor dan semua orang yang telah membantunya melalui masa sulit, termasuk saat upacara kelulusan.

Untuk orang tuanya, meskipun mendapatkan penolakan dan sakit hati, Rivas tetap berterima kasih. Dia berharap orang tuanya bisa bangga kepadanya.

“ Untuk orang tua yang sampai hari ini tak bisa menerimaku, kalau membaca ini, inilah saya sekarang. Saya berharap kalian bangga,” tulis dia. 

Beri Komentar