Viral Hijabers Cantik Blasteran Mantap Hijrah (Foto: Instagram/@youronlyhijabi)
Dream - Panggilan untuk hijrah memang bisa terjadi kapan saja. Melangkah menunju jalan kebaikan mulai ditempuh oleh banyak Muslim, seperti dilakukan wanita cantik bernama Jayne Salma Cross.
Setelah memutuskan berhijab, wanita berdarah Inggris dan Jawa Tengah itu memantapkan diri untuk menghapus tato yang terdapat pada tangannya. Ia membagikan pengalaman menghapus tato secara gratis dalam video yang diunggah di akun Instagram @youronlyhijabi.
View this post on Instagram
Melalui Instagram, Jayne menemukan informasi mengenai jasa hapus tato gratis se-DKI Jakarta. Hijabers ini langsung bergegas ke tempat penghapusan tato yang berlokasi di Kantor Walikota Jakarta Timur. Namun sayangnya tempat tersebut tidak beroperasi lagi.
Jayne kemudian diarahkan ke jasa penghapusan tato yang terletak di Jakarta Barat. Ia rela menempuh jarak yang cukup jauh demi memantapkan jalan hijrahnya.
Saat sampai di lokasi, Jayne mengaku terkejut melihat seorang perempuan yang tampak meringis kesakitan saat sedang menjalani proses penghapusan tato. Tetapi kondisi tersebut tak menciutkan nyali wanita berusia 22 tahun itu.
Prosedur penghapusan tato diawali dengan pengambilan darah dan cek kesehatan lainnya. Setelah melalui serangkaian cek kesehatan, bagian tangan Jayne yang di tato diolesi dengan krim. Dalam video tersebut Jayne mengatakan krim ini berfungsi untuk mengurangi rasa sakit.
Penghapusan tato hanya memakan waktu lima menit. Jayne mengaku proses tersebut tidak terlalu sakit. Ia juga merasa puas dengan hasilnya. Video tersebut pun mendapat respon positif dari netizen.
" Subhanalloh .mantap mba," ujar @rafyananda
" Masyallah," komentar @fitri.yulianii
Dream - Hidayah itu hanya milik Allah. Ungkapan itu seusai untuk menggambarkan situasi yang dialami gadis Malaysia ini ketika dia memutuskan untuk mengenakan hijab sepenuhnya.
Dari rambut tergerai bebas dan baju serba terbuka yang memamerkan aurat, gadis yang hanya ingin dikenal sebagai Yin ini perlahan mengenakan hijab dan memakai busana syar'i.
" Rambutku yang berwarna-warni perlahan-lahan aku ubah ke warna asli. Manusia itu pasti berubah, cukup dukung orang yang ingin berubah, jangan malah membuatnya down," cuit Yin lewat akun Twitter-nya.
Postingan Yin tersebut menjadi viral setelah di-retweet 4.300 kali dan mendapat 11.700 Likes. Yin juga mendapat ribuan komentar yang mendukung keputusannya menutup aurat.
Yin menceritakan salah satu yang membuat dia mengambil keputusan berhijab adalah keinginannya menjadi seorang Muslimah yang lebih baik.
" Saya sebenarnya datang dari keluarga yang berhijab. Ibu dan tiga kakak semuanya berhijab, saya saja yang tidak," katanya.
Namun dia perlahan-lahan mulai mengubah penampilan karena tidak suka dengan para pria yang memandang rendah dan melecehkan wanita yang tidak berhijab.
" Satu hari, Allah mungkin telah menggerakkan hati saya. Sejak hari itu, saya perlahan-lahan mengubah penampilan," kata Yin.
Mulai berhijab sepenuhnya sejak Desember tahun lalu, Yin mengatakan, ibu, keluarga dan teman-temannya adalah orang yang paling gembira dengan keputusannya itu.
" Awalnya saya memberitahu keinginan ini (berhijab) kepada sahabat saya. Dia tak terkejut sebab dia yang sering mendorong dan menasihati saya untuk berhijab sebelum ini. Tapi dia sangat gembira dengan keputusan ini.
" Ibu juga, ketika mengetahui hal itu, sangat gembira. Sebab sebelum ini Ibu memang ingin lihat saya berhijab. Saya memang dekat dengan ibu. Beliau yang ada di belakang bila saya down dan waktu saya berjuang ketika awal-awal hijrah," kata Yin.
Mengakui bahwa perjalanan hijrahnya tidak mudah, Yin berkata dia sering mendapat kata-kata kurang enak dari orang-orang yang melecehkan dirinya saat awal dia berubah 360 derajat.
" Awalnya banyak yang menganggap hijrah saya hanyalah pura-pura dan mungkin bertahan beberapa minggu saja. Tapi saya abaikan kata-kata mereka karena saya ingin jadi insan yang lebih baik," kata gadis dari Bangi, Selangor, ini.
Hampir tujuh bulan mengenakan hijrah, Yin tidak menyangkal bahwa dia bisa merasakan perubahan signifikan dalam hidupnya.
" Pertama-tama, saya merasa lebih tenang. Saya tidak hanya mengenakan jilbab, tetapi saya perlahan mengubah cara saya berpakaian.
" Saya masih belajar ... jika punya waktu luang, saya pergi dengan Ibu ke masjid atau surau karena beliau sering mendengarkan pengajian.
" Kedua, ketika membuat keputusan untuk hijrah, Allah datangkan orang-orang baik di sekitar kita. Saya sangat bersyukur.
" Tapi saya selalu mengatakan pada diri saya, kita tidak boleh merasa lebih baik dari orang lain, kita harus selalu rendah hati. Saya sendiri masih dalam proses belajar," kata bungsu dari lima bersaudara itu.
Tidak disangka, postingan tentang hijrah itu membuat akun Twitter Yin banjir dukungan dan doa. Tak sedikit yang mengirim direct message (DM) ke dia untuk memberikan dorongan dan semangat.
" Niat itu memang penting, berubah itu memang mudah. Tapi istiqomah itu susah. Apa pun yang terjadi, Allah itu maha adil dan pemurah. Semoga sukses," tulis seorang netizen.
" Hal seperti ini memang membutuhkan waktu. Meski ada segelintir orang yang meremehkan, tidak usah digubris. Mereka tak sadar omongan mereka justru menyurutkan niat orang yang ingin jadi lebih baik," timpal netizen lain.
(Sah, Sumber: mStar.com.my)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media