(Foto: Adilla Bt Kamaruzzam)
Dream - Foto seorang perempuan bertoga di kuburan membuat penasaran warganet. Kisahnya pun menjadi viral setelah perempuan dalam foto itu, Adilla Bt Kamaruzzaman, menceritakan latar belakang pengambilan gambar tersebut.
Wanita 21 tahun ini mengungkapkan, makam dalam foto itu adalah milik orangtuanya. " Hello everyone Assalamualaikum. alright, itu memang kedua ibu bapa kandung saya. Mama dan Ayah saya. They passed away few years ago," tulis Dilla di akun Twitter @shewasokay.
Tak hanya melalui Twitter, Dilla juga menceritakan kisahnya melalui Facebook. Dia bercerita tentang perjalanan hidunya setelah menjadi yatim piatu. Dilla mengaku kehilangan ibunya saat berusia 4 tahun. Sang ibu wafat karena kecelakaan pada 27 Agustus 2000.
Pada malam itu, ia bersama ibu dan ayahnya menikmati pasar malam. Namun malang, saat dalam perjalanan pulang ada sebuah mobil yang menabrak motor mereka hingga ibunya terlempar ke tengah jalan.
" Darah mengalir di sepanjang jalan. Ya Allah aku percaya pada janjimu. Tidak ada saksi pada waktu itu. Saya menangis Mama meninggal tepat di tempat ia terlepas dari bawah truk. Dan lepastu saya tidak ingat apa jadinya," tulis Dilla.
Setelah kejadian itu, Dilla melanjutkan hidup bersama ayah dan kakak tirinya yang dipanggil sebagai Kaklong. Kakak tersebut merupakan anak pertama almarhum ibunya, dari suami pertama.
" Lepastu, saya naik dengan Kaklong dan kadang pulang ke rumah ayah. Ayah hidup seperti biasa setelah mama meninggal. Ayah dulu adalah tentara teritorial. Lepastu Dad adalah seorang nelayan. Terkadang ayah bergabung dengan teman dekat sirkuit f1 untuk kedua anak kami," imbuhnya.
Namun, kejadian menyedihkan kembali menimpa Dilla. Sang ayah yang menderita diabetes, hipertensi, dan jantung, harus menghadap Yang Maha Kuasa. Ayahnya terjatuh di kamar mandi dan mengalami strok sebelum berpulang pada 22 Juni 2006.
Setelah ditinggal kedua orangtuanya, akhirnya Dilla diantar oleh pamannya ke rumah yatim piatu di Ampangan, Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia. Saudaranya itu berjanji akan menjemput Dilla saat dia sudah berusia 12 tahun.
Tapi sekian tahun menunggu, sang paman tak pernah datang. Hingga dia terbiasa tak pulang kampung lagi dan sampai-sampai memanggil pemilik panti asuhan dengan sebutan mama dan papa.
" Pertubuhan Anak Yatim Darul Aminan menjadi rumah baru untuk saya tinggal. Pakcik saya janji untuk ambil saya balik bila saya cecah umur 12 tahun. Saya tunggu. Tapi, saya jadi penunggu. Tahun pertama, kedua dan...," lanjutnya.
Para saudara pun tak penah ada yang menjenguknya, kecuali Dilla yang memintanya. Bahkan, Dilla mengaku pernah tertidur di luar rumah kakak tirinya, saat keluarga itu sedang keluar.
Dilla juga mengaku mendapat perlakuan buruk dari teman-temannya. Mereka sering mengejek Dilla dan menganggapnya gila karena sering menunggu ayahnya yang telah tiada untuk menjemputnya di sekolah.
" Saya ada parut didagu waktu saya sekolah rendah, teman kawan ejek saya. kata saya miskin, busuk waktu tu, ayah pun dah tak ada," cerita Dilla di Twitter.
Banyak pula yang menganggapnya sedang berhalusinasi mengenai kematian ibunya. Tapi Dilla bersikukuh dia mengingat betul kejadian yang merenggut nyawa ibunya, meskipun pada saat itu ia masih berusia 4 tahun.
" Mungkin kanak kanak sebaya saya juga takkan mampu menipu kan? tapi sayang polis tak terima keterangan saya. mereka kata saya berhalusinasi," tulisnya.
Namun, tekad Dilla begitu kuat untuk bangkit dari keterpurukan. Meskipun tak memiliki orangtua lagi, dia berhasil menyelesaikan kuliahnya. Sejak usia 11 tahun, Dilla rajin menabung uang yang diberikan para donatur untuk anak-anak yang tinggal di panti tempatnya tinggal.
" Pelajaran saya. bagaimana saya bisa belajar diploma setelah Mama Ayah meninggal? 1. tabungan saya Simpanan saya di panti asuhan selama 7tahun, jadi bekal."
" Tapi, simpanan saya pun tak cukup. hanya bertahan sampai saya semester 3. sebab? barang art bukan murah serba serbi saya beli sendiri. Termasuk barangan mandian, belanja harian. ada masa saya akan keluar dengan kawan, beli barang dekat luar. juga duit simpanan saya."
" Mulai semester 4,5 duit belanja saya hanya dari baki duit PT. bulan pertama dan kedua saya oke masuk bulan ketiga, saya 'puasa'. Adakala, saya tak makan nasi hampir minggu. kadang2 lupa kalo makan nasi terakhir. tapi teman2 saya ada, diorang belanja. alhamdulillah."
Kini, setelah dia berhasil lulus dari Universiti Teknologi Mara (UiTM) jurusan seni reka banyak orang yang datang mendekat padanya. Namun, Dilla sepertinya masih mengingat perlakuan buruk mereka kepada saat kecil.
" Dulu waktu saya reply status diorang, mesej diorang, takda pun nak reply. Betapa hinanya manusia kan? Kita juga diburukkan."
" Ada yang baru nak mengaku saudara. Tapi maaf, saya bukan Adilla yang dulu. yang lemah dulu saya dibuang tak apalah ujian Allah selalu ada," pungkas Dilla. (eko)
Advertisement
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta