Ilustrasi Bali (Shutterstock.com)
Dream - Bali terkenal sebagai destinasi wisata leisure dengan kekayaan alam dan pesona budayanya yang kental. Banyak wisatawan asing menghabiskan waktu untuk berpetualang dan beriteraksi dengan masyarakat Bali.
Kini, Bali mulai menjajaki potensi menjadi destinasi wisata kesehatan. Dengan banyaknya rumah sakit yang terakreditasi, Bali optimis bisa menjadi destinasi wisata kesehatan kelas dunia.
General Manager Indonesia Medical Tourism Board (IMTB) Bali Nusra, Putu Deddy Suhartawan, menjelaskan Bali punya peluang dikembangkan sebagai tujuan wisata medis. Saat ini, di Bali ada 280 rumah terakreditasi paripurna dan 30 rumah sakit terakreditasi internasional.
" Ada satu rumah sakit yang sudah disertifikasi ACHS, Australian Council Health Service. Satu-satunya di Indonesia," ujar Deddy.
Deddy menjelaskan sejak peristiwa Bom Bali I dan II hingga sebelum pandemi Covid-19, Pulau Dewata terus berbenah diri terutama dalam layanan kesehatan. Lambat laun, warga asing kini sudah mau mencoba layanan medis di tengah aktivitas liburannya di Bali.
Layanan medis yang tersedia untuk para wisatawan cukup beragam, dengan pelayanan utama yaitu di bidang kecantikan seperti bedah plastik, face implant, face lift, liposuction, hingga layanan non-invasif seperti botox, filler, dan thread lift. Dalam satu bulan, rata-rata sebanyak 60 pasien memanfaatkan layanan ini dengan total pemasukan tercatat mencapai Rp1,2 miliar.
" Tapi saat itu, masing-masing rumah sakit bergerak sendiri, secara sporadis. Yang akan kita lakukan sekarang adalah untuk koordinasikan, kolaborasikan, karena rumah sakit memang memiliki fasilitas layak dijual, biasa dengan pasien asing juga. Dikombinasikan dengan hotel," kata Deddy.
Di tahun lalu, tiga negara menduduki peringkat teratas untuk layanan wisata medis di Bali yaitu Australia, China, dan India. Tetapi, pandemi Covid-19 menghalangi para wisatawan berkunjung sehingga IMTB mengganti target ke pelancong domestik.
Apalagi, kata Deddy, saat ini ada upaya untuk menggaungkan wisata kesehatan ke pelancong domestik. Dia menilai potensi tersebut tetap ada, mengingat tidak sedikit masyarakat nusantara yang ke luar negeri untuk berobat.
" Mereka yang sering ke luar negeri untuk mengecek kesehatannya, mau enggak mau kan nggak bisa ke luar," ucap dia.
Untuk menggeliatkan kembali wisata kesehatan Bali, IMTB akan mempertemukan buyer dengan seller lewat forum offline di Jakarta. Pertemuan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan para peserta wajib melampirkan hasil rapid test sebelum acara berlangsung.
Sumber: Liputan6.com/Dinny Mutiah
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu