Berkat Ini Penghasilan Petambak Udang Menggiurkan

Reporter : Sandy Mahaputra
Jumat, 22 September 2017 11:27
Berkat Ini Penghasilan Petambak Udang Menggiurkan
"Sudah kaya gaji manajer level menengah di Jakarta".

Dream - Program KAVAS (Kawasan Vanamei STP) mendapatkan apresiasi karena mampu membuat petambak di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, berpenghasilan lebih dari Rp20 Juta sebulan.

" Petambak bisa panen dengan hanya 20 are saja bisa panen 2 ton, hasil penjualannya bisa 135 juta," ujar Wakil Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri saat panen raya di area KAVAS, Praya Timur.

" Kalau biaya operasional selama 3 bulan sekitar Rp 40-an juta. Petambak untung bersih Rp 60-an juta. Itu per bulan Rp20 juta sudah kaya gaji manajer level menengah di Jakarta" .

Dia mengatakan petani yang berhasil dalam KAVAS karena bersedia mengikuti model budidaya yang diajarkan pendamping dari JAPFA.

" Petambak jika mau berhasil harus terbuka terhadap ilmu yang baru. Jangan merasa sudah tahu. JAPFA sudah memberikan pendamping yang standby 24 jam untuk petambak patut diapresiasi tidak ada perusahaan yang melakukan hal tersebut untuk petambak kita di lombok tengah," imbuhnya.

Para petambak awalnya engganan bergabung dengan KAVAS STP. Karena cara budidaya yang diajarkan oleh STP berbeda jauh dari yang mereka ketahui sebelumnya.

" Tapi begitu diikuti caranya, Insya Allah hasilnya bagus. Dahulu tidak mungkin bisa budidaya udang selama lebih dari 90 hari. Biasanya 40 hari sudah panen, kalau tidak pasti terkena penyakit dan merugi," kata Bandi, salah satu petambak anggota KAVAS.

Budidaya udang dengan masa lebih lama, berarti kesempatan bagi petani memperoleh keuntungan lebih besar, karena mampu memproduksi udang dengan ukuran lebih besar dan harga jual lebih mahal . Udang yang berkualitas nantinya dapat memenuhi kebutuhan cold storage (pabrik processing udang).

" Kalau mau berhasil ikut KAVAS, syaratnya cuma satu, ikut aturan dan SOP yang ditetapkan oleh JAPFA. " Kalau ikut aturannya Insya Allah akan berhasil," kata Bandi. 

Menurut Sarwana, Head of Shrimptech STP, mengubah pola budidaya merupakan pekerjaan mendasar dalam model pendampingan petambak yang dilakukan STP.

" Awalnya memulai tidak terlalu baik, tetapi petambak tidak merugi. Namun pada putaran kedua sudah mulai mencapai keuntungan dalam budidaya," ujar Sarwana.

Beri Komentar