Shutterstock.com
Dream – Klenteng Sam Poo Kong di Semarang mendadak jadi perbincangan. Sebab, tempat ini terpilih menjadi salah satu lokasi tur konser grup vokal legendaris asal Irlandia, Westlife.
Setelah menggelar konser di Jakarta dan Palembang, Westlife langsung meluncur ke Semarang. Klenteng ini dipilih karena keindahan suasananya, terutama ketika malam hari.
Klenteng Sam Poo Kong sendiri merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup tenar di Semarang. Banyak traveler berkunjung ke tempat ibadah umat Kong Hu Cu ini, menikmati keindangan bangunannya sekaligus belajar mengenai sejarahnya.
Sam Poo Kong atau yang lebih dikenal dengan Gedung Batu merupakan kuil China tertua di Semarang. Hingga saat ini, tempat tersebut masih dipakai untuk ibadah.
Klenteng bersejarah ini berlokasi di Jalan Simongan, Semarang Barat. Di dalam klenteng ini, terdapat beberapa tempat yang bisa kamu kunjungi, sarat dengan nilai sejarah.
© shutterstock.com
Klenteng Sam Poo Kong merupakan sebuah komplek dengan sejumlah bangunan kuno. Masing-masing bangunan dinamai identik dengan para dewa dalam kepercayaan Kong Hu Cu.
Di setiap bangunan terdapat dua dewa utama yaitu Dewa Pelindung Bumi dan Dewa Bumi. Masyarakat Tionghoa biasanya menggelar ritual penyembahan kepada kedua dewa tersebut.
Di dalam kuil ini, kamu akan melihat patung harimau hitam yang dikenal dengan wali Houw Ciang Kun bagi para pengikutnya. Tidak hanya itu, di depan kuil terdapat dua patung penjaga gerbang bernama Ue Tek Kiong dan Sie Siok Po.
Terdapat tradisi yang dilakukan turun temurun di klenteng ini. Setiap perayaan Imlek, masyarakat beramai-ramai membagikan kue bulan kepada tetangga.
© shutterstock.com
Kyai Juru Mudi merupakan julukan untuk makam Kapten Wang Jing Hong atau Ong Keng Hong. Dalam catatan sejarah, dia mendampingi Laksamana Zheng He berlabuh di Semarang setelah melakukan pelayaran cukup jauh.
Saat tiba di Semarang, tiba-tiba Wang Jin Hong jatuh sakit dan membutuhkan perawatan dengan segera. Karena harus beristirahat total, Wang Jin Hong terpaksa menetap di Semarang dan tak bisa melanjutkan pelayanan bersama Zheng He.
Wang meninggal pada usia 87 tahun dan dimakamkan tepat di samping gua batu Sam Poo Kong. Wang dikenal dengan usahanya membuat lingkungan sekitar menjadi berkembang pesat.
Perkembangan tersebut ditopang oleh usaha pertanian yang dijalankan Wang bersama masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Kehidupan masyarakat setempat pun menjadi semakin sejahtera.
© shutterstock.com
Kuil Sam Poo Kong juga dikenal dengan julukan Sam Poo Tay Djien. Kuil inilah yang menjadi tempat utama bagi orang-orang yang ingin berdoa ke Sam Poo Kong.
Tempat ini berbeda dengan bangunan lainnya di komplek tersebut. Sebab bangunan yang juga dikenal dengan sebutan Gedung Batu ini memiliki dinding luar ditutupi oleh relief batu yang sangat indah.
Relief batu ini menceritakan semua kisah ekspedisi Laksamana Cheng Ho pada abad ke-15 dan berlangsung selama 30 tahun. Batu yang digunakan dalam relief ini didatangkan langsung dari China dan diukir oleh seniman dari Bali.
Meski Gedung Batu adalah kuil namun tidak hanya umat Kong Hu Cu bisa beribadah di sana. Karena, tersedia area sholat yang nyaman untuk umat Islam.
© shutterstock.com
Makam Kyai Djangkar juga dikenal dengan sebutan lain seperti Makam Jangkar, Kuil Kong Hu Cu serta Rumah Hoo Ping Spirit. Ini merupakan makam yang terletak pada sisi paling kiri.
Tempat itu dipercaya sebagai lokasi tertambatnya jangkar kapak Laksamana Zheng He pada saat pertama kali datang ke Jawa.
Awalnya jangkar tersebut dtemukan di Sungai Kuning. Di sebelah makam, terdapat kuil untuk pendiri doktrin Kong Hu Cu. Di sebelahnya lagi tepatnya pada sisi kanan area, terdapat Hoo Ping Spirit House.
© shutterstock.com
Nyai Cundrik Bumi juga dikenal dengan sebutan ‘The Sacred Dagger’s Sanctuary’. Pada awalnya, Nyai Cundrik Bumi dijadikan sebagai pusat penyimpanan dan perawatan pusaka.
Tetapi, saat ini kamu sudah tidak bisa menjumpai pusaka berharga tersebut. Tempat ini kemudian dijadikan monumen mengenang tujuan masa lalu.
Sebenarnya, gua batu asli tempat Wang Jing Hong beristirahat serta patung Zheng He awalnya berdiri di tempat ini. Karena terjadi tanah longsor, gua batu asli dan patung Zheng He dipindahkan ke tempat aman.
© shutterstock.com
Sama seperti bangunan lainnya, Kyai Nyai Tumpeng juga dikenal dengan sebutan Kuil Koki. Kyai Nyai Tumpeng ini merupakan koki dari Laksamana Cheng Ho yang bernama asli Han Li Bao.
Han Li Bao dibawa Laksamana Zheng He untuk bekerja di kapalnya sebagai koki. Padahal, sebelumnya dia adalah seorang putri China.
Pada awalnya kuil ini tidak ada dan hanya tanah kosong. Hingga kemudian seorang dukun kesurupan dan berteriak “ Tumpeng! Tumpeng.”
Sejak saat itu Yayasan Sam Poo Kong memutuskan menjadikan area itu menjadi kuil Han Li Bao atau Kyai Nyai Tumpeng.
(Sumber: sampookong.co.id)
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang