Desa Houtuwan (Foto: Johannes Eisele/AFP/Getty Images)
Dream - Desa Houtouwan di Pulau Shengshan, Kepulauan Shengsi, lepas pantai timur China, baru-baru ini menjadi perbincangan di jagad maya. Desa yang pernah terbengkalai ini justru menjadi tempat wisata para turis lokal dan mancanegara.
Desa Houtouwan dahulunya pernah menjadi desa nelayan yang makmur pada tahun 1980-an dengan populasi lebih dari 3.000 penduduk. Namun lokasinya yang terpencil dan sulit diakses membuat para penghuninya mulai pindah di tahun 90-an.
Pada tahun 2002, desa tersebut secara resmi dikosongkan dan digabung dengan desa terdekat. Setelah puluhan tahun ditinggalkan, rumah-rumah kosong yang terletak di tepi tebing dan menghadap ke laut, ditumbuhi oleh tanaman panjat yang rimbun.
Namun Houtouwan menjadi terkenal di kalangan netizen China pada tahun 2015, ketika serangkaian foto mempesona dari desa yang sepi itu menjadi viral. Banyak orang terpikat untuk mengunjunginya.
Ketenaran desa Houtouwan telah mendukung industri pariwisata Pulau Shengshan. Menurut laporan berita lokal, desa itu menyambut 90.000 pengunjung pada tahun 2021, atau menghasilkan US$470.000 atau sekitar Rp7,1 miliar.
Namun alih-alih merayakan kepopuleran desa yang sudah lama tak berpenghuni, pejabat Kepulauan Shengsi justru mewaspadai dampak yang ditimbulkan dari lonjakan wisatawan yang datang tiba-tiba.
" Saluran telepon kami macet dan kami mendapatkan lebih banyak turis ke Houtouwan," kata Chen Bo, seorang pejabat Pulau Shengshan, dalam sebuah pernyataan resmi saat itu.
" Houtouwan dari Shengshan belum dilengkapi dengan kondisi yang terbuka untuk turis... Kami mendesak pengunjung untuk menjaga ketenangannya untuk saat ini," lanjut keterangan.
Namun sekarang, desa ini sudah bisa dikunjungi turis. Perencanaan Houtouwan sendiri memakan waktu 2 tahunan.
Desa Houtouwan telah menerapkan beberapa langkah baru untuk mengendalikan dan memonetisasi membludaknya pengunjung.
Sebuah platform melihat, dibukanya Houtouwan pada tahun 2017, menawarkan gambaran desa dari jauh dengan harga tiket US$3 atau Rp45 ribu. Pengunjung dapat mendaki di sekitar desa berbukit dengan biaya US$8 atau sekitar Rp121 ribu.
Tanda-tanda dipasang di luar rumah kosong untuk memperingatkan wisatawan tentang kemungkinan bahaya memasuki bangunan yang rusak.
Kepulauan Shengsi, sekitar 40 mil dari Shanghai, adalah satu-satunya kepulauan yang secara resmi dinyatakan sebagai Area Pemandangan Nasional di China. Dengan lebih dari 400 pulau, kepulauan ini merupakan tempat liburan akhir pekan yang populer dari Shanghai.
Sumber: CNN.com