Samaun Samadikun (google/wikipedia)
Dream - Halaman pencarian google hari ini memuat sketsa wajah seorang pria. Latar gambar wajah itu sketsa benda-benda elektronik.
Mungkin tidak ada yang tahu siapa sebenarnya sosok yang terpampang dalam halaman kerap dikenal dengan Google Doodle itu. Jika kursor diletakkan di atas sketsa tersebut, sebaris kalimat 'Hari Lahir Samaun Samadikun ke-85' muncul.
Samaan Samadikun, nama itu terdengar sangat Indonesia. Lantas siapa sebenarnya pemilik nama itu, hingga perusahaan dunia sekelas Google memajang sketsa wajah pria tersebut?
Samaun Samadikun merupakan sosok yang sangat dibanggakan di Indonesia. Dia merupakan Ahli Mikroelektronika, yang terbiasa bergelut dengan benda-benda elektronik berbentuk sangat kecil.
Bisa dikatakan, dia adalah generasi pelopor pengembangan teknologi 'Mikrochip' di Indonesia, yang kelak sangat berguna bagi pengembangan pelbagai perangkat elektronik. Dengan keahlian itu, dia punya mimpi menjadikan Bandung sebagai 'Kota Chip'.
Samaun lahir di Magetan, Jawa Timur pada 15 April 1931. Karirnya di dunia akademik begitu cemerlang dengan digelari Guru Besar Mikroelektronika pada Institut Teknologi Bandung.
Samaun memulai karir akademisnya dengan menjadi mahasiswa Teknik Elektro ITB dan meraih gelar insinyur pada awal tahun 1950an. Dia kemudian meraih gelar Master of Science (M.Sc) di bidang teknik elektro dari Universitas Stanford, Amerika Serikat pada 1957.
Dia lalu melanjutkan pendidikan di universitas yang sama dan meraih gelar PhD pada 1971. Sebelumnya, dia mendapat Postgraduate Diploma bidang Nuclear Engineering dari Universitas Queen Mary, London, Inggris.
Samaun yang telah memiliki gelar Profesor sempat terlibat penelitian pada Universitas Stanford bersama KD Wise. Penelitian tersebut menciptakan paten dengan kode US Patent No 3.888.708 bertajuk 'Method for forming region of predetermining thickness in silicon' pada 1975.
Dia mulai mengajar di ITB pada 1957, tahun yang sama saat dia meraih gelar M.Sc. Aktif sebagai dosen, Samaun menjalankan sejumlah penelitian dan mengampu sejumlah jabatan seperti Ketua Jurusan Teknik Elektro dan Direktur Pusat Antar Universitas (PAU) Mikroelektronika.
Dia juga pernah menjabat sebagai Anggota MPR dan Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Usai mengampu jabatan tersebut, dia kembali mengajar di ITB hingga pensiun.
Meski telah pensiun, Samaun masih diminta tetap mengabdi di Jurusan Teknik Elektro dan PAU Mikroelektronika. Dia pun tercatat sebagai peneliti senior di sana.
Dedikasinya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan begitu tinggi. Hal itu mengantarkannya meraih sejumlah penghargaan seperti The 1998 Award of the Association of South Eastern Asian Nations (ASEAN), Adhikara Rekayasa dari Persatuan Insinyur Indonesia pada 1984 dan Pengabdi Ilmiah Nasional dari Pemerintah Indonesia pada 1978.
Pada 15 November 2006, Samaun meninggal akibat sakit keras di usia 75 tahun. Sebelumnya dia sempat menjalani operasi di Perth, Australia pada 2004 dan sembuh, tetapi sakit yang sama kembali menyerangnya. (Ism, Sumber: Wikipedia)
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi