Borobudur (Foto: Facebook/Kemenpar)
Dream - Hasil survei identifikasi obyek-obyek wisata di Borobudur dan Greater Joglosemar yang akan ditawarkan kepada delegasi IMF-World Bank (WB), Oktober 2017 menunjukkan kesiapan wilayah ini dalam menerima tamu. Hanya perlu beberapa pembenahan infrastruktur di titik-titik tertentu pada jalur menuju destinasi wisata.
Larasati Sedyaningsih, Person in Charge (PIC) Borobudur pada Pokja 10 Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata mengatakan, secara umum infrastruktur menuju obyek-obyek wisata di Borobudur dan sekitarnya sudah baik. " Hanya beberapa yang perlu dibantu yaitu Jembatan Srowol menuju Candi Borobudur dan pipanisasi air dari Mungkid ke Desa Wanurejo dan Candirejo," kata Larasati dikutip dari keterangan pers tertulis, Rabu 31 Mei 2017.
Sedangkan untuk Desa Wisata Nglanggeran, Gunung Kidul, ada banyak kebutuhan Infrastruktur. Saat ini sedang didata oleh Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW). Survei pada tanggal 23 dan 24 Mei 2017 ini dilakukan tim dari berbagai unsur. Mulai dari Kemenko Maritim, Kemenpar, Perhubungan Udara, Angkasa Pura, BPIW, Balai Besar VII Semarang, Dinas PU Kabupaten​ Magelang, Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Magelang dan Dispar DIY.
Survei hari pertama (23/5) mengunjungi sejumlah obyek di Magelang dan sekitarnya. Mulai dari MesaStila l, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Borobudur, Desa Wisata Candirejo dan Wonorejo. Hari kedua (24/5) survei ke lokasi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mulai dari sentra kerajinan batik, kerajinan perak di Kotagede, Kompleks Keraton Candi Ratu Boko dan Candi Prambanan. Sedangkan Tim BPIW mengunjungi Desa Nglanggeran di Gunung Kidul.
" Hasilnya, untuk obyek-obyek wisata relatif siap dikunjungi wisman, baik bangunan maupun SDM-nya. Hanya untuk candi-candi perlu ada pembenahan toilet dan papan signage," tegas Larasati.
Selain kesiapan obyek wisata, " pintu gerbang" wisatawan yaitu bandara juga mendapat perhatian. Di antaranya kapasitas lounge Bandara Adi Sucipto. Saat ini lounge bandara internasional ini hanya berkapasitas 175 orang. Tahun ini, pihak Angkasa Pura akan merenovasi lounge ini hingga kapasitas daya tampungnya naik menjadi 200.
Dalam konteks penerimaan tamu wisatawan, harus dikaji secara serius apakah bandara Adi Sucipto siap menerima tamu dalam jumlah besar dalam waktu yang berdekatan. Ataukah harus dibagi dengan Bandara Adi Sumarmo Solo dan Achmad Yani Semarang.
Menpar Arief Yahya terus mendorong agar tim percepatan Borobudur ini melompat lebih cepat dan running lebih kencang. Apalagi Presiden Joko Widodo sudah setahun lebih menginjakkan kaki ke Candi Budha terbesar di dunia itu. Persisnya 12 Januari 2016, atau 16 bulan yang lalu.
Kala itu Presiden Jokowi bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Menpar Arief Yahya dan beberapa menteri lain menyebut Borobudur adalah Mahakarya Budaya Dunia yang harus menghasilkan lebih banyak wisatawan mancanegara. Karena itu presiden meminta kepada seluruh kementerian yang terkait percepatan pengembangan destinasi prioritas Borobudur juga bekerja lebih cepat.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?