Foto : Liputan6.com/ Faizal Fanani
Dream- Jumat merupakan hari istimewa bagi umat muslim. Pada hari Jumat seluruh kaum muslim khususnya laki-laki berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat Jumat. Sebelum melaksanakan sholat, terlebih dahulu jamaah mendengarkan dua khutbah jumat.
Khutbah shalat Jumat perlu disimak dengan teliti oleh calon khatib. Khatib merupakan seseorang yang menyampaikan khutbah pada waktu shalat Jumat. Menjadi khatib pada dasarnya adalah perwakilan yang hukumnya fardhu kifayah.
Seorang khatib harus bisa memberi nasihat, peringatan serta ajaran tentang Agama Islam. Oleh karena itu, calon khatib harus benar-benar memahami tata cara khutbah shalat Jumat dengan tepat sebelum naik ke atas mimbar.
Karena menjadi panutan, maka dirinya harus mampu memberikan peringatan atau nasihat dan wasiat kebenaran untuk jamaah-nya. Dengan begitu, jamaah shalat Jumat nantinya dapat menilai segala apa yang diperbuat khatib, baik disadari maupun tidak.
Mendengarkan dua khutbah shalat Jumat dan shalat berjamaah dua rakaat merupakan rukun shalat Jumat. Karena mendengarkan khutbah merupakan salah satu syarat sah shalat Jumat, maka penting bagi calon khatib untuk mengetahui tata cara khutbah shalat Jumat.
Sebelum mengenal secara detail tata cara khutbah shalat Jumat, ada baiknya mengenal terlebih dahulu ketentuan lainnya seperti syarat khutbah shalat Jumat. Khutbah pada shalat Jumat merupakan bagian dari rukun shalat Jumat.
Khutbah Jumat disampaikan oleh seorang khatib. Penyampaian khutbah Jumat terbagi menjadi dua sesi. Syarat-syarat dua khutbah Jumat ada 9. Syarat tersebut antara lain adalah:
Adapun rukun-rukun khutbah Jumat sebagai berikut:
Khutbah shalat Jumat wajib (harus) dimulai dengan bacaan hamdalah yaitu lafadz memuji Allah SWT. Misalnya seperti lafadz Alhamdulillah, atau Ahmadullah, atau innalhamda-lillah.
Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW wajib (harus) dilafadzkan dengan jelas. Paling tidak ada ucapan shalawat seperti shalli ala Muhammad, atau as-shalatu ala Muhammad atau ana mushallai ala Muhammad. Salah satu contoh shalawat nabi, yakni: Allahumma sholli wa sallam alaa muhammadin wa alaa alihii wa ash haabihi wa man tabiahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
Ajakan untuk Taqwa kepada Allah SWT. Sederhananya adalah perintah, ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Mengenai lafadz-nya, khatib bisa memilih secara bebas. Misalnya saja seperti Takutlah kalian kepada Allah SWT.atau marilah kita bertaqwa serta menjadi hamba yang taat kepada Allah Yang Maha Esa.. Atau bisa juga dengan membaca yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
Paling tidak, khatib bisa membaca minimal satu kalimat dari ayat suci Al-Quran saat sedang khutbah.
Setelah memahami syarat, adab, dan rukun khutbah shalat Jumat, selanjutnya akan dilanjutkan dengan tata cara khutbah shalat Jumat. Ada tata cara khutbah shalat Jumat sesuai dengan sunnah yang telah dianjurkan. Tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah tersebut merupakan tata cara khutbah Jumat sesuai anjuran Rasul.
Berikut tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang perlu dipahami dan dipraktikkan:
1. Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan salam. Tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang pertama adalah mengucapkan salam. Setelah berdiri, khatib dianjurkan untuk mengucapkan salam pada jamaah yang ada sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdullah,
“ Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa mengucapkan salam”. HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah.
2. Duduk menanti azan selesai sambil menirukan azan. Setelah mengucap salam, maka suara azan akan dikumandagkan. Khatib dianjurkan untuk duduk mendengarkan dan menirukan hingga azan selesai.
3. Kemudian berdiri untuk berkhutbah. Sebelum memulai berkhutbah hendaknya membuka khutbah sesuai dengan rukun khutbah, yaitu dengan membaca alhamdulilah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma ba’d.
4. Khatib berkhutbah dengan berdiri, menghadapkan wajah kepada jamaah. Saat berkhutbah, khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya pada para jamaah. Namun, jika khatib tidak dapat berdiri maka khutbah dapat dilakukan dengan posisi duduk.
5. Duduk di antara dua khutbah. Saat telah menyampaikan khutbah pertama hendaknya khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan khutbah kedua.
6. Khutbah Jumat hendaknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya tidak boleh lebih lama dari durasi shalat Jumat.
7. Hendaknya khatib fasih dan keras suaranya. Dalam berkhutbah, khatib hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas. Hal ini agar jamaah yang mendengarkan paham akan kata-kata yang diucapkan.
8. Khutbah hendaknya disudahi dengan permohonan ampunan kepada Allah SWT. Saat mencapai akhir khutbah, hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun pada Allah SWT. Kalimat permohonan ampun ini dapat disampaikan pada khutbah kedua.