Ferdike Yunuri Nadya/ Dream
Dream - Lantunan azan Ashar mengalun, jembatan di kawasan Wilayah Persekutuan Putrajaya dipenuhi kendaraan. Mobil kecil hingga bus memadati jalan ini menuju satu tujuan.
Sesaknya jalan teralihkan ketika Dream melihat dari sisi kanan jembatan. Tampak air danau berkilauan tersentuh sinar matahari yang hangat.
Deretan gedung menjulang dan jembatan panjang menghiasi tepi danau. Di sisi yang bersebrangan, terlihat bangunan berkubah terracotta berada di pinggir danau. Dari kejauhan, bangunan berkubah ini tampak melayang di atas air. Tampak cantik dan memesona, bangunan itulah tujuan Dream hari ini, Masjid Putra.
Nama Masjid Putra ini diambil dari nama Perdana Menteri (PM) Malaysia Pertama, Tuanku Abdul Rahman Putra Al Haj.
Ferdike Yunuri Nadya/ Dream
Bus yang Dream tumpangi melaju perlahan. Menunggu bus lain menurunkan penumpang. Setelah beberapa menit, sampailah Dream di depan gerbang setinggi 38 meter. Pandangan mata serasa disambut papan keramik bertuliskan 'Masjid Putra'. Disamping pintu gerbang, berdiri kokoh menara yang tingginya 3 kali lipat dari pintu gerbang. Kurang lebih 116 meter.
" Selamat datang di Masjid Putra, nama Masjid ini diambil dari nama Perdana Menteri Malaysia Pertama, Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj," jelas Fatimah, Tour Guide yang mendampingi Dream selama di Malaysia beberapa waktu lalu.
Dream melangkah masuk menyusuri gerbang Masjid Putra. Tampak puluhan pasang kaki melangkah cepat memasuki masjid kebangaan Negara Malaysia ini. Semua ingin tepat waktu berdoa kepada Sang Pencipta.
Memasuki pintu gerbang, Dream melihat arsitektur klasik nan megah yang memadukan warna pasir pantai dan terracotta. Desain masjid ini menonjolkan detail-detail apik dengan sentuhan ukiran di atas list masjid. Di depan masjid tampak halaman terbuka dihiasi kolam-kolam air serta pepohonan yang menyegarkan mata.
Bangunan masjid yang didominasi warna merah muda ini menggabungkan ciri-ciri arsitektur modern dan tradisional, yakni dengan mengadopsi seni arsitektur Persia zaman Kerajaan Safawi dan beberapa elemen yang berasal dari budaya Muslim lainnya.
Menelusuri lebih jauh, Dream masuk ke dalam masjid dua lantai ini. Tiap lantai dihubungkan oleh susunan anak tangga yang berawal dari tempat wudhu hingga lantai utama tempat beribadah. Lantai utama tampak begitu megah, mampu menampung kurang lebih 8 ribu jamaah untuk sholat.
Dream melaksanakan ibadah sholat di Masjid yang mulai dibangun pada tahun 1997 ini. Setelah beribadah dan melantunkan salam terakhir sholat sambil menengokan kepala ke sisi kiri, mata langsung dihantarkan pada pemandangan danau yang menyejukan hati.
Matahari tampak lebih dekat dengan danau di jam 4.30 waktu lokal Malaysia ini.
Tak sah rasanya jika tidak melihat danau lebih dekat. Dream menuju tepi teras masjid disambut sinar matahari yang langsung menyorot pipi. Sejenak memandangi lapisan atas air yang berkilau disorot sinar matahari. Lantunan doa dari imam pun terdengar begitu jelas di telinga. Begitu syahdu, berdoa juga terpesona menikmati ciptaan-Nya terhampar di depan mata.
Kesyahduan ini terpecah oleh panggilan dari gawai kuning yang sudah usang, Dream dipanggil untuk kembali ke bus untuk melanjutkan itinerary yang telah disusun hari ini.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?