Ilustrasi
Dream - Badan Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengaku menerima laporan tentang bukti virus corona dapat menyebar lewat udara. Pengakuan ini disampaikan usai WHO usai menerima surat terbuka dari para ilmuwan lintas negara.
" Kami telah berbicara tentang kemungkinan transmisi udara dan transmisi aerosol sebagai salah satu mode transmisi Covid-19," ujar pimpinan teknis pandemi WHO, Maria Van Kerkhove.
WHO sempat menyatakan virus corona yang memicu Covid-19 menyebar melalui tetesan (droplet) dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi. Tetapi, surat terbuka yang dikirimkan oleh 239 ilmuwan dan dimuat dalam jurnal Clinical Infectious Disease menunjukkan bukti partikel virus mengambang di udara.
Partikel dalam bentuk lebih kecil dapat bertahan lama di udara. Para ilmuwan kemudian mendesak WHO memperbaiki panduan penanganannya.
" Kami ingin mereka mengakui bukti," ujar ahli kimia Universitas Colorado, Jose Jimenez, yang juga tergabung dalam kelompok ilmuwan tersebut.
Jimenez menegaskan temuan para ilmuwan bukan ditujukan untuk menyerang WHO. Dia menilai temuan tersebut merupakan debat ilmiah.
" Tetapi kami merasa harus mempublikasikan karena mereka (WHO) menolak untuk mendengarkan sejumlah bukti setelah sering membahas dengan mereka," kata dia.
Pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, Benedetta Allegranzi, mengakui ada bukti terkait penularan virus corona melalui udara. Tetapi, dia menyatakan bukti tersebut belum pasti.
" Kemungkinan penularan melalui udara di tempat publik, terutama dalam kondisi yang sangat spesifik: padat, tertutup, ruangan berventilasi buruk, tidak dapat dikesampingkan," kata Allegranzi.
Dia menyatakan perlu pengumpulan bukti lebih lanjut. " Kami terus mendukung ini," kata Allegranzi.
Menurut Jimenez, secara historis sudah ada pertentangan dalam dunia medis mengenai pendapat transmisi aerosol. Standar pembuktiannya ditetapkan sangat tinggi lantaran mempertimbangkan munculnya ketakutan dan kepanikan.
" Jika orang mendengar udara, petugas layanan kesehatan akan menolak pergi ke rumah sakit," kata Jimenez.
Orang pun menjadi panik dan semua akan membeli masker respirator N95 yang sangat protektif. " Tidak akan ada yang tersisa untuk negara-negara berkembang," ucap dia melanjutkan.
Perubahan dalam penilaian WHO dapat berpengaruh terhadap pedoman penanganan penularan saat ini, seperti menjaga jarak fisik minimal 1 meter. Semua pemerintah juga harus menyesuaikan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus ini.
Van Kerkhove menyatakan WHO segera mempublikasikan ringkasan ilmiah terkait penularan virus dalam beberapa hari ke depan. Dia menilai perlu adanya paket intervensi yang komprehensif untuk menekan transmisi.
" Ini tidak hanya mencakup jarak fisik, itu termasuk penggunaan masker yang sesuai dalam ruangan tertentu, khususnya di mana Anda tidak dapat menjaga jarak fisik dan terutama untuk petugas kesehatan," ucap dia
Sumber: ABC News
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR