Ilustrasi Dokter Dyah Nugrahani, Pemilik Klinik Yezio Medika, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta (Foto: Instagram/@dyahnugrahani.dn)
Dream – Semangat dokter Dyah Nugrahani mengobati masyarakat tak pernah luntur meskipun dihadang pandemi virus corona. Dokter yang membuka praktek klinik di wilayah Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta ini tetap melayani pasiennya dengan telaten meski harus naik-turun gunung.
Dengan mengendarai mobil pribadinya, Dr Dyah lihai memainkan porsneling mobil sehingga bisa menempuh jalur pegunungan yang lumayan curam. Jalan ini harus dilalui demi menangani pasien serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang disiplin protokol kesehatan selama pandemi.
Dokter Dyah merupakan dokter gigi yang juga melayani para pasien umum. Ia telah membuka sebuah tempat pelayanan kesehatan bernama Klinik Yezio Medika di rumahnya. Selain itu, ia juga mengabdikan dirinya di puskesmas Prambanan sejak 1993 hingga sekarang.
“ Saya pernah bekerja di puskesmas sejak tahun 1993 sampai sekarang. Terus pernah juga bekerja di rumah sakit tahun 2010 sampai 2014. Kalau buka praktek, saya sejak 1993 sampai sekarang,” ucap dokter yang kerap disapa Bu Dy saat Dream temui pada Senin, 9 November 2020 lalu.
Untuk mencegah penularan Covid-19, dokter Dyah selalu menerapkan protokol sesuai dengan anjuran dari pemerintah di saat menangani para pasiennya.
Mula-mula, ia melakukan screening terhadap para calon pasien. Dimulai dari pengecekan suhu tubuh, kewajiban memakai masker hingga mencuci tangan sebelum masuk diperiksa di klinik. Sebelumnya, pasien juga akan ditanya tentang keluhan penyakit yang mungkin ada kaitannya dengan gejala infeksi Covid-19.
“ Apakah dia batuk, pilek, demam, dari luar kota, naik kendaraan umum, ketemu dengan orang dari luar kota dalam waktu dekat ini. Kalau (mereka) mengalami demam, batuk, pilek dan ketemu orang luar kota, kita tidak menerimanya (demi keamanan di klinik),” kata dokter yang juga tergabung dalam Forum Dokter Gigi Sleman (FORDGIS) tersebut.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai dokter di klinik sekaligus puskesmas, Dr Dyah mengaku mengalami beberapa kendala sejak merebaknya virus corona penyebab Covid-19.
Instagram/@dyahnugrahani.dn
Melonjaknya harga masker dan sarung tangan medis, serta peralatan lainnya selama awal pandemi menjadi rintangan tersendiri. Sebab ia harus menyesuaikan kondisi keuangan masyarakat yang datang ke kliniknya.
Meskipun peralatan pencegahan virus corona harganya melangit, namun dia tidak tega jika harus memungut tarif pelayanan yang lebih mahal.
“ Kalau kendalanya kita harus pakai APD yang lebih lengkap, sedangkan APD sekarang harganya meningkat, masker harganya juga meningkat. Apalagi sarung tangan medis ya, harganya luar biasa. Dan masker yang khusus untuk tindakan itu juga mahal. Padahal kalo kita mau menarik pasien biaya dengan ditambahkan APD tuh rasanya tidak tega gitu,” ungkapnya.
Selain mengurusi klinik dan bertugas di puskesmas, Dokter Dyah juga rajin melakukan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat. Posyandu rutin ia kunjungi, rapat desa dengan ibu-ibu PKK, dan penyuluhan terhadap kelompok ibu hamil di desa-desa.
Instagram/@dyahnugrahani.dn
Sejak pandemi merebak, dokter Dyah juga memanfaatkan fitur online dengan cara membuka penyuluhan kesehatan melalui grup WhatsApp. Selain itu ia juga membuka konsultasi via online.
“ Kita melakukan penyuluhan di masyarakat, misalnya di posyandu, rapat-rapat desa, ibu PKK, kelompok ibu hamil, kita memberikan penyuluhan langsung. Terus kita juga punya grup di WhatsApp gitu, jadi kita juga ngasih penyuluhan lewat grup itu. Dan kita juga membuka konsultasi via online,” katanya.
Baginya kendala jarak bukanlah suatu masalah. Menempuh jalur terjal pegunungan bukan hambatan baginya untuk terus melakukan penyuluhan dan kampanye hidup sehat.
Dulu ia harus bergantung pada mobil ambulan untuk mengantarnya ke desa-desa. Namun sekarang ia sudah tak khawatir lagi, karena ia sudah lihai memainkan porsneling mobil untuk melewati kelak-kelok jalan di wilayah pegunungan.
“ Kalau naik motor memang gak berani, malah lebih takut. Jadi ya harus pakai mobil. Tapi sekarang sudah pinter naik gunung, nyopir sendiri, jadi gak ada kendala,” jelasnya sambil bercanda.
Rasa lelah selama menangani pasien terbayar sudah ketika melihat masyarakat memberikan respon positif terhadap edukasi yang diberikan.
“ Mereka sangat senang sekali kalau kita ngasih penyuluhan. Mereka akan datang lebih awal dari undangan yang ditentukan. Seneng banget! Mereka dapat ilmu baru, jadi tanggapan masyarakat itu sangat positif,” tambahnya.
Selain menjalani profesi sebagai dokter, ibu tiga anak itu juga mengaku memiliki hobi menjahit yang masih ia lakukan hingga sekarang. Bahkan dengan hobinya tersebut, ia membuka usaha di luar bidang medis.
Instagram/@dyahnugrahani.dn
“ Saya hobinya menjahit dari kecil. Sehingga selain praktek, saya membuat sprei, membuat sarung bantal, ataupun jahitan-jahitan lain. Bahkan itu (menjahit) sudah saya lakukan sejak saya belum menjadi dokter,” ungkapnya.
Di penghujung wawancara bersama tim liputan Dream.co.id, ia berpesan kepada seluruh masyarakat untuk selalu menerapkan disiplin protokol kesehatan yang ia singkat menjadi ‘Cita Mas Jajar’ yang merupakan singkatan dari Cuci Tangan, Pakai Masker, dan Jaga Jarak.
“ Pesan saya kepada masyarakat, kita harus wajib melakukan protokol kesehatan Cita Mas Jajar, cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak,” pungkasnya.
Selain itu ia juga berharap agar masyarakat selalu menjaga kondisi kesehatannya dengan makan makanan bergizi, olahraga teratur, tidur cukup, minum air putih yang banyak dan menjalankan pola hidup sehat.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media